Senin, 22 Agustus 2011

BEDAH BUKU

KBRI BERN GELAR BEDAH BUKU KARYA FRANZ DAHLER

London, 23/8 (ANTARA) - Buku berjudul "Indozeller, ein Leben in Zwei Welten," yang menceritakan pengalaman Franz Dahler hidup di Indonesia sebagai seorang misionaris dan pengajar diluncurkan di Bern baru-baru ini.

KBRI Bern dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA London, Selasa, menyebutkan Indonesia telah lama ada di benak Dahler muda.

"Ich bin ein Javaner," -- sebait kalimat yang diucapkan pengarang Dahler pada acara pameran dan bedah buku yang diselenggarakan di KBRI Bern.

Dengan bangganya ia bahkan menyatakan ia adalah seorang Jawa "Ich bin ein Javaner," dan kemahirannya berbahasa Jawa lebih dulu dibandingkan rekan seprofesinya, Franz Magnis Suseno.

Pameran dan Bedah buku itu bekerja sama dengan PPI Swiss bertajuk "Books are Good Friends" menghadirkan tiga pembicara yaitu Reto Meili (Auf dem Landweg nach Asien), Franz Dahler (Indozeller) dan Sigit Susanto (menyusuri Lorong Dunia).

Selain Indozeller, Dahler juga menulis lima buku lainnya di antaranya mengenai teori evolusi dan seksualitas dalam agama.
Indozeller adalah buku mengenai pengalaman Dahler dan kehidupannya di Indonesia sebagai seorang misionaris dan pengajar.

Sementara itu Reto Melli, dalam bukunya "Auf Dem Landweg nach Asien," menggambarkan perjalanannya selama tujuh bulan ke seluruh negara Asia Selatan hingga Asia Tenggara, menyaksikan ragam budaya di Asia yang kaya dan terkadang sama sekali berbeda.

Pada saat ini Reto sedang menyelesaikan sebuah buku mengenai pengalamannya selama berada di Papua.

Sigit Susanto, seorang penulis Indonesia yang bermukim di Swiss menyebutkan ia ingin memboyong seluruh lorong kota atau negara yang "sedang aku kunjungi untuk dibawa pulang ke negeri sendiri".

"Jangan ada satu jejakku yang lepas dari catatan, ketika aku berada di kota atau negeri asing itu," ujarnya.

Buku Sigit Susanto, "Menyusuri Lorong Dunia," bercerita mengenai petualangannya mengunjungi 27 negara bersama sang istri.

Di Indonesia, Sigit Susanto membentuk klub membaca di Lebak dan Pekalongan.

Membaca, katanya, bukanlah proses secara instan, membaca adalah lebih pada mengerti dan memahami keindahan sebuah tulisan.

Kegiatan Pameran dan Bedah Buku, diisi juga dengan perlombaan membuat Puisi, pembacaan puisi, pameran puisi, tari Jaipongan dan penampilan musik. Acara ini juga disiarkan secara langsung oleh radio PPI Dunia.***6***
(Tz.ZG/C/M016)

(T.H-ZG/C/M016/M016) 23-08-2011 06:11:29


Tidak ada komentar: