PASAR
SENGGOL ALA INDONESIA DI CAMBERA
London, 24/4 (ANTARA) - Masyarakat Antarbangsa tumpah ruah dalam
Pasar Senggol ala Indonesia, yang menampilkan berbagai kuliner khas
nusantara, mulai dari bakso Isaura yang terkenal di Aceh, bubur ayam
yang diprakarsai mahasiswi-entrepreneur, sampai pada aneka kopi
produk Indonesia.
Acara sosial-budaya yang digelar untuk pertama kalinya itu digagas
dan digerakkan oleh diaspora Indonesia di Canberra dan sekitarnya,
kata Direktur, Projecting Indonesia, Yasmi Adriansyah.
"Pasar Senggol berlangsung dengan sukses. Padat, merayap,
senggol sana senggol sini, dan aneka hiburannya luar biasa. Kami
puas, " ujar Harin Widjanarko, salah seorang warga Indonesia di
Australia Selasa (23/4).
Berdasarkan pengamatan Projecting Indonesia, acara Pasar Senggol yang
digagas dan digerakkan oleh diaspora Indonesia ini memang terbilang
sukses.
Acara yang ditujukan kepada masyarakat Indonesia ternyata juga
dinikmati oleh berbagai kalangan mulai dari cendikiawan terkemuka ANU
sampai musisi Ekuador yang berdomisili di Australia serta warga
negara Australia menikmati aneka kekayaan Indonesia, dari kuliner
sampai pakaian nusantara.
"Daya tarik kekayaan budaya Indonesia sangat luar biasa
sekiranya mau diolah. Terbukti dengan diadakannya acara ini,
kehadiran pengunjung di luar perkiraan dan betapa positifnya masukan
yang kita terima," ujar Panuntun Inoeg Nugraha, entrepreneur
muda yang juga seniman multitalenta yang menggagas Pasar Senggol.
Dikatakannya edaran brosur Pasar Senggol dikhususkan untuk komunitas
Indonesia. Namun di edaran tentang penyelenggaraan Pasar Senggol itu
pun sampai di kantor pemerintahan Australia.
"Bisa
dibayangkan betapa besar potensi acara-acara seperti ini hanya
tinggal menunggu keseriusan mewujudkannya di masa mendatang,"
ujarnya.
Acara Pasar Senggol sangat mengesankan, hanya dalam satu jam makanan
habis terjual. Antusiasme pengunjung sangat tinggi, ujar Cut Dewi,
pemilik Bakso Isaura khas Aceh , mahasiswi PhD di ANU.
Selain kuliner, Pasar Senggol juga menampilkan para entrepreneur di
bidang pakaian tradisional, kerajinan, busana muslim, dan spa.
Partisipasi aktif juga dilakukan berbagai komunitas yang ada di
Canberra, seperti penggerak pertukaran bahasa (AILSA), persahabatan
(AIFA), dan bahkan Perhimpunan Pelajar Indonesia - Australia (PPIA)
di Canberra (ACT).
Di Pasar Senggol dijumpai Butik Etnik Cantik yang dikenal tidak hanya
dikalangan masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat internasional,
ujar Novi Kardini dan Vindy Anandita, penggerak Butik Etnik Cantik
yang memasarkan aneka pakaian dan batik khas nusantara.
Selama penyelenggaraan Pasar Senggol juga dimeriahkan dengan
tampilnya Orkestra Ukulele, penyanyi-musisi lokal Indonesia di
Canberra, dan pemain biola cilik yang berbakat, Kiran Mansur.
Lagu-lagu populer di tanah air, seperti dari penyanyi Reza atau band
Dewa, dinyanyikan para penyanyi lokal tersebut.
"Amazing. Acara yang sangat menarik dan di luar dugaan, tidak
menyangka bisa sampai seramai itu," ujar Iwan Agung Dwi Saputra,
penyanyi lokal.
Diharapkan ini menjadi acara tahunan atau bahkan setiap tiga bulanan.
Saya siap mengisi kembali, sungguh luar biasa, potensi Indonesia
memang tak terhingga, ujar Iwan.***3***
(T.H-ZG/C/S.
Suryatie/S. Suryatie) 24-04-2013 11:03:20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar