DELEGASI INDONESIA KE "MOSAIC" SIAP DORONG PERUBAHAN
London, 11/8 (ANTARA) - Empat pemuda yang menjadi delegasi Indonesia dalam Mosaic International Summer School yang berlangsung di Inggris belum lama ini menyatakan kesiapannya untuk mendorong perubahan ke arah yang lebih baik, sepulangnya mereka ke tanah air.
Izza Rohman dari Pusat Dialog dan Kerja sama Antarperadaban dalam keterangannya kepada koresponden Antara London, Selasa, mengatakan bahwa ada tiga bahasan utama yang difokuskan dalam program ini, yaitu 'communities', 'enterprise', dan 'environtment'.
Mosaic International Summer School adalah program dari Mosaic, yayasan yang didirikan Putra Mahkota Inggris Pangeran Charles bersama beberapa negara muslim, dengan tujuan untuk menumbuhkan sifat kepemimpinan, saling bertukar ide mengenai perkembangan dan permasalahan di negara-negara muslim.
Keempat delegasi Indonesia yang mengikuti program ini adalah Budi Pratama (Akbar's Financial Check Up), Dewi Prasetya (Departemen Keuangan Republik Indonesia/Bapepam), Ilan Asqolani (Prestasi Junior Indonesia), dan Izza Rohman (Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations/CDCC).
Dengan mengikuti program ini diharapkan para peserta mempunyai pemahanan mengenai perkembangan Islam di negara-negara lain, termasuk di negara nonmuslim misalnya Inggris, serta dapat memberikan gambaran mengenai hal tersebut di negara masing-masing.
Selain itu, mereka diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada komunitas mereka dengan nilai-nilai kepemimpinan yang diperoleh dan 'networking' yang dibangun dalam kegitan ini.
Kegiatan pengembangan kepemimpinan pemuda itu diikuti oleh 86 pemuda dari 13 negara, yaitu dari Bahrain, Bangladesh, Mesir, Jordan, Oman, Pakistan, Qatar, Saudi Arabia, Turki, United Arab Emirates, Malaysia, Indonesia, dan Inggris.
Izza Rohman mengatakan bahwa ia sangat bersyukur bisa mewakili Indonesia dalam kegiatan ini.
"Banyak pengalaman berharga yang diperoleh, di antaranya interaksi lintas budaya, pendalaman isu-isu global, dan termasuk pengalaman membangun persahabatan dan jejaring dengan para pemuda Muslim dari banyak negara," ujarnya.
Selain itu, mereka banyak mendapatkan kembali semangat untuk mendorong perubahan positif dalam masyarakat.
"Kami merekomendasikan ada lebih banyak pemuda dari Indonesia yang diberi kesempatan mengikuti program ini tahun depan," ujar Izza Rohman.
Dewi Prasetya dari Bapepam mengakui program ini tidak hanya memberinya pengetahuan, tapi juga pengalaman.
"Mosaic membuka mata saya akan apa yang terjadi di dunia, akan problem-problem yang dihadapi saudara-saudara muslim di belahan bumi lain, serta bagaimana mereka mengatasinya," ujar Dewi.
Menurut Demi, kegiatan ini banyak memberi manfaat lebih dari yang diharapkan.
"Kami sangat berterima kasih pada Mosaic dan Prudential yang telah memungkinkan delegasi Indonesia bisa ikut serta tahun ini," ujar Dewi Prasetya.
Peserta lainya, Ilan Asqolani dari dari Junior Achievement (Prestasi Junior), mengatakan, Mosaic Summer School Internasional telah memberikan inspirasi tersendiri bagi semua peserta yang ikut di dalamnya, khususnya delegasi dari Indonesia.
"Banyak sekali manfaat yang diperoleh dan masukan berharga yang menginspirasi sekaligus mendorong mereka untuk melakukan suatu perubahan untuk komunitas mereka," ujarnya.
Mereka berharap dapat memberikan inspirasi bagi pemuda-pemuda lainnya untuk melakukan hal yang sama.
"Ada banyak hal yang ingin kami perbuat atau perbaiki sepulang ke Tanah Air. Ini saja cukup menjadi bukti bahwa kegiatan ini, dan juga tindak lanjutnya nanti, sangat besar potensinya untuk mendorong peran pemuda dalam menyikapi masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup," ujar Ilan Asqolani.
Budi Triadi Pratama mengakui program ini sangat menginspirasi para pesertanya tentang banyak hal.
"Kami jadi tahu ada banyak hal yang telah dilakukan atau didorong oleh tokoh seperti Pangeran Charles lewat lembaga-lembaga sosialnya--hal-hal yang ternyata belum semuanya terpikirkan atau terlaksanakan seperti di Indonesia," katanya.
Untuk itu ia menyampaikan penghargaan dan terima kasih buat dukungan semua pihak untuk kegiatan ini.
Ajang ini salah satu gerbang memasuki jaringan internasional. Cita-cita besarnya adalah diharapkan Mosaic International dapat memberikan pengaruh dan perubahan yang nyata bagi dunia, demikian Budi Triadi Pratama.
Mosaic tidak hanya sebagai wadah, tetapi juga diharapkan dapat menjadi media pelaksana dan jembatan antarnegara-negara muslim itu sendiri, dan dunia.
Mosaic International harus dapat berdiri sebagai organisasi dunia yang mewakili komunitas muslim dan negara-negara muslim itu sendiri.
Ini merupakan contoh sinergi yang baik antara budaya barat dan timur. Khususnya kerja sama negara maju dan negara berkembang. Dan Indonesia khususnya punya potensi yang sangat baik," demikian Budi Pratama.
Pada minggu pertama seluruh peserta mengikuti kegiatan yang berlangsung di Cambridge, dan minggu berikutnya mengunjungi berbagai lembaga dan kerja-kerja komunitas di berbagai kota di Inggris seperti Bristol, London, Birmingham, dan Manchester.
Para peserta yang mempunyai beragam latar belakang--mulai dari aktivis LSM, wirausahawan, jurnalis, guru, akademisi, peneliti, pekerja perusahaan, hingga pegawai negeri-- bertukar wawasan mengenai empat topik utama saling berkait.
Keempat topik tersebut adalah pembangunan 'sustainable community', pengembangan peran kegiatan kewirausahaan terutama dalam mengurangi masalah sosial, dan penanganan masalah lingkungan hidup, serta pentingnya kepemimpinan dalam mewujudkan ketiga hal itu.
Dengan diselenggarakannya Mosaic yang pesertanya dari berbagai latar belakang yang sangat bervariasi untuk membahas hal-hal bersifat global yang beranjak dari contoh-contoh kasus lokal, diharapkan tercipta suatu kohesi untuk bergerak bersama membangun dunia, bukan lagi secara parsial. (U-ZG) ***5***
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 11-08-2009 22:30:17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar