IASI JERMAN GELAR SEMINAR
LOGISTIK DI INDONESIA
Oleh Zeynita Gibbons
London, 16/4 (Antara) - Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia di Jerman
(IASI) dan Pemerintah Bremen, Jerman akan menggelar seminar logistik di
Indonesia yaitu di Jakarta pada 23 April dan di Makassar pada 25 April 2013.
Ketua IASI, Adam Pamma kepada Antara
London, Selasa mengatakan penyelenggaraan seminar dimaksudkan untuk berbagi
pengetahuan antara pelaku logistik di Jerman dan Indonesia.
Seminar tersebut akan dihadiri oleh
Menteri Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pelabuhan Negara Bagian Bremen, Martin
Gunther. Seminar juga akan dihadiri 14 anggota delegasi dari Negara Bagian
Bremen yang berasal dari institusi dan perusahaan seperti GIZ, Lembaga Riset
Logistik LPL, tiga guru besar dari Jerman, otoritas pelabuhan dan beberapa
pimpinan perusahaan bidang logistik.
Menurut Adam Pamma, melalui seminar
tersebut diharapkan dapat dipetakan bentuk kerjasama yang dapat dilakukan
antara Bremen dan Indonesia baik untuk bisnis, alih teknologi maupun kerjasama
riset.
Ia mengatakan pelaksanaan seminar
logistik di Jakarta dan Makassar akan ditangani oleh mitra utama IASI di
Indonesia yaitu Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) bersama Kadin Indonesia,
Asosiasi Logitik Indonesia, Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Adam mengatakan, seminar di Makassar
akan dirangkaikan dengan penandantanganan nota kesepahaman (MOU) kerjasama
riset dan pertukaran sumber daya manusia (SDM) antara UNHAS dan University of Applied Sciences Bremen.
Selain itu juga akan dilakukan
penandatangan MOU kerjasama antara Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel dengan
dinas yang terkait di Bremen untuk kerjasama implementasi sistem "link and
match" antara sekolah dengan dunia usaha atau industri untuk 16 SMK di
Sulsel.
"'Link and match' merupakan salah
salah kunci keberhasilan Jerman menciptakan SDM yang handal dalam industri
mereka," ujarnya.
Peluang kerjasama Indonesia-Jerman
bidang logistik dan pelabuhan cukup besar, berdasar data yang dikeluarkan Bank
Dunia pada tahun 2012 Logistic Performance Index (LPI), Indonesia menempati
posisi ke 59 dari 155 negara yang masuk survei.
Sementara biaya logistik di Indonesia
berada pada kisaran 25 hingga 30 persen. Rendahnya efisiensi logistik Indonesia
menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang tentu mengurangi kemampuan daya saing
bangsa.
Ini juga menyebabkan harga barang tidak
merata antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Misalnya harga semen di
Wamena, Papua bisa mencapai Rp470 ribu per sak atau di Puncak Jaya yang
mencapai Rp1,5 juta per sak. Bandingkan dengan harga semen di Makassar yang
hanya berada pada kisaran Rp42 ribu per sak untuk ukuran 50 kg.
Menurut dia, penyebab kesenjangan harga
antara satu daerah dengan daerah lainnya adalah faktor logistik. Untuk itu
pemerintah menyediakan cetak biru logistik Indonesia. Namun demikian yang
sangat penting adalah bagaimana cetak biru logistik yang ada bisa dilaksanakan
dan sesuai dengan yang diharapkan.
Jerman, kata Adam, merupakan negara
yang dapat menjadi mitra dalam hal teknologi bidang logistik karena terdepan dalam efisiensi logistik dan juga
dikenal ramah untuk berbagi pengetahuan bahkan alih teknologi.
Ilmu logistik di Jerman merupakan salah
satu bidang yang sangat pesat perkembangannya. Tidak kurang dari 162 perguruan
tinggi menawarkan studi logistik.
Sementara itu pada pertemuan silaturahmi antara Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dengan diaspora Indonesia di Berlin pada 5 Maret 2013, salah satu
yang ditekankan Presiden adalah kemungkinan kerjasama antara Jerman dan
Indonesia di bidang logistik.
Menindaklanjutin keinginan Presiden,
IASI melakukan pendekatan ke berbagai pihak di Jerman baik swasta maupun
pemerintah untuk menjejaki kemungkinan kerjasama bidang logistik.
Salah satunya adalah dengan Kementerian
Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pelabuhan Negara Bagian Bremen. Bremen merupakan
Negara Bagian yang memiliki industri klaster logistik yang didukung lembaga
riset logistik seperti LPL dan beberapa perguruan tinggi yang menawarkan
berbagai bidang studi logistik.
Penjajagan yang dilakukan IASI dengan
kementerian tersebut memungkinkan adanya kerjasama nyata antara Jerman dan
Indonesia di bidang logistik.
IASI merupakan organisasi diaspora yang
diakui secara resmi oleh Pemerintah Jerman. Organisasi itu didirikan 21
Februari 1976 di Bonn oleh BJ Habibie bertujuan sebagai jembatan kerjasama
Indonesia-Jerman di berbagai bidang.
Kegiatan IASI saat ini antara lain
pengiriman tenaga ahli senior/professor ke beberapa perguruan tinggi kecil dan
menengah di Indonesia untuk peningkatan kapasitas dosen-dosen muda dan
pengembangan kurikulum, pelatihan materi pengajaran dan lain-lain.
Selain itu IASI juga aktif mempromosikan Indonesia di Jerman, antara
lain melalui Pasar Indonesia-Hamburg yang akan dilaksanakan Juni 2013.
"Pasar Indonesia-Hamburg akan
mempromosikan produk Indonesia seperti kuliner, budaya Indonesia dan objek
wisata," kata Adam Pamma. ***3***
(T.ZG)
(T.H-ZG/B/A. Salim/A. Salim)
16-04-2013 11:57:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar