Pameran Lukisan Wayang di Museu do Oriente Portugal
News ID: 530004
London (ANTARA) - Pelukis wanita Indonesia, Sasya Tranggono mengelar pameran tunggal yang bertema From Indonesia with Love” yang diadakan di Museu do Oriente, Lisabon, Portugal (10/10) berlangsung hingga 17 November mendatang.
Pensosbud KBRI Lisabon, Andre Nurvily kepada Antara London, Sabtu menyebutkan pameran yang difasilitasi KBRI Lisabon, menampilkan 15 karya lukisan bertemakan wayang, batik, dan kupu-kupu. Pameran juga menyertakan tiga instalasi wayang golek berukuran manusia.
Dalam pameran ini, Sasya Tranggono secara mempersembahkan dua buah lukisan yang berjudul The Last Supper (Perjamuan Terakhir). Yang membedakan lukisan ini dengan lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci adalah penggunaan tokoh wayang sebagai objek lukisan.
Sasya Tranggono, yang mengenal dunia seni rupa di Vrije Academie Rotterdam Belanda, menjadikan wayang dan batik sebagai sumber inspirasi utama karyanya. Melalui karya lukis, Sasya ingin memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia.
Pameran ini menampilkan hasil karya mengenai perjalanan hidup Sasya Tranggono sebagai seorang wanita, khususnya ketika masih anak dan ketika menjadi seorang ibu. Sasya Tranggono juga bercerita tentang arti penting dalam sebuah proses, yang tergambar pada lukisan kupu-kupu.
Direktur Museu do Oriente, João Amorim mengatakan pameran yang digelar untuk pertama pelukis Indonesia mengadakan pameran tunggal di Portugal.Menurutnya, tema wayang dan batik merupakan hal yang menarik bagi publik Portugal.
Museu do Oriente adalah museum terbesar menampilkan budaya Asia di Portugal. Khusus Indonesia, Museu do Oriente memiliki beberapa koleksi wayang, topeng Bali, dan beberapa kain tradisional Indonesia yang mengisi ruang pameran di Museu do Oriente.
Pameran lukisan dibuka Dubes RI Lisabon, Ibnu Wahyutomo, dengan pertunjukan tari Rama Sinta, tari kreasi yang memadukan unsur budaya Jawa dan Bali yang dikemas dinamis melalui pengembangan gerak tradisi.(ZG)
Pensosbud KBRI Lisabon, Andre Nurvily kepada Antara London, Sabtu menyebutkan pameran yang difasilitasi KBRI Lisabon, menampilkan 15 karya lukisan bertemakan wayang, batik, dan kupu-kupu. Pameran juga menyertakan tiga instalasi wayang golek berukuran manusia.
Dalam pameran ini, Sasya Tranggono secara mempersembahkan dua buah lukisan yang berjudul The Last Supper (Perjamuan Terakhir). Yang membedakan lukisan ini dengan lukisan The Last Supper karya Leonardo da Vinci adalah penggunaan tokoh wayang sebagai objek lukisan.
Sasya Tranggono, yang mengenal dunia seni rupa di Vrije Academie Rotterdam Belanda, menjadikan wayang dan batik sebagai sumber inspirasi utama karyanya. Melalui karya lukis, Sasya ingin memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada dunia.
Pameran ini menampilkan hasil karya mengenai perjalanan hidup Sasya Tranggono sebagai seorang wanita, khususnya ketika masih anak dan ketika menjadi seorang ibu. Sasya Tranggono juga bercerita tentang arti penting dalam sebuah proses, yang tergambar pada lukisan kupu-kupu.
Direktur Museu do Oriente, João Amorim mengatakan pameran yang digelar untuk pertama pelukis Indonesia mengadakan pameran tunggal di Portugal.Menurutnya, tema wayang dan batik merupakan hal yang menarik bagi publik Portugal.
Museu do Oriente adalah museum terbesar menampilkan budaya Asia di Portugal. Khusus Indonesia, Museu do Oriente memiliki beberapa koleksi wayang, topeng Bali, dan beberapa kain tradisional Indonesia yang mengisi ruang pameran di Museu do Oriente.
Pameran lukisan dibuka Dubes RI Lisabon, Ibnu Wahyutomo, dengan pertunjukan tari Rama Sinta, tari kreasi yang memadukan unsur budaya Jawa dan Bali yang dikemas dinamis melalui pengembangan gerak tradisi.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar