RI-KROASIA GELAR SIDANG KOMISI BERSAMA
Jakarta, 31/3 (ANTARA) - Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Departemen Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi memimpin delegasi Indonesia dalam sidang pertama Komisi Bersama (SKB I) Kerja sama Ekonomi dan Teknik RI-Kroasia yang diadakan di Zagreb, Kroasia.
Sementara Delegasi Republik Kroasia dipimpin Tamara Obradovic Mazal, "State Secretary Ministry of Economy, Labour and Entrepreneurship", kata Octavino Alimuddin, Sekretaris I Ekonomi KBRI Budapest kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, rangkaian SKB I terdiri dari Sidang Komisi Bersama yang diadakan sejak 27 Maret, pertemuan dengan perusahaan farmasi Imunoloski Zavod dan pertemuan dengan pengusaha Kroasia serta peninjauan ke galangan kapal di Rijeka, pada 29 Maret lalu.
Octavino Alimuddin mengatakan, Sidang Komisi Bersama diselenggarakan dalam format pertemuan pleno dan "expert meeting" mengenai kerja sama di bidang energi dan investasi.
Ketua Delegasi Kroasia menyampaikan potensi Kroasia antara lain pemanfaatan pelabuhan Rijeka untuk menembus pasar Eropa dan infrastruktur "highways" yang menghubungkan Kroasia dengan negara-negara di Eropa.
Ketua Delegasi Indonesia menyampaikan perkembangan situasi dalam negeri Indonesia di bidang politik dan ekonomi serta hubungan bilateral kedua negara.
Terkait krisis ekonomi global, disampaikan bahwa kondisi perekonomian Indonesia hingga saat ini masih nisbi lebih baik dibanding negara-negara Eropa.
Namun, antisipasi tetap terus dilakukan secara seksama. Meski mengalami penurunan, namun proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2009 masih positif, yaitu antara 4-5 persen.
Disampaikan pula bahwa Indonesia dinyatakan oleh OECD sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, bersama dengan Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.
Pihak Indonesia juga menyampaikan potensi Indonesia yang dapat dikembangkan dalam kerja sama ekonomi kedua negara antara lain bidang energi seperti minyak, gas, "hydro powerplant" dan geothermal (panas bumi).
Pada pembahasan tentang hubungan ekonomi dan perdagangan kedua negara, dicermati bahwa berdasarkan data Biro Pusat Statistik Indonesia, volume perdagangan RI-Kroasia cenderung meningkat, yakni dari 17,6 juta dolar AS tahun 2006 menjadi 29,5 juta dolar AS pada tahun 2007 dan pada Januari-November 2008 mencapai 39,5 juta dolar AS.
Namun, pihak Indonesia menyampaikan bahwa masih terdapat ruang yang cukup untuk meningkatkan perdagangan bilateral, mengingat hubungan perdagangan bilateral tersebut belum menunjukkan potensi yang sebenarnya.
Peran pihak swasta juga digarisbawahi memegang peran penting dalam pengembangan kerja sama kedua negara. Sehubungan dengan itu, kedua pihak mengharapkan terjalinnya kerja sama Kamar Dagang dan Industri RI-Kroasia.
Sejauh ini, kerja sama pihak swasta telah terlihat seperti antara PT Indorama Synthetics dan Jacquard Zagreb dalam bidang garmen, serta ditandatanganinya kerja sama produksi aksesori di Indonesia antara PT Busana Apparel, PT Prima Inreksa industries dan PT Sepatu Mas Idaman, dengan perusahaan Kroasia Consule d.o.o.
Mengenai kerja sama di bidang energi, khususnya minyak bumi dan gas, pihak Indonesia menyambut baik keinginan perusahaan INA Kroasia untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia di bidang eksplorasi minyak bumi dan gas di Indonesia.
Di sela-sela pelaksanaan SKB, Ketua Delegasi RI bersama Duta Besar Indonesia, Mangasi Sihombing mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Kroasia, Gordan Jandrokovic.
Pada kesempatan itu, Menlu Jandrokovic menyatakan, Indonesia dapat segera mempertimbangkan dibukanya Kedutaan Besar RI di Zagreb.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Delegasi RI menyampaikan bahwa dalam waktu dekat Pemerintah RI berencana membuka perwakilan diplomatik RI di beberapa negara, dan perwakilan RI di Zagreb merupakan salah satu prioritas.
Selain itu, telah dilakukan "expert meeting" di bidang investasi dan energi yang antara lain membahas usulan amandemen Kroasia atas Persetujuan Peningkatan dan Perlindungan Penanaman Modal (P4M) RI-Kroasia.
Sampai saat ini persetujuan tersebut belum berlaku, maka kedua delegasi sepakat akan membuat suatu persetujuan penanaman modal baru yang mengakomodasi perkembangan ketentuan investasi terbaru dari pihak Indonesia maupun Kroasia.
Selain itu, dilakukan pertemuan dengan pihak "Trade and Investment Promotion Agency Kroasia" (APIU) yang memaparkan potensi Kroasia sebagai pintu masuk perdagangan Indonesia ke Eropa Tengah dan Timur, dan Eropa secara umum, terkait letak Kroasia yang strategis melalui Pelabuhan Rijeka yang memiliki tingkat efisiensi tujuh hari lebih cepat dibanding pelabuhan Eropa lain seperti Rotterdam.
Sedangkan di bidang energi, Delegasi RI menyampaikan Indonesia memiliki cadangan minyak bumi sebesar 8000 miliar barrel dan cadangan gas sebesar 170 TFC.
Disampaikan pula prosedural tender eksplorasi minyak bumi di Indonesia kepada perusahaan INA Kroasia, serta menawarkan mengikuti tender atas blok-blok minyak di Sumatra bagian tengah dan selatan, Kalimantan Timur dan Papua, demikian Octavino Alimuddin. ***2*** (U-ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 31-03-2009 07:33:10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar