RADIO
PPI MAROKO SIARKAN TAUSIYAH GUS SHOLAH
Oleh Zeynita Gibbons
London, 6/4 (Antara) - Radio Perhimpunan
Pelajar Indonesia (PPI) Maroko, du Maroc, menyiarkan tausiyah KH Sholahudin
Wahid yang akrab disapa Gus Sholah yang sedang mengadakan kunjungan ke Maroko.
"Dubes RI Untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja dan
mahasiswa Indonesia yang tergabung PPI Maroko menyambut kehadiran rombongan KH.
Sholahudin Wahid saat tiba di Maroko, Jumat (5/4)," ujar Koordinator Media
Informasi PPI Maroko, Kusnadi El-Ghezwa kepada ANTARA London, Sabtu.
Acara penyambutan diisi dengan diskusi
atau tausiyah bersama KH Sholahudin Wahid di Wisma Duta Indonesia yang
disiarkan langsung oleh Radio PPI du Maroc.
Ketua PPI Maroko H Habib Chairul
Mustain Lc berharap dengan adanya Radio PPI Maroko du Maroc ini bisa memberikan
informasi akurat tentang ke-Maroko-an dan kerja sama PPI dengan KBRI Rabat yang
dapat didengar oleh mahasiswa dan masyarakat Indonesia baik yang ada di Maroko maupun
di Tanah Air.
Sebelum acara dibuka sekretaris
pribadi Dubes H Husnul Amal MA yang juga pembawa acara menyampaikan kunjungan
rombongan Gus Sholah tidak bisa lepas
dari peran almarhumah Machsusoh Ujiati (istri Tosari Widjaja) karena semasa hidupnya
yang pertama kali meminta Gus Sholah berkunjung ke Maroko dan baru dapat
terlaksana.
Dubes Tosari Widjaja berharap
rombongan KH. Sholahudin Wahid ini mampu memperkuat hubungan kerja sama antara
Indonesia dan Maroko, khususnya dalam pendidikan Islam.
Nizar Presto, salah satu mahasiswa
yang hadir mengatakan tausiyah Gus Sholah banyak sekali memberikan motivasi
kepada mahasiswa agar memanfaatkan waktu sebaik mungkin serta belajar untuk
berpikir secara luas agar cakrawala berpikir mahasiswa tidak jumud.
Selain itu, Gus Sholah juga berbicara
mengenai keadaan yang sedang terjadi di Indonesia, mulai dari kemasyarakatan, keekonomian, kepemerintahan,
dan yang sangat menarik adalah ketika beliau berbicara mengenai pendidikan yang
ada di Indonesia.
"Penyebab dari kemunduran pendidikan yang ada di
indonesia dikarenakan oleh pihak
pengajar yang tidak memahami konsep pendidikan secara benar, karena makna
pendidikan yang sebenarnya adalah transfer of knowledge yang dibungkus dengan
nilai-nilai sopan santun bukan hanya menyalurkan ilmu saja lalu lepas
tangan," ujar Gus Sholah.
Ia mengatakan masyarakat Muslim di
Indonesia, khususnya para santri, jangan pernah mendikotomikan antara ilmu
agama dan ilmu umum.
"Jangan pernah mengatakan bahwa ilmu agama adalah
ilmu ukhrowi dan ilmu umum adalah ilmu duniawi, karena semuanya adalah sama dan
wajib untuk dipelajari, semisal ketika ilmu umum diorientasikan untuk menolong
orang lain maka itu juga di sebut dengan ilmu ukhrowi, jadi santri harus
mempelajari kedua-duanya," ujar Gus Sholah.
Acara ini juga dimeriahkan dengan grup
sholawat rebana yang dibawakan mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti
program kelas internasional di Universitas Ibnu Tofail Kenitra-Maroko.
Pertemuan itu dihadiri seluruh staf
KBRI Rabat, Dewan Pengawas Organisasi (DPO) PPI Maroko, Mas'ud Thahir MA, Ketua
PPI Maroko H. Habib Chairul Mustain Lc, dan anggota Dewan Syuriah PCINU Maroko
Alvian Iqbal Zahasfan Lc dan masyarakat Indonesia yang ada di Maroko. ***1***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E.M. Yacub/E.M. Yacub)
06-04-2013 17:27:51
Tidak ada komentar:
Posting Komentar