Hari Batik Nasional di Lapangan Merah, Moskow
News ID: 511820
London (ANTARA) -
Semarak Hari Batik Nasional tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di Moskow, Staf KBRI Moskow dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Moskow turut berpakaian batik di Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober.
Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Kamis mengatakan untuk menyemarakan Hari Batik Nasional, staf KBRI Moskow, termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengunjungi Lapangan Merah untuk berjalan berkeliling sejenak dan berfoto-foto. Aksi ini juga sebagai bagian upaya memperkenalkan batik kepada masyarakat setempat.
Aksi yang dilakukan staf KBRI Moskow dengan mengenakan batik bermacam corak dan warna bagaikan sedang “peragaan busana batik” dan menjadi perhatian, tidak hanya warga Rusia, tetapi wisatawan asing lainnya di sekitar Lapangan Merah. Di antara pengunjung turut mengabadikan aksi dengan telepon pintarnya dan bahkan berfoto bersama.
Suhu udara yang agak dingin sekitar 12 derajat Celsius menjelang musim dingin tidak menyurutkan niat dan semangat staf KBRI Moskow berbusana batik di Hari Batik Nasional. Sementara itu, pengunjung Lapangan Merah tampak mengenakan jaket atau pakaian hangat lainnya.
Dubes Wahid mengatakan batik Indonesia ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi pada sidang UNESCO sepuluh tahun yang lalu di Abu Dhabi. Kebetulan pada saat itu Dubes Wahid menjabat sebagai Dubes RI untuk United Arab Emirates (UAE) dan menyampaikan pidatonya.
Dubes Wahid mengajak masyarakat Indonesia termasuk yang tinggal di Moskow perlu menjaga dan melestarikan batik. Selain itu, batik juga perlu dipomosikan ke dunia internasional, tidak terkecuali di Rusia.
Menurut Dubes Wahid, batik semakin dikenal di Rusia terlebih setelah empat kali penyelenggaraan Festival Indonesia di Moskow dan batik menjadi tema sentral setiap segmen fashion pada festival tersebut.
Dubes menggandeng salah satu designer terkenal Indonesia, Ferry Sunarto, untuk selalu menampilkan motif batik yang dapat dipadu dengan motif kain tradisioal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, sejumlah UKM Indonesia juga memamerkan produk-produk batik.
Dua tahun lalu sekolah kejuruan "Batik College" di Moskow yang khusus mempelajari batik dan bahkan ada beberapa sekolah desain di Moskow yang memperkenalkan beragam motif batik kepada anak-anak usia muda. Salah satu sekolah desain tersebut bahkan sempat berkolaborasi dengan KBRI Moskow dalam pelaksanaan acara fashion show batik hasil karya siswanya dengan diiringi alunan gamelan langsung oleh sanggar kesenian "Gamelan Dadali", binaan KBRI Moskow.
Semarak Hari Batik Nasional tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di Moskow, Staf KBRI Moskow dan siswa-siswi Sekolah Indonesia Moskow turut berpakaian batik di Hari Batik Nasional pada tanggal 2 Oktober.
Sekretaris Pertama Fungsi Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Kamis mengatakan untuk menyemarakan Hari Batik Nasional, staf KBRI Moskow, termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi, mengunjungi Lapangan Merah untuk berjalan berkeliling sejenak dan berfoto-foto. Aksi ini juga sebagai bagian upaya memperkenalkan batik kepada masyarakat setempat.
Aksi yang dilakukan staf KBRI Moskow dengan mengenakan batik bermacam corak dan warna bagaikan sedang “peragaan busana batik” dan menjadi perhatian, tidak hanya warga Rusia, tetapi wisatawan asing lainnya di sekitar Lapangan Merah. Di antara pengunjung turut mengabadikan aksi dengan telepon pintarnya dan bahkan berfoto bersama.
Suhu udara yang agak dingin sekitar 12 derajat Celsius menjelang musim dingin tidak menyurutkan niat dan semangat staf KBRI Moskow berbusana batik di Hari Batik Nasional. Sementara itu, pengunjung Lapangan Merah tampak mengenakan jaket atau pakaian hangat lainnya.
Dubes Wahid mengatakan batik Indonesia ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-Bendawi pada sidang UNESCO sepuluh tahun yang lalu di Abu Dhabi. Kebetulan pada saat itu Dubes Wahid menjabat sebagai Dubes RI untuk United Arab Emirates (UAE) dan menyampaikan pidatonya.
Dubes Wahid mengajak masyarakat Indonesia termasuk yang tinggal di Moskow perlu menjaga dan melestarikan batik. Selain itu, batik juga perlu dipomosikan ke dunia internasional, tidak terkecuali di Rusia.
Menurut Dubes Wahid, batik semakin dikenal di Rusia terlebih setelah empat kali penyelenggaraan Festival Indonesia di Moskow dan batik menjadi tema sentral setiap segmen fashion pada festival tersebut.
Dubes menggandeng salah satu designer terkenal Indonesia, Ferry Sunarto, untuk selalu menampilkan motif batik yang dapat dipadu dengan motif kain tradisioal dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, sejumlah UKM Indonesia juga memamerkan produk-produk batik.
Dua tahun lalu sekolah kejuruan "Batik College" di Moskow yang khusus mempelajari batik dan bahkan ada beberapa sekolah desain di Moskow yang memperkenalkan beragam motif batik kepada anak-anak usia muda. Salah satu sekolah desain tersebut bahkan sempat berkolaborasi dengan KBRI Moskow dalam pelaksanaan acara fashion show batik hasil karya siswanya dengan diiringi alunan gamelan langsung oleh sanggar kesenian "Gamelan Dadali", binaan KBRI Moskow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar