RUSIA AJAK INDONESIA BEKERJA SAMA BERANTAS TERORIS
London, 19/8 (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Nikolai Borodavkin menyatakan, hubungan bilateral antara Indonesia dengan Rusia dalam setahun terakhir makin erat dan negara itu kembali mengajak Indonesia bekerja sama dalam memberantas terorisme.
Hal itu disampaikan Nikolai Borodavkin di hadapan sekitar 200 dubes asing dan diplomat dalam acara resepsi diplomatik yang dilaksanakan di taman belakang KBRI Moskow, Selasa (waktu setempat).
Wakil Menlu Nikolai Borodavkin menyatakan bahwa Indonesia dan Rusia terus bergerak ke arah kerja sama yang makin hangat.
Selain dalam fora internasional dan regional, seperti ASEAN, aneka kegiatan lain mengalami perkembangan secara signifikan.
"Saya rasa tidak berlebihan bila kami mengucapkan terima kasih atas segala peran yang selama ini dimainkan yang mulia Duta Besar Hamid Awaludin," katanya.
Menurut dia, kerja sama yang saat ini harus dikedepankan, baik secara bilateral, regional maupun multilateral adalah pemberantasan terhadap kegiatan teroris.
Rusia, Indonesia maupun berbagai Negara di dunia telah menjadi target tindakan keji yang tidak bertanggungjawab oleh kegiatan terorisme.
"Sekali lagi, saya mengucapkan terima kasih atas simpati yang diberikan Indonesia atas kejadian teror kemarin di salah satu bagian negara kami," katanya.
Ketua Panita Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Counsellor M Aji Surya mengatakan, pada dasarnya, apa yang disampaikan Borodavkin merupakan respon terhadap pidato yang disampaikan Dubes Hamid Awaludin.
Dalam kegiatan yang hanya dihadiri kalangan diplomat tersebut, Dubes Hamid Awaludin menyatakan, tindakan terorisme yang baru saja terjadi di bagian selatan Rusia dan menewaskan lebih dari 100 orang, tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.
Selain itu, Dubes juga tidak lupa mewartakan kepada hadirin bahwa demokrasi Indonesia sudah semakin dewasa. Hal tersebut terbukti dari dua kali putaran pemilu (legislatif dan presiden) tahun ini yang berjalan dengan aman.
"Indonesia akan terus bergerak maju, tidak hanya dalam soal demokrasi, tetapi juga dalam ekonomi, sosial budaya dan pendidikan," katanya.
Seiring dengan upaya pengetatan ikat pinggang dan efisiensi anggaran, acara bersama para diplomat tersebut tidak lagi dilaksanakan di gedung dan hotel berbintang.
"Justru terdapat keleluasaan suasana yang tercipta di taman yang ditumbuhi pohon-pohon tinggi, terhindar dari aneka sekat tembok gedung. Yang pasti, kegiatan kita lebih murah dan tidak mengurangi makna resepsi itu sendiri," kata M. Aji Surya.
Dia mengatakan, pada tanggal 19 Agustus, KBRI mengelar pentas seni di gedung termegah di Rusia, Dom Musiky Moskow. Perhelatan kali ini tidak akan dihadiri kalangan diplomat karena memang diabdikan untuk masyarakat Rusia dari berbagai kalangan.
Dalam acara pagelaran budaya kolosal yang diberi judul "Mahardhika Nusantara" atau negeri yang bebas, ditampilkan lebih dari 60 artis dengan arahan koreografer Anter Asmorotedjo dari Yogjakarta, Wayan Berata dari Bali dan Abdi Basith dar Sulsel. (U-ZG) ****5****
(T.H-ZG/B/S023/S023) 19-08-2009 16:12:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar