Jumat, 19 April 2013

JERMAN



IASI JERMAN GELAR SEMINAR LOGISTIK DI INDONESIA

     Oleh Zeynita Gibbons
   London, 16/4 (Antara) - Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia di Jerman (IASI) dan Pemerintah Bremen, Jerman akan menggelar seminar logistik di Indonesia yaitu di Jakarta pada 23 April dan di Makassar pada 25 April 2013.

        Ketua IASI, Adam Pamma kepada Antara London, Selasa mengatakan penyelenggaraan seminar dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan antara pelaku logistik di Jerman dan Indonesia.

        Seminar tersebut akan dihadiri oleh Menteri Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pelabuhan Negara Bagian Bremen, Martin Gunther. Seminar juga akan dihadiri 14 anggota delegasi dari Negara Bagian Bremen yang berasal dari institusi dan perusahaan seperti GIZ, Lembaga Riset Logistik LPL, tiga guru besar dari Jerman, otoritas pelabuhan dan beberapa pimpinan perusahaan bidang logistik.

        Menurut Adam Pamma, melalui seminar tersebut diharapkan dapat dipetakan bentuk kerjasama yang dapat dilakukan antara Bremen dan Indonesia baik untuk bisnis, alih teknologi maupun kerjasama riset.

        Ia mengatakan pelaksanaan seminar logistik di Jakarta dan Makassar akan ditangani oleh mitra utama IASI di Indonesia yaitu Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) bersama Kadin Indonesia, Asosiasi Logitik Indonesia, Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

        Adam mengatakan, seminar di Makassar akan dirangkaikan dengan penandantanganan nota kesepahaman (MOU) kerjasama riset dan pertukaran sumber daya manusia (SDM) antara UNHAS dan University of  Applied Sciences Bremen.

        Selain itu juga akan dilakukan penandatangan MOU kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dengan dinas yang terkait di Bremen untuk kerjasama implementasi sistem "link and match" antara sekolah dengan dunia usaha atau industri untuk 16 SMK di Sulsel.

        "'Link and match' merupakan salah salah kunci keberhasilan Jerman menciptakan SDM yang handal dalam industri mereka," ujarnya.

        Peluang kerjasama Indonesia-Jerman bidang logistik dan pelabuhan cukup besar, berdasar data yang dikeluarkan Bank Dunia pada tahun 2012 Logistic Performance Index (LPI), Indonesia menempati posisi ke 59 dari 155 negara yang masuk survei.

        Sementara biaya logistik di Indonesia berada pada kisaran 25 hingga 30 persen. Rendahnya efisiensi logistik Indonesia menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang tentu mengurangi kemampuan daya saing bangsa.

        Ini juga menyebabkan harga barang tidak merata antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Misalnya harga semen di Wamena, Papua bisa mencapai Rp470 ribu per sak atau di Puncak Jaya yang mencapai Rp1,5 juta per sak. Bandingkan dengan harga semen di Makassar yang hanya berada pada kisaran Rp42 ribu per sak untuk ukuran 50 kg.

        Menurut dia, penyebab kesenjangan harga antara satu daerah dengan daerah lainnya adalah faktor logistik. Untuk itu pemerintah menyediakan cetak biru logistik Indonesia. Namun demikian yang sangat penting adalah bagaimana cetak biru logistik yang ada bisa dilaksanakan dan sesuai dengan yang diharapkan.

        Jerman, kata Adam, merupakan negara yang dapat menjadi mitra dalam hal teknologi bidang logistik karena  terdepan dalam efisiensi logistik dan juga dikenal ramah untuk berbagi pengetahuan bahkan alih teknologi.

        Ilmu logistik di Jerman merupakan salah satu bidang yang sangat pesat perkembangannya. Tidak kurang dari 162 perguruan tinggi menawarkan studi logistik. 
   Sementara itu pada pertemuan silaturahmi antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan diaspora Indonesia di Berlin pada 5 Maret 2013, salah satu yang ditekankan Presiden adalah kemungkinan kerjasama antara Jerman dan Indonesia di bidang logistik.

        Menindaklanjutin keinginan Presiden, IASI melakukan pendekatan ke berbagai pihak di Jerman baik swasta maupun pemerintah untuk menjejaki kemungkinan kerjasama bidang logistik.

        Salah satunya adalah dengan Kementerian Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pelabuhan Negara Bagian Bremen. Bremen merupakan Negara Bagian yang memiliki industri klaster logistik yang didukung lembaga riset logistik seperti LPL dan beberapa perguruan tinggi yang menawarkan berbagai bidang studi logistik.

        Penjajagan yang dilakukan IASI dengan kementerian tersebut memungkinkan adanya kerjasama nyata antara Jerman dan Indonesia di bidang logistik.

        IASI merupakan organisasi diaspora yang diakui secara resmi oleh Pemerintah Jerman. Organisasi itu didirikan 21 Februari 1976 di Bonn oleh BJ Habibie bertujuan sebagai jembatan kerjasama Indonesia-Jerman di berbagai bidang.

        Kegiatan IASI saat ini antara lain pengiriman tenaga ahli senior/professor ke beberapa perguruan tinggi kecil dan menengah di Indonesia untuk peningkatan kapasitas dosen-dosen muda dan pengembangan kurikulum, pelatihan materi pengajaran dan lain-lain. 
   Selain itu IASI juga aktif mempromosikan Indonesia di Jerman, antara lain melalui Pasar Indonesia-Hamburg yang akan dilaksanakan Juni 2013.

        "Pasar Indonesia-Hamburg akan mempromosikan produk Indonesia seperti kuliner, budaya Indonesia dan objek wisata," kata Adam Pamma. ***3***
(T.ZG)

(T.H-ZG/B/A. Salim/A. Salim) 16-04-2013 11:57:07

Tidak ada komentar: