LPDP
GALANG KERJASAMA DENGAN UNIVERITAS DI INGGRIS
London, 4/2 (Antra) - Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
Kementerian Keuangan menjalin kerjasama dengan beberapa universitas
di Inggris seperti Oxford University, University College London,
Imperial College London, Universitas Birmingham dalam upaya
meningkatkan pelayanan pengelolaan beasiswa magister dan doktoral di
universitas-universitas Luar Negeri khususnya di Inggris.
Hal
itu terungkap dalam kunjungan Tim LPDP ke berbagai univeritas
seperti ke University College London dan Imperial College London yang
dipimpin Direktur LPDP, Mokhamad Mahdum, didampingi Atase Pendidikan
KBRI London, Prof. Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman.
Kepala Divisi Pengembangan Dana Pengelolaan LPDP Agung Sudaryono
kepada Antara London, Selasa mengatakan di University College London,
Tim LPDP disambut Director of International Affairs Nigel Percival,
sedangkan di Imperial College London tim bertemu dengan Prof. Susan
Gibson.
Sementara kunjungan LPDP ke Oxford University yang dipimpin
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Kiagus Ahmad Badaruddin dan
didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Kementerian Keuangan,
Sumiyati, keduanya adalah Anggota Dewan Pengawas LPDP.
Dari
jajaran manajemen LPDP hadir Direktur Perencanaan dan Pengembangan,
Mokhamad Mahdum, Kepala Divisi Pengembangan Dana, Agung Sudaryono,
dan Evaluator Program Beasiswa, Fendhi Birowo. LPDP didampingi Atase
Pendidikan KBRI London, Prof. Tubagus Ahmad Fauzi Soelaiman.
Kunjungan LPDP ke Oxford diterima Prof. Rawlins, Pro-Vice Chancellor
in Devepment and External Affairs Oxford University dan Dr. Ednas,
Internasional Partnership Oxford University.
Dalam pertemuan Kiagus menyampaikan keinginan LPDP untuk meningkatkan
kerjasama dengan Oxford University saat ini, terdapat dua mahasiswa
program Doktoral penerima Beasiswa LPDP di Oxford University dan
diharapkan akan meningkat dimasa datang.
Secara khusus, Kiagus menjajaki kemungkinan kerjasama Pemerintah
Indonesia dengan Oxford University untuk menyiapkan Sekolah Kedinasan
dibawah Kementerian Keuangan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN),
menjadi universitas yang memiliki kualitas tinggi dalam akuntansi
pemerintah dan keuangan publik.
Dalam kesempatan tersebut, Tim LPDP menyempatkan bertemu dengan
mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di universitas
tersebut. Tidak kurang dari 10 orang mahasiswa dari program under
graduate maupun post graduate hadir dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan tersebut sangat penting bagi penerima Beasiswa LPDP.
Yudhistira dan Firman, dua penerima Beasiswa LPDP yang sedang
mengambil program PhD di Oxford University menyampaikan harapan agar
LPDP mereview standar biaya hidup yang di-cover dalam living
allowance.
Rendahnya living allowance yang diberikan LPDP, penerima beasiswa
LPDP, khususnya di Oxford, harus mencari guarantee letter ke tempat
lain untuk mencukupi kekurangan sumber dana untuk memenuhi biaya
hidup yang dipersyaratkan pihak universitas.
Pihak Universitas saat ini mensyaratkan biaya hidup sebesar £1.100,
sementara monthly allowance LPDP saat ini masih dibawah itu. Terkait
hal ini, Kiagus berjanji akan segera mencarikan solusi terbaik kepada
para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia dalam waktu dekat.
Maudi Ayunda, seorang artis muda berbakat yang sedang mengambil studi
under graduate di Oxford University, mengaku baru pertama kali ini
mendengar adanya Beasiswa Pendidikan Indonesia. Bahkan dia menyatakan
keseriusannya untuk mendapatkan Beasiswa tersebut.
Kunjungan
ke Birmingham
Sementara
itu dalam kunjungan ke Birmingham University, tim LPDP disambut
Senior Lecturer, Dr. Adrian Campbell dan Head of International
Development, Marilyn Miles.
Kiagus mengharapkan kerjasama dengan Birmingham dapat ditingkatkan.
Birmingham University memiliki kedekatan secara emosional dengan
Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Keuangan, karena banyak
professor dari Birmingham University yang menjadi advisor dalam
perbaikan sistem keuangan di Indonesia. Bahkan beberapa pejabat
Kementerian Keuangan merupakan alumni Birmingham University, ujar
Kiagus.
Sementara itu Sumiyati, Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan yang
mendampingi mengharapkan kemungkinan untuk membuat Memorandum of
Understanding (MoU) yang disepakati LPDP dan Birmingham University
untuk meningkatkan kerjasama tersebut.
Dalam kesempatan tersebut disepakati untuk meningkatkan kerjasama
Kementerian Keuangan dengan Birmingham University dalam membangun
kualitas Sekolah Tinggi Akuntansi negara (STAN). Pihak Birmingham
memastikan alumni STAN diakui oleh Universitas dan dapat melanjutkan
program Magister dengan ijasah Diploma IV-nya.
Dalam kunjungan ke Birmingham tim LPDP bertemu dengan mahasiswa
Indonesia di Birmingham University yang diikuti sekitar 20 mahasiswa
. Alan, salah satu penerima beasiswa LPDP mengusulkan pembayaran
tuition fee maupun living allowance dikirimkan ke universitas,
sehingga memudahkan proses pembayarannya.
Direktur LPDP, Mokhamad Mahdum, yang hadir dalam kunjungan tersebut
menegaskan semua universitas yang dikunjungi LPDP dan pihak
universitas menyepakati untuk segera menuangkan bentuk kerjasama
dalam MoU. Salah satu butir penting dalam MoU adalah adanya direct
invoice dari universitas kepada LPDP untuk semua pembayaran biaya
pendidikan (tuition fee).
Diharapkan mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia tidak
akan lagi disibukkan dengan permasalahan tersebut. Namun untuk biaya
hidup bulanan (living allowance) tetap dikirimkan langsung kepada
masing-masing mahasiswa.
Sementara itu Atase Pendidikan KBRI London berpesan kepada para
penerima beasiswa LPDP agar riset dilakukan dengan data di
Birmingham, bukan dari Indonesia. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghindari membuka data Indonesia ke negara lain.
(ZG)
(T.H-ZG/B/E.S.
Syafei/E.S. Syafei) 04-02-2014 05:14:37
Tidak ada komentar:
Posting Komentar