MASYARAKAT
INDONESIA DI ZURICH GELAR PASAR SENGGOL
Llondon, 9/7 (ANTARA) -
Masyarakat Indonesia yang bermukim di daerah bagian Zurich, Swiss,
menggelar acara Pasar Senggol di gedung Schutzenhaus Thalwil, pada akhir pekan.
Pensosbud KBRI Bern, Mohammad Budiman Wiriakusumah, kepada ANTARA
London, Senin, menyebutkan, kegiatan Pasar Senggol itu digelar setiap tahun
oleh masyarakat Indonesia yang ada di daerah Thalwil, satu setengah jam dari Kota Bern.
Pasar Senggol yang menjadi wisata
kuliner bagi masyarakat Indonesia dan warga Swiss itu dihadiri Dubes RI untuk
Konfederasi Swiss dan Keharyapatihan Liechtenstein, Djoko Susilo yang ikut
mencicipi Rujak Cingur khas Surabaya.
Menurut Djoko Susilo yang selalu hadir
dengan kemeja batiknya, KBRI Bern selalu mendukung kegiatan kegiatan seperti
ini yang diselenggarakan masyarakat Indonesia di Swiss. Keampuhan promosi
semacam ini, selain biaya yang murah, langsung mengenai sasaran yang dituju
yaitu masyarakat Swiss yang berpotensi untuk berwisata ke Indonesia, ujarnya.
Sementara itu, Ketua penyalenggara,
Chiquita de Nucio, mengatakan penyelenggaraan pasar senggol bertujuan
memperkenalkan berbagai macam kuliner Indonesia kepada masyarakat Swiss. Selain
itu Chiquita yang bersuamikan orang Italia mengatakan bahwa penyelenggaraan
pasar senggol juga merupakan wadah
berkumpulnya warga Indonesia yang sangat merindukan suasana pasar tradisional
di Tanah Air.
Beragam jenis makanan khas Indonesia
ditampilkan dalam acara yang di buka sejak pukul 11.00 dan berakhir pada jam
enak sore. Pengunjung dapat memilih
makanan dari berbagai macam daerah mulai nasi rames Jawa Barat yang terdiri
atas nasi putih, empal, sambal jengkol, pepes tahu ataupun pete bakar, serta
sambal terasi selain itu juga tersedia masakan Padang dan makanan khas Aceh
seperti gulai Aceh.
Nasi Kapau banyak diminati
pengunjung yang disiapkan Uni Lisda dari
Padang bersuamikan orang Swiss, Selain
itu juga tersedia ayam kemangi dari Sulawesi Utara serta Mpek mpek Palembang
yang menjadi favorit pengunjung setia pasar senggol.
Selain kedai-kedai
makanan pasar senggol juga menghadirkan stand kerajinan, batik, pakaian
anak-anak bahkan ada juga stand yang menampilkan perhiasan mutiara yang
didatangkan langsung dari Lombok yang mempunyai toko yang menjual perhiasan
dari mutiara di Zurich .
Budiman mengatakan dalam acara Pasar
senggol itu juga terdapat meja informasi KBRI Bern yang menyediakan berbagai
macam informasi tentang tujuan wisata Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia yang hadir dapat
pula meminta keterangan tentang proses pendaftaran, penggantian paspor di
"Warung Konsuler" dan panduan dalam mengisi formulir.
Dikatakannya, Warung Konsuler adalah
bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia di Swiss disetiap
acara seperti ini, sehingga masyarakat yang tidak perlu repot datang ke Bern
untuk mengurus paspornya, cukup datang di pasar senggol bersama keluarga sambil
melepaskan rasa kangen akan suasana pasar di Indonesia.
Menurut Budiman, ada cerita lucu,
Yanthi Sidler penjual nasi rames Jawa Barat berusaha dengan sabar menjelaskan
tentang balado jengkol yang dijualnya karena si pembeli seorang masyarakat
Swiss "ngotot" untuk dapat mencicipi jengkol.
Menurut Mohammad Budiman
Wiriakusumah, pengunjung yang datang di acara pasar senggol merasa puas
karena selain bisa menikmati berbagai
makanan juga dapat berbelanja kue-kue khas Indonesia. Jajanan pasar seperti
klepon, pastel, getuk lindri, arem arem, bolu pandan, kue sarabi dan masih
banyak jenis kue lainnya diserbu pegunjung
untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh kerabat dan keluarga lainnya.
***2***
(T.H-ZG/B/F002/F002) 09-07-2012
10:06:23#
Tidak ada komentar:
Posting Komentar