Rabu, 30 April 2014

BRUSEL


DUBES HAVAS SAMBUT RATIFIKASI FRAMEWORK UE - INDONESIA

          Brusel, 28/4 (Antara) - Dutabesar RI untuk Brusel dan Uni Eropa, Arif Havas Oegroseno menyambut baik langkah Parlemen Eropa yang telah meratifikasi Framework Agreement, Perjanjiam Kemitraan dan Kerjasama (Comprehensive Partnership and Cooperation - PCA) antara Indonesia dan Uni Eropa pada bulan Maret lalu.

         Hal itu disampaikan Dubes dalam acara forum roundtable EU-Indonesia  21st Century Partner yang diikuti 50 peserta perwakilan dari Parlemen Eropa dan Komisi Eropa, para  think thank, akademisi serta LSM  digelar KBRI Brusel bekerjasama dengan Friends of Europe di Brusel, Senin siang, demikian laporan koresponden Antara London, Zeynita Gibbons, Senin malam.

         Diakuinya ratifikasi ini merupakan proses yang lama dan PCA akan diterapkan dalam waktu singkat yaitu pada 1 Mei 2014." Hal ini menjadi hari bersejarah bagi Indonesia, " ujarnya menambahkan bahwa PCA ini  menjadi sejarah hubungan Indonesia dan Uni Eropa.

        Diskusi yang bertujuan untuk membahas situasi politik ekonomi Indonesia serta implikasi untuk Eropa menampilkan para pakar dari berbagai bidang diantaranya Prof Azyumardi Azra dari Universitas Syarif Hidayatullah, David Camroux,  Associasi profesor at science Po dari Perancis, Anja Jetschke dari Universitas Gottingen, Jerman.

        Selain itu juga tampil Shafiah Muhibat dari CSIS Jakarta,  Daniel Novotny , Director at Global Europe, Ceko dan Jurgen Ruland dari Freiburg University Jerman, Tirta Segara dari Bank Central Indonesia, Konsul  Indonesia di Porto, Luciano de Silva , Yahya Muhaimin dan Muhadi Sugiono dari UGM.

        Lebih lanjut Dubes Havas Oegroseno, mengatakan  perjanjian Kemitraan dan Kerjasama (PCA) UE-Indonesia yang ditandatangani pada bulan November 2009 lalu itu   merupakam pertama kalinya antara Uni Eropa dan negara Asia yang  akan mulai berlaku  1 Mei 2014, bersamaan dengan peringatan May Day.

        Dubes RI menambahkan bahwa PCA tersebut merupakan kerjasama dalam berbagai aspek soft-power yang dapat dikelompokkan ke dalam aspek kesamaan nilai-nilai yang dipahami bersama, aspek strategis,  ekonomi, serta kerjasama yang menitikberatkan pada hubungan antar masyarakat kedua negara.  
   Dalam kesempatan itu Dubes menghimbau agar semua pihak mendukung keberhasilan PCA antara Indonesia dan Uni Eropa sehingga dapat menjadi sarana memperkuat hubungan yang menguntungkan kedua pihak.

         Lebih lanjut Dubes Havas Oegroseno mengatakan Uni Eropa memiliki inisiatif dalam mempromosikan demokrasi dan hak  asasi manusia dan Indonesia juga ingin memberikan kontribusi  dalam masalah ini.

        Dikatakannya sejak tahun 2012, Indonesia menawarkan program Interfaith Scholarship, "Saya yakin interfaith dialog yang menjadi isu strategi Indonesia akan dapat menjadi masukan bagi Uni Eropa," ujarnya.

         Menurut Dubes, inisiatif lain yang tengah dilakukan Indonesia adalah membantu membentuk kurikulum program Study Islam untuk program Master di Khatolieke Universiteit Lauven.

         Sementara itu dalam kerjasama ekonomi , Dubes mengatakan investasi Uni Eropa menduduki nomor empat, sementara Singapura nomor dua, namun jumlah investasi Uni Eropa ke Indonesia terus meningkat.

        Diskusi sesi kedua semakin hangat dengan di bahasanya policy dan practice dari semakin kuatnya hubungan Uni Eropa dan Indonesia dengan ditampilkan nya para  pembicara Ranimah Abdulrahim dari The  Habibie Centre , Felix Heiduk dari University Birmingham, Yahya Muhaimin dan Muhadi Sugiono dari Gajah Mada dan eksekutif directur departemen komunikasi Bank Sengra. Tirta Segara.

        Dalam diskusi yang dipandu Direktur of Policy at Friends of Europe, Shada Islam dilanjutkan dengan diskusi  public yang diikuti sekitar 150 peserta itu membahas kebijaksanaan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi Pemerintahan baru,  Policy Insight Indonesia Goes to the pools : Prospects and pitfalls.***1*** 
(ZG) 
(T.H-ZG/B/A. Lazuardi/A. Lazuardi) 29-04-2014 23:09:22

Tidak ada komentar: