PENGUSAHA BELANDA DIUNDANG BERBISNIS DI INDONESIA
London, 10/10 (Antara) - KBRI Den Haag membuka peluang bagi para pebisnis dari Belanda untuk melakukan usaha di Indonesia, untuk itu KBRI Den Haag bekerjasama dengan Yayasan Hibiscus, menyelenggarakan makan malam dengan pengusaha Belanda.
Tawaran usaha tersebut disampaikan Kuasa Usada Ad Interim KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, pada saat penyelenggaraan acara "Indonesia Netwerkdiner 2015" di kota Best, Kamis malam.
Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Azis Nurwahyudi kepada Antara, Sabtu menyebutkan acara secara resmi dibuka bersama Ibnu Wahyutomo, KUAI KBRI Den Haag, dan Peet van de Loo, Wakil Walikota Best.
Pada kesempatan tersebut Van de Loo juga mengungkapkan dukungannya atas kerjasama antara Indonesia dengan kota tersebut. Selain itu van de Loo juga mendorong para pengusaha Belanda yang hadir untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di Indonesia.
Makan malam dengan para pengusaha ini diramu dengan paparan yang menarik. Mengingat tema pertemuan tahun ini "Solar Energy and Water Management", pada kesempatan tersebut ditampilkan empat pembicara.
Rio Praaning, sebagai pembicara pertama memaparkan situasi perkembangan ekonomi Indonesia. paparannya berjudul "In the Middle of Growth: Indonesia's Road to World's No.4". Secara singkat Rio memaparkan berbagai hal terkait keamanan dan ketahanan pangan, kebersihan dan kesehatan air, akses pasar, dan konektivitas di Indonesia.
Sementara itu Draja Kagic Kok dari Leaf Wageningen, konsultan lingkungan yang berbasis di kota Wageningen Belanda, menyampaikan pemaparan tentang manajemen air yang dikelola di sekolah dengan pendekatan WASH (Water, Sanitation and Hygiene) mengambil pengalaman proyek mereka di sekolah-sekolah di Propinsi Mpumalanga, Afrika Selatan.
Pembicara ketiga Dick Aantjes yang memaparkan tentang proyek penggunaan energi matahari yang dilakukan di Malawi, Afrika. Sedangkan pembicara terakhir Erik van Happen, pemilik perusahaan produksi panel surya yang memaparkan keuntungan penggunaan panel surya sebagai alat yang efektif dan efisien.
Dalam sambutannya Ibnu menyampaikan "salah satu tugas dari para diplomat untuk memfasilitasi para pengusaha yang akan melakukan bisnis di Indonesia. Ibnu juga menginformasikan bahwa, seperti yang telah disampaikan Presiden Jokowi, Indonesia akan membangun 9 bandara, 5 pelabuhan, 43 dam, dan 3 juta hektar lahan pertanian. Ini merupakan kesempatan bagi para pengusaha Belanda untuk berpartisipasi."
Ibnu juga menjelaskan bahwa seusai dilakukan pertemuan bisnis ini, beberapa pengusaha langsung menghubunginya untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut terkait peluang bisnis di Indonesia tersebut.
Makan malam dihadiri oleh 40 pengusaha pada tataran CEO dan direktur dari berbagai perusahaan yang bergerak di bidang energi, infrastuktur, tata kelola air, keuangan dan lainnya.
Menu khas Indonesia disajikan "Indonesia Satu", yakni kumpulan chef profesional di Belanda, dan bekerjasama dengan Yayasan Bunga Sepatu (Stichting Hibiscus) yang diketuai Ine Waworuntu.
Yayasan ini aktif mempromosikan hubungan Indonesia dan Belanda dalam berbagai bidang seperti seni budaya, pertukaran pelajar, dan bantuan sarana pendidikan untuk berbagai kelompok kurang mampu di Indonesia. (ZG) ***3***
(T.H-ZG/B/B. Situmorang/B. Situmorang) 10-10-2015 15:39:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar