SERATUS
KOKI DI BELANDA IKUTI "COOKING WORKSHOP"
London, 19/1 (Antara) - Seratus juru masak perwakilan
hotel, toko serba ada, pemilik dan restoran Indonesia serta Belanda,
asosiasi koki, importir produk Indonesia mengikuti "Indonesian
Cooking Workshop 30 Indonesian Traditional Culinary Icons" di
Kookerey Culinary Collage, Noordwijkerhout, Belanda.
Lokakarya memasak atau Cooking Workshop digelar Kedutaan
Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag bekerja sama dengan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dalam
rangkaian pameran Pariwisata Vakantiebeurs (Vb) yang berlangsung di
Utreach, Belanda, demikian Sekretaris Satu KBRI Den Haag, Danang
Waskito kepada Antara London, Minggu.
Dikatakannya kegiatan "Indonesian Cooking Workshop
30 Indonesian Traditional Culinary Icons" di Kookerey Culinary
Collage, Noordwijkerhout pada Kamis (16/1) menghadirkan Chef (juru
masak) terkemuka di Inonesia Vindex Tengker .
Kegiatan dibuka bersama Wakil Menparekraf RI, Sapta
Nirwandar beserta Dubes RI Den Haag, Retno L.P. Marsudi, dan Wali
Kota (Loco Burgemeester) Noordwijkerhout, Mr. Hans Knapp juga hadir
Dirjen Pemasaran Pariwisata, Esthy Reko Astuty.
Dalam sambutan pembukanya, Dubes Retno Marsudi
menjelaskan, berbagai upaya KBRI Den Haag dalam mempromosikan
kuliner Indonesia di Belanda, sehingga makanan Indonesia menjadi
"makanan kedua" bagi orang Belanda.
Keberadaan kuliner Indonesia di Belanda juga mempunyai
dampak positif bagi Indonesia dan Belanda, termasuk dari sisi bisnis
dan perdagangan.
Wali Kota Hans Knapp menyampaikan apresiasi
penyelenggaraan kegiatan pengenalan kuliner Indonesia di wilayahnya
dan menjelaskan beberapa potensi kerjasama di wilayah
Noordwijkerhout misalnya kesehatan (ramuan tradisional) maupun
perdagangan bumbu masak Indonesia.
Sementara itu, Wamen Sapta Nirwandar menggarisbawahi
keterkaitan kuliner dengan industri pariwisata serta upaya Pemerintah
Indonesia dalam mempromosikan 30 IKTI (Ikon Kuliner Tradisional
Indonesia) sebagai daya tarik pariwisata, mengingat kuliner telah
menjadi bagian dari "life style" atau gaya hidup
pariwisata.
Kemudahan ketersediaan bumbu-bumbu Indonesia di Belanda
perlu diikuti dengan promosi "otentisitas/ keaslian rasa"
makanan/masakan Indonesia, ujarnya.
Selama kegiatan, peserta acara memasak dibagi menjadi
sepuluh kelompok terdiri dari 2-3 chef Belanda dan chef restoran
masakan Indonesia, dengan masing-masing seorang pendamping dari
Indonesian Chef Association (ICA) Belanda serta asosiasi lainnya.
Para peserta mempelajari bumbu-bumbu yang diperlukan dan
cara memasak empat jenis makanan Indonesia, yaitu: rendang, ayam
panggang bumbu rujak, sate maranggi dan sate lilit.
Acara berlangsung meriah dengan masing-masing tim
mencoba membuat empat jenis makanan yang ditetapkan, dengan takaran
dan jenis bumbu yang sama sesuai dengan petunjuk 30 ITKI.
Diharapkan dari kegiatan tersebut, para peserta
khususnya chef Belanda semakin mengenal cara memasak makanan
Indonesia dan "rasa otentik" hasil olahan masakan
Indonesia, serta semakin memperkuat jejaring promosi kuliner
Indonesia di Belanda. ***3*** (ZG
(T.H-ZG/B/Z.
Abdullah/Z. Abdullah) 19-01-2014 21:50:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar