Pertunjukan wayang virtual lakon Rajamala di Swiss
News ID: 1427469
London (ANTARA) -
Kedutaan Indonesia di Bern menggelar pertunjukan wayang secara virtual lakon Rajamala dengan tema “The Stories about the Life and the World” untuk masyarakat Swiss dan Liechtenstein, Jumat, (18/9)
Pensosbud KBRI Bern dalam keterangan kepada Antara, Sabtu menyebutkan pertunjukan virtual sekaligus webinar ini merupakan kerja sama KBRI Bern, Museum Rietberg di Zürich, dan Union Nationale della Marionette (UNIMA) Indonesia.
Lakon Rajamala didalangi Ki Catur Benyek Kuncoro merupakan adegan pembuka dari rangkaian webinar tentang wayang yang digelar selama dua jam tersebut.
Penonton disuguhi cerita tentang Rajamala yang membalaskan dendam ibunya, Sendang Watari. Lantunan musik pun dimainkan langsung dari Yogyakarta, Indonesia.
Duta Besar RI Bern, Muliaman D. Hadad, membuka webinar mengatakan Pemerintah Indonesia mempromosikan berbagai kesenian dan kebudayaan Indonesia.
Dikatakannya diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein memberikan dukungan bagi terlaksananya pertunjukan budaya.
“Respon masyarakat Swiss dan Liechtenstein terhadap kebudayaan Indonesia sangat positif, dan kami harap kebudayaan Indonesia semakin dikenal di sini”, ujarnya.
Turut hadir dalam webinar, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, merupakan penggemar wayang sejak masa kecil.
Dikatakan tokoh wayang favorit selalu berubah sesuai dengan kondisi. “Saat saya, menjabat sebagai Gubernur BI, saya mengidolakan Kresna yang bijak dan penuh strategi”, ujarnya.
Webinar tersebut sekaligus mendukung pameran wayang “The Stories about the Life and the World” yang sedang digelar di Museum Rietberg, Zürich, hingga akhir November mendatang.
Para peserta webinar diajak berdiskusi dengan tiga narasumber. Dubes Samodra Sriwidjaja, yang merupakan Presiden UNIMA Indonesia, menyampaikan beberapa filosofi wayang yang dihidupi oleh suku Jawa di Indonesia serta beberapa jenis wayang yang hingga kini masih dimainkan.
Dr. Johannes Beltz dari Museum Rietberg,mengatakan wayang bukan sekedar benda mati dan kuno, melainkan sebuah penampilan yang hidup di tengah masyarakat Jawa.
Eva von Reumont, sebagai narasumber sekaligus kurator pameran wayang di Museum Rietberg, menyampaikan wayang merupakan bagian yang utama dan tidak terpisahkan dari kebudayaan Jawa.
Webinar beserta pertunjukan wayang virtual merupakan salah satu upaya KBRI Bern untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, walaupun situasi pandemi yang membuat hampir seluruh pertunjukan kebudayaan harus dibatalkan. (ZG)
Kedutaan Indonesia di Bern menggelar pertunjukan wayang secara virtual lakon Rajamala dengan tema “The Stories about the Life and the World” untuk masyarakat Swiss dan Liechtenstein, Jumat, (18/9)
Pensosbud KBRI Bern dalam keterangan kepada Antara, Sabtu menyebutkan pertunjukan virtual sekaligus webinar ini merupakan kerja sama KBRI Bern, Museum Rietberg di Zürich, dan Union Nationale della Marionette (UNIMA) Indonesia.
Lakon Rajamala didalangi Ki Catur Benyek Kuncoro merupakan adegan pembuka dari rangkaian webinar tentang wayang yang digelar selama dua jam tersebut.
Penonton disuguhi cerita tentang Rajamala yang membalaskan dendam ibunya, Sendang Watari. Lantunan musik pun dimainkan langsung dari Yogyakarta, Indonesia.
Duta Besar RI Bern, Muliaman D. Hadad, membuka webinar mengatakan Pemerintah Indonesia mempromosikan berbagai kesenian dan kebudayaan Indonesia.
Dikatakannya diaspora Indonesia di Swiss dan Liechtenstein memberikan dukungan bagi terlaksananya pertunjukan budaya.
“Respon masyarakat Swiss dan Liechtenstein terhadap kebudayaan Indonesia sangat positif, dan kami harap kebudayaan Indonesia semakin dikenal di sini”, ujarnya.
Turut hadir dalam webinar, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, merupakan penggemar wayang sejak masa kecil.
Dikatakan tokoh wayang favorit selalu berubah sesuai dengan kondisi. “Saat saya, menjabat sebagai Gubernur BI, saya mengidolakan Kresna yang bijak dan penuh strategi”, ujarnya.
Webinar tersebut sekaligus mendukung pameran wayang “The Stories about the Life and the World” yang sedang digelar di Museum Rietberg, Zürich, hingga akhir November mendatang.
Para peserta webinar diajak berdiskusi dengan tiga narasumber. Dubes Samodra Sriwidjaja, yang merupakan Presiden UNIMA Indonesia, menyampaikan beberapa filosofi wayang yang dihidupi oleh suku Jawa di Indonesia serta beberapa jenis wayang yang hingga kini masih dimainkan.
Dr. Johannes Beltz dari Museum Rietberg,mengatakan wayang bukan sekedar benda mati dan kuno, melainkan sebuah penampilan yang hidup di tengah masyarakat Jawa.
Eva von Reumont, sebagai narasumber sekaligus kurator pameran wayang di Museum Rietberg, menyampaikan wayang merupakan bagian yang utama dan tidak terpisahkan dari kebudayaan Jawa.
Webinar beserta pertunjukan wayang virtual merupakan salah satu upaya KBRI Bern untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia, walaupun situasi pandemi yang membuat hampir seluruh pertunjukan kebudayaan harus dibatalkan. (ZG)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar