Rabu, 10 April 2013

KUNINGAN

BANJAR SUKA DUKA DI BELANDA RAYAKAN GALUNGAN-KUNINGAN

         London, 10/4 (ANTARA) -  Banjar Suka Duka di Belanda merayakan perayaan hari raya Galungan dan Kuningan dengan pergelaran perdana Kecak Ramayana.

        Pada perayaan tersebut hadir Duta Besar RI, Retno L.P Marsudi perwakilan berbagai agama serta anggota Banjar Suka Duka Nederland, di KBRI Den Haag, Belanda, akhir pekan.

        Acara diawali dengan melakukan persembahyangan bersama oleh ratusan umat krama Hindu Bali dari pelosok Belanda dan Belgia, yang dipimpin Ida Bagus Putu Sudiadnyana, kata pengurus Banjar Suka Duka Nederland, D.A.P. Rita Kartika kepada ANTARA London, Rabu.

        Kidung-kidung pemujaan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dilantunkan bersama sebagai rasa syukur dan terima kasih yang mendalam atas rahmat dan karunianya  dan kemenangan Dharma atas Adharma, serta penciptaan alam semesta beserta isinya.

        Ketua Banjar Suka Duka Nederland, Ida Bagus Trisna Widana, menyampaikan rasa kegembiraan atas perkembangan Banjar Suka Duka Nederland. Perayakan hari kemenangan merupakan hasil dari optimisme, semangat serta kerja sama antara krama anggota banjar sendiri.

        Ida Bagus Trisna Widana, juga menyampaikan rasa terima kasih kepada kedutaan atas dukungannya, serta Made Agus Wardana sebagai guru grup Gamelan Gong Sekar Sari,  grup Kecak Ramayana, serta team penari Banjar Suka Duka Nederland. Diharapkan perayaan bersama ini bisa mengobati rasa kangen terhadap Bali maupun rasa rindu terhadap sanak saudara yang jauh disana.

        Sementara itu Dubes Retno L.P. Marsudi, menyampaikan apresiasi yang mendalam atas semangat dan kegigihan masyarakat hindu Bali di Nederland dalam upaya mempertahankan dan melestarikan budaya leluhur.

        Dubes memaparkan pengertian dan makna dari perayaan hari kemenangan umat hindu atau hari raya Galungan dan Kuningan, dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

        Dikatakanya terdapat lima makna mendalam dari hari raya Galungan dan Kuningan yaitu sebagai kemenangan Dharma (kebaikan) atas Adharma (kebatilan), Rasa syukur atas penciptaan alam semesta beserta isinya, Kebersamaan dan bersilaturahmi bersama keluarga dan teman, Pengendalian dan introspeksi diri dan penerapan dari ajaran Dharma ini di dalam kehidupan sehari-hari.

        Diharapkannya Banjar Suka Duka Nederland bisa lebih maju dan berkembang dan bersama element masyarakat Indonesia lainnya di Nederland menyemarakkan acara-acara pergelaran budaya nusantara di pelosok Eropa, yang akan diselenggarakan oleh team kedutaan.

        Perayaan hari raya Galungan dan Kuningan dimeriahkan dengan penampilan tari Kecak Ramayana oleh Grup Kecak Banjar Suka Duka Nederland yang merupakan edisi perdana dari kerja keras.

        Semangat  positif dan kerjasama antara individu dalam tim Kecak Ramayana Banjar Suka Duka Nederland, dan  kegigihan Made Agus Wardana, seniman Bali yang bermukim di Belgia dan sangat aktif mengobarkan semangat melestarikan budaya di Eropa ini.

    Pergelaran Kecak Ramayana ini mendapat sambutan meriah dari para hadirin yang seusai pergelaran kecak yang menarik perhatian publik dilakukan acara berfoto bersama oleh grup Kecak Ramayana dan Duta Besar Retno L.P. Marsudi.

        Latar belakang tari Kecak Ramayana ini, diambil dari Epos Ramayana, dimana pangeran Rama dari kerajaan Ayodnya dibantu adiknya Laksmana dan Hanoman (Kera putih) berusaha membebaskan istrinya, Dewi Sita yang diculik oleh Raja Alengkapura, Rahwana.

        Dalam penyamarannya sebagai kijang emas dan pendeta Rahwana berhasil menipu Dewi Sita untuk keluar dari lingkaran magis yang dibuat oleh Laksmana untuk melindungi Dewi Sita, sebelum dia pergi untuk mencari dan membantu Rama. Dengan tipu muslihatnya itu, akhirnya Sita berhasil diculik oleh Rahwana.

        Dalam pertarungan besar antara dua kekuatan tersebut, Rama berhasil mengalahkan Rahwana dan kembali membawa Dewi Sita ke Ayodhya. Epos Ramayana ini dikarang Mpu Valmiki, ribuan tahun lalu, dan merupakan salah satu Epos Hindu terbesar, selain dari Epos Mahabrata.

        Acara ditutup dengan pergelaran musik oleh grup Gorga Batak Band, melantunkan beberapa lagu-lagu favorit dari Indonesia, dan tidak kalah serunya, bersama-sama dengan para hadirin berdangdut-ria, demikian D.A.P. Rita Kartika.***4***
(T.H-ZG/C/E.S. Syafei/E.S. Syafei) 10-04-2013 10:58:46

Tidak ada komentar: