PERTEMUAN APEC BUAHKAN
PEMBERDAYAAN WANITA DI ASIA
London, 6/7 (ANTARA) - Diskusi tentang
peranan wanita semakin menarik dilakukan di forum APEC High Level Policy
Dialogue in Women yang membahas UKM Mikro dan Super Mikro yang menghasilkan
konsep tentang pemberdayaan wanita di Asia Pasifik.
Dalam perhelatan yang diadakan di kota
ujung dunia St. Petersburg itu, Pemerintah Indonesia menekankan perlunya
perhatian atas kegiatan UKM Mikoro dan Super Mikro, demikian Counsellor
Pensosbud KBRI Moskow M. Aji Surya kepada ANTARA London, Jumat.
Dikatakannya pertemuan High Level
Policy Dialogue akhirnya menutup rangkaian besar pertemuan APEC Women and the
Economy Forum delegasi Indonesia diketuai Menteri Peranan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Amalia Sari Gumelar.
Tidak kurang dari 400 perwakilan
kalangan pemerintah, swasta, perusahaan multinasional dunia dan wiraswasta
perempuan ambil bagian dalam berbagai diskusi interaktif yang diselenggarakan
tuan rumah APEC termasuk Menlu AS, Hillary Clinton.
Proses tukar pikiran, informasi,
pengalaman dan perluasan jejaring antara 21 entitas Ekonomi anggota forum APEC
pada akhirnya membuahkan suatu pernyataan bersama yang berisikan strategi dan
rekomendasi untuk Asia-Pasifik ke depan bagi penguatan pemberdayaan perempuan
dalam mewujukan suatu ekonomi yang inovatif di Asia-Pasifik.
Dalam pernyataan antara lain
disebutkan pentingnya mengumpulkan potensi bisnis dan inovasi perempuan,
melakukan pengkajian dan analisis dinamika gender secara menyeluruh dalam mengidentifikasi kesempatan usaha di ekonomi
APEC, serta meningkatkan kepemimpinan perempuan sehingga berpartisipasi dengan
penuh dalam ekonomi.
Disaing itu dikatakan juga perlunya
memajukan inisiatif yang dilahirkan dari kolaborasi pemerintah-swasta sehingga
dapat mendukung partisipasi penuh dan aktif para perempuan. Beberapa
rekomendasi akan dilaporkan lebih lanjut kepada pertemuan tingkat tinggi di
Vladivostok, 8-9 September 2012
Dalam kesempatan itu, Menteri Peranan Perempuan dan Perlindungan Anak,
Amalia Sari Gumelar, pada sambutannya menggarisbawahi, peranan perempuan
sesungguhnya sangatlah luas dalam ekonomi, tidak hanya untuk memperkuat
ketahanan dan mengurangi dampak gonjang ganjing ekonomi, tetapi juga berkontribusi
dalam pemulihan ekonomi dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
dan inklusif.
Karenanya, Asia-Pasifik perlu
menelorkan "Formulasi kebijakan yang komprehensif untuk memperkuat
pengelolaan dan perlindungan bagi pengusaha UKM Mikro dan super-mikro",
lanjutnya.
Hal ini mengingat ragamnya perbedaan
budaya, ekonomi, pendidikan dan lingkungan antara ekonomi maju dan ekonomi
berkembang yang menjadi faktor pendorong perempuan dalam membuka usaha.
Usaha Mikro dan Super-Mikro lazimnya
dibuka untuk mencukupi hidup atau menjadi bagian dari tulang punggung ekonomi
keluarga, dan bukan semata-mata aktualisasi diri perempuan. Inovasi dalam
ekonomi pada akhirnya harus juga menguntungkan para pengusaha Mikro dan
Super-Mikro ini.
Pada akhir sambutannya, Linda Amalia
Sari Gumelar mengundang para delegasi untuk hadir pada 2013 APEC Women Economy
Forum di Indonesia, karena pada akhirnya tidak ada Ekonomi yang dapat melakukan
upaya pemberdayaan perempuan secara terpisah dan menyendiri.
Diharapkan kerjasama keberlanjutan di
masa datang untuk terus tukar menukar informasi dan memperkuat kerjasama dan
kemitraan yang produktif dari semua ekonomi anggota APEC dalam meningkatkan
pemberdayaan perempuan dalam ekonomi.
Duta Besar RI di Moscow
memperhatikan pertemuan berlangsung dengan sangat baik. Rusia selaku tuan rumah
terlihat siap dalam penyusunan substansi dan penyelenggaraan acara.
Partisipasi Menteri dan tiga pembicara dari kalangan swasta Indonesia
mendapatkan respon yang sangat positif. Perempuan Indonesia merupakan prime
mover dari pembangunan ekonomi yang merakyat. Melalui APEC, Indonesia dapat
memperkenalkan prestasi perempuan Indonesia kepada kawasan Asia-Pasifik.***1***
(ZG)
(T.H-ZG/C/E001/E001) 06-07-2012
05:59:22
Tidak ada komentar:
Posting Komentar