RI-POLANDIA TINGKATKAN KERJA SAMA KELAUTAN DAN PERIKANAN
Oleh Zeynita G
London, 3/9 (Antara) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan kunjungan ke Polandia guna menindaklanjuti berbagai kesepakatan termasuk Nota Kesepahaman Kerja Sama Perikanan yang ditandatangani kedua negara pada tahun 2013.
"Selama di Polandia, Menteri Susi Pudjiastuti mengadakan pertemuan dengan berbagai pejabat tinggi terkait antara lain Deputi Perdana Menteri/Menteri Ekonomi Polandia, Janusz Piechocinski, serta Secretary of State Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz Plocke di Warsawa," kata Konsul KBRI Warsawa, Roos Diana Iskandar kepada Antara London, Kamis.
Duta Besar RI untuk Polandia, Peter F Gontha mengatakan Polandia merupakan negara Uni Eropa dengan sejumlah potensi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia termasuk sektor maritim.
"Pemerintah memberikan perhatian yang besar dalam kemaritiman untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia," ujar Dubes Peter F Gontha.
Menteri Susi Pudjiastuti saat bertemu Deputi Perdana Menteri Polandia, yang merangkap Menteri Ekonomi, Janusz Piechocinski, melakukan re-organisasi dan fokus pada kebijakan pengamanan kekayaan laut dan pengelolaan secara maksimal potensi kemaritiman Indonesia.
Ia mengatakan salah satu kebijakan prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan RI adalah pemberantasan ilegal fishing, "unreported and unregulated (IUU) fishing" yang merugikan negara sebesar 20 miliar dolar AS per tahun.
Menurut Menteri Susi, IUU fishing identik dengan kejahatan lainnya seperti penyelundupan bahan bakar, perbudakan di kapal dan penyelundupan manusia. Keberhasilan Indonesia dalam memerangi IUU fishing memberikan dampak positif dengan berkurangnya 36 persen subsidi dan konsumsi BBM nasional.
"Pemerintah mengalokasikan dua miliar dolar AS untuk pengembangan kebijakan kemaritiman nasional," ujarnya.
Sementara itu Wakil PM Polandia menyampaikan Pemerintah Polandia memberikan perhatian khusus kepada kawasan Asia Pasifik. Untuk lebih meningkatkan hubungan perdagangan, sejak 1 Agustus 2015 telah dibuka jalur kontainer langsung dari Pelabuhan Gdansk ke pelabuhan di kawasan Asia Pasifik.
"Letak strategis Polandia di jantung Eropa, dengan dukungan infrastruktur jalan raya dan pelabuhan (Gdansk dan Gdynia) dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai gateway and hub ke kawasan Eropa," ujar Wakil PM Piechocinski.
Polandia merupakan negara kedua terbesar di Eropa dalam industri galangan kapal, terbesar keenam di Eropa dalam industri otomotif dan suku cadang dan peringkat keempat dalam industri meubel.
Pengalaman dan kemampuan teknologi yang baik yang dimiliki Polandia dalam industri galangan kapal dapat dimanfaatkan Indonesia untuk menjalin kerja sama investasi galangan kapal, "joint shipbuilding programme" terutama untuk "mother processing vessel" dan teknologi penyimpanan kondisi dingin.
Menteri Kelautan dan Perikanan mengajak Polandia untuk berinvestasi dan menjalin kerja sama joint venture dengan PT PAL dan sektor swasta Indonesia. Hal itu disampaikan saat bertemu dengan Secretary of State Kementerian Pertanian dan Pembangunan Pedesaaan, Kazimierz Plocke.
Peningkatan kapasitas dan pembangunan sumber daya manusia bidang kemaritiman menjadi perhatian Indonesia, begitu pula Polandia. Dalam kaitan ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia akan memberikan 100 bea siswa per tahun bagi mahasiswa Indonesia untuk belajar mengenai kemaritiman di luar negeri.
Polandia memiliki Institut Maritim Gdansk dan Universitas Maritim Gdynia yang dapat menerima mahasiswa dari Indonesia.
Menteri Susi menyampaikan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan mulai berlangsung pada 1 Januari 2016 merupakan peluang bagi Polandia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara ASEAN termasuk Indonesia
Menteri Susi juga menyempatkan untuk melihat secara langsung dua perusahaan galangan kapal Nauta Shipyard dan Remontowa Shipyard yang berada di utara Polandia, Gdansk dan Gdynia.
"Indonesia mengalokasikan dana sebesar 650 juta dolar AS untuk investasi galangan kapal, pembelian dan perakitan kapal baru dan 'cold storage fish processing'," ujarnya. (ZG)***1***
(T.H-ZG/B/A. Salim/A. Salim) 03-09-2015 04:53:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar