Sabtu, 20 November 2010

WNI DI O I

RI DORONG KETERLIBATAN WNI DI ORGANISASI INTERNASIONAL

London, 20/11 (ANTARA) - Dubes/Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional Lainnya di Jenewa, Dian Triansyah Djani, mengatakan Pemerintah Indonesia mendorong peningkatan keterlibatan warga Indonesia dan peran pentingnya di berbagai organisasi internasional.

Hal itu disampaikan Dubes pada diskusi "Peningkatan Kiprah Indonesia di Organisasi Internasional melalui Pemanfaaatan Peluang Kerja Warga Negara Indonesia (WNI) pada Organisasi Internasional " yang diadakan di Kantor PTRI Jenewa, kata Sekretaris Pertama PTRI Jenewa, Muhsin Syihab, kepada Antara London, Sabtu.

Menurut Dubes Dian Triansyah, sebagai negara besar yang memiliki banyak sumber daya manusia dengan standar kualifikasi internasional, Pemerintah Indonesia patut mendorong peningkatan keterlibatan warga Indonesia dan peran pentingnya di berbagai organisasi internasional.

Dikatakannya, PTRI Jenewa merasa terpanggil untuk mensinergikan semua potensi anak bangsa yang saat ini bekerja pada organisasi internasional yang berada di Jenewa untuk merumuskan saran kebijakan bagi Pemerintah RI mengenai strategi peningkatan keterlibatan Indonesia pada organisasi internasional.

"Keterwakilan WNI yang bekerja di berbagai organisasi internasional di seluruh dunia masih sangat rendah," kata dia.

Padahal upaya peningkatan jumlah WNI di lembaga organisasi internasional merupakan kepentingan strategis untuk membangun "Indonesia Network" di masa mendatang.

Saat ini di Jenewa tercatat hanya 34 WNI yang bekerja di berbagai organisasi internasional pada berbagai tingkatan, kata Dubes Djani.

Dalam diskusi tersebut hadir warga Indonesia yang bekerja pada berbagai organisasi internasional di Jenewa sebagai narasumber seperti Rasyidah Lubna Abdoerrachman dan Arhleen Mical Lolong di WHO, Bajoe Wibowo (WIPO), Cessy Karina (ITU), Dadan Wardhana (UNEP), dan Markie Muryawan (UNCTAD), dan diikuti secara aktif oleh seluruh pejabat dan staf PTRI Jenewa.

Para narasumber menyampaikan bahwa masih banyak peluang bagi warga Indonesia untuk menduduki berbagai posisi dan lowongan pekerjaan yang tersedia di berbagai organisasi internasional di mana Indonesia menjadi anggota.

Selain itu, organisasi internasional pada umumnya juga menyediakan program magang ("internship"), relawan ("volunteer") serta pengumandahan ("secondment") yang dapat dimanfaatkan untuk belajar dan menambah pengalaman kerja.

Isu lain yang dibahas dalam diskusi adalah isu-isu aktual yang mengemuka di masing-masing organisasi internasional dimana Indonesia dapat berperan aktif, seperti peluang bantuan teknis apa saja yang dapat diraih, serta "best practices" apa saja yang harus dilakukan untuk memperoleh bantuan tersebut.

Dalam kaitan tersebut, para narasumber mengutarakan pentingnya koordinasi antara instansi pemerintah terkait di Indonesia agar dapat memperoleh berbagai tawaran bantuan teknis secara lebih terarah dan sistematis.

Diskusi yang mengambil format "brainstorming" dari seluruh pembicara dan peserta ini, membuahkan rekomendasi kebijakan bagi Pemerintah untuk meningkatkan kiprah Indonesia melalui pemanfaatan peluang bekerja warga Indonesia di organisasi internasional.

Salah satu rekomendasi konkrit adalah bagi PTRI Jenewa untuk mengumpulkan informasi tentang peluang bekerja dan bantuan teknis di masing-masing organisasi internasional.

Informasi tersebut kemudian digunakan untuk disebarluaskan ke masyarakat Indonesia dan dilakukan "mix and match" agar menempatkan orang-orang yang tepat pada posisi yang tepat.
Rekomendasi lainnya adalah agar dapat dianggarkan untuk mengirim intelektual muda Indonesia guna mengikuti berbagai program magang dan training di berbagai Organisasi Internasional di Jenewa.(ZG)
(T.H-ZG/B/Y006/Y006) 20-11-2010 22:09:09

Tidak ada komentar: