DUBES: KANG JJ
TINGKATKAN PERSAUDARAAN DI MEKSIKO
London, 10/2
(Antara) - Dubes RI untuk Meksiko Hamdani Djafar menilai kehadiran
penjelajah dunia asal Bandung, Jawa Barat, Jeffrey Polnaja atau Kang
JJ di kawasan Amerika Utara itu telah meningkatkan semangat
persaudaraan dan turut mengangkat pamor Indonesia.
Masyarakat
Meksiko mengakui ketangguhan penjelajah bersepeda motor seorang diri
itu, ujar Dubes saat menyambut kehadiran Kang JJ dalam pertemuan yang
dihadiri pimpinan kelompok pesepedamotor (bikers), tokoh-tokoh
masyarakat, dan media lokal di Meksiko, akhir pekan lalu.
"Jeffrey
telah mengibarkan bendera Merah Putih di negeri yang penduduknya
banyak yang belum mengenal Indonesia. Dia juga membuka mata publik
Meksiko betapa pemuda Indonesia merupakan sosok-sosok tangguh dan
pantang menyerah," ujarnya.
Dubes Hamdani
mengakui kehadiran Kang JJ di Meksiko tersebut telah memberi warna
bagi kehidupan masyarakat setempat. "Jeffrey juga hadir membawa
pesan perdamaian. Hal yang sangat positif bagi Indonesia dan Meksiko
yang ingin selalu bersahabat." lanjutnya.
Kang JJ dalam
keterangannya kepada Antara London, Senin, menyebutkan bahwa dirinya
mulai menembus Meksiko melalui pintu masuk di Agua Prita (Black
Water). Perjalanan itu dilakoni sejak awal November 2013 setelah
menyelesaikan petualangan panjang selama lima bulan di Amerika
Serikat yang berakhir di Arizona.
Selama di
Meksiko, Jeffrey yang menunggang motor besar BMW R 1150 GS bernomor
polisi B-5010-JP, berkelana tak kurang dari 11.000 kilometer mulai
dari batas utara hingga selatan Meksiko. Sedikitnya 20 dari 31 Daerah
Persekutuan di Meksiko telah disinggahi penjelajah yang membawa pesan
"Ride for Peace" (RFP) atau Berkendara untuk Perdamaian
tersebut.
Sebanyak 12
daerah yang dijelajahi itu adalah Baja California, Sonora, Sonolia,
Chihuahua, Durango, Zacatecas, Nayarit, Jalisco, Guanajuato, Mexico,
Querretaro, Michuacan, Tlaxcala, Varacruz, Oaxaca, Tabasco, Chiapas,
Campeche, Yukatan dan Quintana Roo.
Kang JJ
mengakui Meksiko menjadi wilayah penjelajahan yang panjang. Tantangan
yang dialami di negara ini telah menguji fisik dan mentalnya.
"Beruntung saya bisa menyelesaikan perjalanan dari utara hingga
selatan tanpa masalah berarti," ujarnya setelah tiba di
persinggahan terakhir di Cancun, Quintana Roo pertengahan Desember
lalu.
Jeffrey
mengaku merasa senang selama melakukan penjelajahan di Meksiko. Sikap
penduduk yang ramah dan mau menerima dirinya telah memberi banyak
kontribusi pada kesuksesan misi RFP di Meksiko. Publikasi luas yang
dilakukan media-media setempat membuat namanya dikenal di hampir di
seluruh pelosok Meksiko.
Media di
Meksiko sangat membantu penyebaran misi RFP. "Hampir di setiap
daerah yang saya masuki selalu ada jurnalis yang menanti, baik dari
media cetak, internet, maupun televisi lokal. Mungkin itulah yang
membuat orang-orang kerap menyapa saya di jalanan, dan terkadang
memberi bantuan," ucap Kang JJ.
Jeffrey merasa
publikasi yang diberikan media di Meksiko terhadap dirinya merupakan
salah satu yang terbesar dari serentetan negara-negara di Eropa,
Asia, dan Amerika yang sudah disinggahi. Sebuah media televisi
berjangkauan nasional memberi porsi lebih untuk memberitakan
kehadiran Jeffrey di negara seluas hampir dua juta kilometer persegi
tersebut.
"Mereka
menyiarkan liputan perjalanan RFP hampir tiga menit di program berita
harian. Kata teman di sana, jarang ada topik berita yang dikupas
sepanjang itu di media televisi nasional, termasuk berita-berita
tentang kegiatan presidennya," ucapnya.
Jeffrey
menilai peliputan media yang besar juga telah meningkatkan risiko
terhadap keselamatan jiwanya. Pasalnya, seperti diketahui, tingkat
kriminalitas di Meksiko yang dilakukan kelompok-kelompok pengedar
obat bius sangat tinggi dan tersebar di berbagai daerah. Sementara
tak sedikit rute perjalanannya harus melewati daerah-daerah kriminal
berbahaya.
Pelaku
kriminal di Meksiko, khususnya dari anggota kartel obat bius, tidak
pandang bulu. Mereka bersenjata. Kejahatan terhadap dirinya tentu
punya nilai lebih yang bisa meningkatkan pamor kelompok yang
melakukan kriminal.
Mengingat
besarnya ancaman tersebut, Jeffrey seringkali mendapat masukan dari
kelompok pengendara sepeda motor untuk melakukan perjalanan yang
aman. Presiden BMW Club Mexico, Ernesto Delamora, menurunkan
anggotanya untuk memantau dan memberi informasi guna memastikan
keselamatannya.
"Kuncinya
cuma satu, jangan berada di tempat dan waktu yang salah. Kejahatan
terhadap diri saya bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
Beruntung, teman-teman yang saya kenal di Meksiko banyak memberi
masukan informasi dan terus memantau perjalanan ini," ungkap
Jeffrey.
Kendati secara
keseluruhan misi RFP di Meksiko berlangsung sukses, namun beberapa
masalah teknis terjadi pada sepeda motornya. Terakhir, dan ini
merupakan masalah terbesar yang membutuhkan waktu lama, adalah
kerusakan pada sistem transmisi. Akibat kerusakan tersebut Jeffrey
terpaksa harus menetap lebih lama di Cancun guna menunggu datangnya
komponen pengganti.
"Cancun
kota kecil. Di sini tidak tersedia dealer motor BMW dan mekanik ahli
yang bisa membantu pengadaan transmisi pengganti. Satu-satunya cara
hanya menunggu kiriman (transmisi) dari Amerika Serikat,"
terangnya.
Dari negara
kecil berpenduduk hanya sekitar 15 juta jiwa itu, Jeffrey akan
melanjutkan perjalanan menembus Honduras, El Savador, Nikaragua,
Kosta Rica, dan Panama. Jeffrey berharap misi RFP bisa berkibar di
negara-negara tersebut dan mengharap doa dari seluruh masyarakat di
Tanah Air.***1***
(T.H-ZG/B/T. Susilo/T.
Susilo) 10-02-2014 08:48:26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar