CERAMAH KEBUDAYAAN INDONESIA DI UNIVERSITAS PLOVDIV-BULGARIA
London, 18/1 (ANTARA) - Nilai-nilai universal seperti kemanusiaan, demokrasi, dan multi-budaya yang saat ini didengung-dengungkan di dunia sudah resmi menjadi ideologi bangsa Indonesia sejak merdeka.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Bunyan Saptomo, mengatakan hal itu dalam ceramah yang bertema "Indonesia : Multi-religious and Multi-culture Society" di Universitas Plovdiv "Paisii Hilendarski", demikian Sekretaris dua KBRI Sofia, Dina Martina kepada Antara London, Sabtu.
Dalam ceramahnya mengenai Pancasila, Dubes menggambarkan betapa bijaknya Bapak Bangsa Indonesia yang mengakomodasi berbagai nilai-nilai universal berkembang di Indonesia dan merumuskannya menjadi Pancasila, ideologi bangsa Indonesia.
Dijelaskan mengenai Indonesia secara singkat, alasan dipilihnya bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, makna dari motto Bhineka Tunggal Ika, dan kekayaan budaya di Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Rektor Universitas Plovdiv, Prof Georgi Totkov menyampaikan kegembiraan dapat kembali bekerja sama dengan Indonesia khususnya KBRI di Sofia setelah sebelumnya mendapat kunjungan delegasi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU).
Prof Totkov mengharapkan kerja sama kedua pihak yang selama ini berlangsung baik, dapat terus dilanjutkan.
Ceramah menjadi semakin menarik dengan hadirnya Dr Chaya, dosen ISI Surakarta, yang menjelaskan mengenai salah satu budaya daerah Indonesia dengan presentasinya ¿Bali sebagai Pusat Hindu di Indonesia.
Hal menarik dalam presentasi Dr Chaya adalah penyebutan "Bali sebagai museum hidup Hindu Jawa".
Disimpulkan berdasarkan fakta banyaknya warisan budaya Hindu Jawa berupa seni/sastra yang dibawa ke Bali pada saat Islam mulai masuk ke Pulau Jawa.
Secara rinci, Dr Chaya menjelaskan mengenai sejarah Hindu Bali, sistem penyebaran nilai-nilai budaya Hindu melalui recitasi (seni/sastra), karya-karya sastra yang mengandung ajaran agama hindu.
Pelaksanaan agama di Bali yang menjadi tradisi/adat istiadat hingga penyesuaian yang dilakukan pemerintah daerah Bali terhadap tarian sakral Bali agar tetap dapat dinikmati wisatawan.
Para undangan yang terdiri dari para dosen dan mahasiswa menyatakan ceramah yang disampaikan Dubes RI dan Dr Chaya sangat menarik karena merupakan hal/pengetahuan baru bagi mereka.
Menanggapi pertanyaan mengenai tarian Indonesia yang sangat eksotis, Dr Chaya menyampaikan eksotis jangan dipandang sekedar aneh dan unik, tapi eksotis adalah setiap ungkapan seni dengan nilai budaya yang melatarbelakanginya termasuk nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Sementara menjawab pertanyaan mengenai bangsa Indonesia yang murah senyum Dr Chaya mengatakan, senyum adalah keramahan sebagai salah satu ciri/karakter bangsa Indonesia pada umumnya karena bangsa Indonesia merupakan masyarakat kolektif (mempunyai nilai-nilai kebersamaan).
Peserta lainnya menyampaikan kepada Dubes RI agar MoU yang ditandatangani Universitas Plovdiv dengan Institut Hindu Darma Negeri Denpasar dapat direalisasikan khususnya dalam kerja sama pertukaran pelajar/dosen.
Selain itu juga ditanyakan kemungkinan pemerintah Indonesia memberikan beasiswa kepada mahasiswa Universitas Plovdiv, yang mengenal Indonesia sebagai satu diantara 20 negara kaya di dunia.
Universitas Plovdiv "Paisii Hilendarski" terletak di kota Plovdiv, kota kedua terbesar di Bulgaria, sekitar 130 Km dari kota Sofia. Universitas ini juga merupakan Universitas kedua terbesar di Bulgaria setelah Universitas Sofia.
Universitas yang memiliki sekitar 12.000 mahasiswa ini didirikan pada tahun 1962 sebagai Institut Pedagogy yang kemudian berubah menjadi Universitas pada tahun 1972. Saat ini Universitas Plovdiv menyelenggarakan 60 disiplin ilmu dengan 550 tenaga akademik yang terdiri dari 30 Professor, 160 Associate Professor dan 30 Dosen (Master).***3*** (ZG)
(T.H-ZG/B/Z. Abdullah/Z. Abdullah) 19-01-2014 00:10:33.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar