GUS SHOLAH: NU MASIH "KALAH" DENGAN MUHAMMADIYAH
Oleh Zeynita Gibbons
London, 10/4 (Antara) - Pengasuh Pondok
Pesantren Tebuireng Jombang KH Sholahuddin Wahid yang juga tokoh NU itu menilai
NU sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas) terbesar di Indonesia masih
"kalah" dengan Muhammadiyah yang jumlah anggota setengah dari NU.
"Buktinya, beberapa lembaga
pendidikan milik Muhammadiyah banyak yang sudah terakreditasi A, sedangkan
milik NU tidak banyak dan umumnya masih B. Ke depan, NU harus lebih
meningkatkan perhatian kepada warganya," ujarnya di sela-sela muhibah di
Maroko, Rabu.
Oleh karena itu, kata adik kandung
mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu, organisasi NU harus lebih
mengorganisasi diri dengan mengubah dari organisasi berbentuk segerombolan
orang banyak organisasi yang berbentuk barisan besar yang memiliki kekuatan
besar.
Dalam kesempatan itu, Gus Sholah juga
memaparkan banyak hal seputar permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat
ini, di antaranya isu korupsi yang sudah sangat sistemik, sehingga susah sekali
untuk diberantas.
"Karena itu, peran umat Islam
dalam membangun bangsa harus ditingkatkan, mengingat umat Islam adalah umat
mayoritas, namun kenyataan yang terjadi saat ini, umat Islam di Indonesia belum
bisa banyak berbuat, termasuk kader-kader NU," katanya.
Sementara itu, Koordinator Lajnah
Ta'lif wan Nasyr PCINU Maroko, Kusnadi El-Ghezwa kepada Antara London
menyebutkan Gus Sholah mengadakan kunjungan Muhibah ke Maroko bersama rombongan
selama sepekan.
Di sela padatnya agenda kunjungan, Gus
Sholah memberikan tausiyah kepada kader NU dan beramah tamah dengan masyarakat
Indonesia di Maroko bertempat di Wisma Duta KBRI.
"Selama di Maroko, Gus Sholah
berkunjung ke Masjid Hasan II di Casablanca yang merupakan salah satu masjid
terbesar di Afrika, lalu melakukan ziarah ke makam Sab'atur Rijal (wali Tujuh)
yang merupakan penyebar Islam di Maroko di Kota Marrakech," katanya.
Gus Sholah juga melakukan ziarah ke
makam pendiri dan guru besar Thariqah Tijaniyah, Moulay Idris (Raja Maroko
tempo dulu), dan Ibnu al Araby (pemilik tafsir Ahkamul Quran) di kota Fez yang
dikenal sebagai kota budaya itu.
Sebelumnya, Gus Sholah dan rombongan
melanjutkan perjalanan ke Spanyol dan singgah sejenak di kota kelahiran Ibnu
Bathutah (sang petualang legendaris) dan bertemu dengan kader-kader NU yang
sedang menimba ilmu agama di kota itu.
Setelah itu, Gus Sholah melanjutkan
kunjungan muhibah ke Spanyol untuk menjelajahi jejak peninggalan kejayaan
Islam. Perjalanannya ditempuh melalui kapal laut dari pelabuhan internasional,
Tarifa di Kota Tanger dengan jarak tempuh 30 menit. ***4*** (ZG)
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/E.M. Yacub) 10-04-2013
08:43:35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar