Kerja Sama Sektor Energi Antara Indonesia dan Rusia
News ID: 1434057
London (ANTARA) -
Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Azis Nurwahyudi, mengatakan Indonesia dan Rusia memiliki potensi besar di sektor energi karena didukung karakteristik konsumsi energi yang mirip.
Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Selasa mengatakan upaya memanfaatkan potensi dan guna mendukung kinerja diplomasi ekonomi, KBRI Moskow mengadakan webinar energi antara pelaku usaha Indonesia dan Rusia
Hal itu mengemuka pada webinar dengan tema Memanfaatkan Potensi Kerja Sama Energi Indonesia-Rusia” diadakan Senin (21/9).
Sebanyak 85 peserta perwakilan dari pihak pemerintah, pelaku bisnis di sektor energi serta akademisi Indonesia dan Rusia berpartisipasi pada webinar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 70 tahun hubungan Indonesia-Rusia.
Semetara itu, Duta Besar Ngurah Swajaya, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI menekankan perlunya kolaborasi untuk mendorong diversifikasi pasokan energi sebagai kunci ketahanan dan kemandirian energi nasional untuk menghadapi ancaman pandemi Covid-19 dan kemungkinan disrupsi lain di masa mendatang.
Pasokan energi di Indonesia dan Rusia selama ini memang masih didominasi oleh energi fosil. “Penggunaan energi fosil yakni migas dan batubara mencakup 69% konsumsi energi di Indonesia, hal ini serupa dengan Rusia dimana 75% konsumsi energi berasal dari gas dan batubara”, ujar Dirjen Ngurah.
Wakil Presiden Business Russia, Nonna Kagramanyan, menyambut baik penyelenggaraan webinar ini dan mendorong kerja sama Indonesia-Rusia di bidang energi.
“Rusia merupakan mitra yang tepat bagi Indonesia untuk pengembangan sumber energi alternatif dan energi terbarukan” ujar Nonna.
Webinar yang dimoderatori Cahya Sumaningsih, Diplomat Muda KBRI Moskow, menghadirkan tiga narasumber, yaitu Aditia Prasta, Kepala Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) London, Toronota Tambun, Pakar Energi Indonesia dan Maxim Zargonov, Direktur MKS Group.
Kepala Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) London, Aditia Prasta, menyatakan Indonesia memiliki kepentingan dalam pengembangan energi terbarukan “Indonesia saat ini memiliki target 23% energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, sesuai dengan amanat Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)” ujarnya.
Di sisi lain, Toronata Tambun, pakar energi Indonesia menyatakan bahwa di masa yang akan datang Indonesia masih akan memiliki kebutuhan yang besar pada energi fosil, sehingga tidak bisa hanya bergantung pada energi baru dan terbarukan.
“Para pelaku usaha Rusia di bidang energi harus memandang ini sebagai opportunity untuk melakukan investasi di Indonesia, bukan hanya untuk energi baru dan terbarukan tetapi juga pengembangan energi fosil menggunakan clean technology” ujarnya.
Maxim Zargonov, Direktur MKS Group sekaligus Presiden Asosiasi Pembangkit Tenaga Listrik Rusia memperkenalkan perusahaanya yang bergerak di sektor energi dan berpeluang untuk menjadi mitra bagi pengusaha-pengusaha sektor energi di Indonesia. MKS Group telah memiliki beberapa cabang diantaranya di Jerman, Kazakhstan dan Uni Emirat Arab.
Menanggapi para pembicara, Tri Mumpuni, Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) menyatakan pentingnya berinvestasi pada teknologi energi yang berbasis pemberdayaan masyarakat setempat.
“Indonesia membutuhkan teknologi pembangkit energi micro-hydro dan micro-geo-thermal untuk dapat dijangkau oleh masyarakat di pulau-pulau terpencil di Indonesia,” ujar Tri.
Hal ini langsung ditanggapi Maxim Zargonov yang mengatakan bahwa pihaknya memiliki teknologi pembangkit listrik tersebut dan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan teknologi dimaksud.
Selain itu, beberapa peserta juga menyampaikan masukan terkait pengembangan bisnis sektor energi di Indonesia.
Dalam webinar ini terjadi interaksi yang intensif antara pengusaha Rusia dan Indonesia. dari diskusi yang mengemuka terdapat ketertarikan dari kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama lebih lanjut.
Sebagai tindak lanjut, KBRI Moskow akan membentuk platform komunikasi yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis energi Rusia dan Indonesia untuk merealisasikan kerja sama di bidang energi tersebut.(ZG)
Wakil Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarus, Azis Nurwahyudi, mengatakan Indonesia dan Rusia memiliki potensi besar di sektor energi karena didukung karakteristik konsumsi energi yang mirip.
Pensosbud KBRI Moskow, Enjay Diana kepada Antara London, Selasa mengatakan upaya memanfaatkan potensi dan guna mendukung kinerja diplomasi ekonomi, KBRI Moskow mengadakan webinar energi antara pelaku usaha Indonesia dan Rusia
Hal itu mengemuka pada webinar dengan tema Memanfaatkan Potensi Kerja Sama Energi Indonesia-Rusia” diadakan Senin (21/9).
Sebanyak 85 peserta perwakilan dari pihak pemerintah, pelaku bisnis di sektor energi serta akademisi Indonesia dan Rusia berpartisipasi pada webinar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 70 tahun hubungan Indonesia-Rusia.
Semetara itu, Duta Besar Ngurah Swajaya, Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri RI menekankan perlunya kolaborasi untuk mendorong diversifikasi pasokan energi sebagai kunci ketahanan dan kemandirian energi nasional untuk menghadapi ancaman pandemi Covid-19 dan kemungkinan disrupsi lain di masa mendatang.
Pasokan energi di Indonesia dan Rusia selama ini memang masih didominasi oleh energi fosil. “Penggunaan energi fosil yakni migas dan batubara mencakup 69% konsumsi energi di Indonesia, hal ini serupa dengan Rusia dimana 75% konsumsi energi berasal dari gas dan batubara”, ujar Dirjen Ngurah.
Wakil Presiden Business Russia, Nonna Kagramanyan, menyambut baik penyelenggaraan webinar ini dan mendorong kerja sama Indonesia-Rusia di bidang energi.
“Rusia merupakan mitra yang tepat bagi Indonesia untuk pengembangan sumber energi alternatif dan energi terbarukan” ujar Nonna.
Webinar yang dimoderatori Cahya Sumaningsih, Diplomat Muda KBRI Moskow, menghadirkan tiga narasumber, yaitu Aditia Prasta, Kepala Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) London, Toronota Tambun, Pakar Energi Indonesia dan Maxim Zargonov, Direktur MKS Group.
Kepala Indonesian Investment Promotion Center (IIPC) London, Aditia Prasta, menyatakan Indonesia memiliki kepentingan dalam pengembangan energi terbarukan “Indonesia saat ini memiliki target 23% energi baru dan terbarukan pada tahun 2025, sesuai dengan amanat Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)” ujarnya.
Di sisi lain, Toronata Tambun, pakar energi Indonesia menyatakan bahwa di masa yang akan datang Indonesia masih akan memiliki kebutuhan yang besar pada energi fosil, sehingga tidak bisa hanya bergantung pada energi baru dan terbarukan.
“Para pelaku usaha Rusia di bidang energi harus memandang ini sebagai opportunity untuk melakukan investasi di Indonesia, bukan hanya untuk energi baru dan terbarukan tetapi juga pengembangan energi fosil menggunakan clean technology” ujarnya.
Maxim Zargonov, Direktur MKS Group sekaligus Presiden Asosiasi Pembangkit Tenaga Listrik Rusia memperkenalkan perusahaanya yang bergerak di sektor energi dan berpeluang untuk menjadi mitra bagi pengusaha-pengusaha sektor energi di Indonesia. MKS Group telah memiliki beberapa cabang diantaranya di Jerman, Kazakhstan dan Uni Emirat Arab.
Menanggapi para pembicara, Tri Mumpuni, Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) menyatakan pentingnya berinvestasi pada teknologi energi yang berbasis pemberdayaan masyarakat setempat.
“Indonesia membutuhkan teknologi pembangkit energi micro-hydro dan micro-geo-thermal untuk dapat dijangkau oleh masyarakat di pulau-pulau terpencil di Indonesia,” ujar Tri.
Hal ini langsung ditanggapi Maxim Zargonov yang mengatakan bahwa pihaknya memiliki teknologi pembangkit listrik tersebut dan siap bekerja sama dengan Indonesia untuk pengembangan teknologi dimaksud.
Selain itu, beberapa peserta juga menyampaikan masukan terkait pengembangan bisnis sektor energi di Indonesia.
Dalam webinar ini terjadi interaksi yang intensif antara pengusaha Rusia dan Indonesia. dari diskusi yang mengemuka terdapat ketertarikan dari kedua belah pihak untuk menjalin kerja sama lebih lanjut.
Sebagai tindak lanjut, KBRI Moskow akan membentuk platform komunikasi yang dapat digunakan oleh pelaku bisnis energi Rusia dan Indonesia untuk merealisasikan kerja sama di bidang energi tersebut.(ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar