Kamis, 28 Oktober 2010

BUSANA MUSLIM

WARGA KAZAN GANDRUNG BUSANA MUSLIM INDONESIA

London, 28/10 (ANTARA) - Peragaan busana Muslim rancangan perancang Indonesia, Toto Supangat dan Yukomoko yang pertama kalinya dalam sejarah diperkenalkan kepada publik Rusia di Gedung Pertunjukan Budaya Kota Kazan, Rusia.

KBRI Moskow dalam menggelar peragaan busana ("fashion show") Muslim di kota santri Rusia, Kazan mendapat tanggapan yang sangat apresiatif dari para penonton, ujar Konsuler KBRI Moskwa M. Aji Surya, dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA London, Kamis.

Busana Muslim ala Indonesia berhasil memikat warga Kazan yang sangat apresiatif dalam rangka menutup aneka kegiatan 60 tahun peringatan hubungan diplomatik Indonesia-Rusia.

Salah satu andalan pagelaran budaya Sulsel di kota Kazan, berupa "fashion show" khusus busana muslim yang dipentaskan di Gedung Pertunjukan Budaya Kota Kazan. Inilah kali pertama dalam sejarah Indonesia diperkenalkan pakaian Muslim ala Indonesia kepada publik Rusia.

Dua perancang Indonesia, Toto Supangat dan Yukomoko yang didatangkan secara khusus untuk memamerkan busana Muslim dengan bahan bercorak Indonesia di depan ratusan penonton di kota yang berjarak 900 km dari Ibu kota Rusia.

Sebanyak 13 baju dengan dengan bahan sutra Bugis, "mixed" batik serta songket kontemporer melambai-lambai dikenakan oleh peragawati yang juga penari dari Sulawesi Selatan.

Nilai tambah lain adalah corak pakaian yang cerah, bergaris-garis kota-kotak atau bernuansa etnik nan unik. Hal ini tentu sangat berbeda dengan pakaian wanita Muslim Kazan pada umumnya cenderung polos (putih), kurang bermotif dan modelnya relatif sama.

"Sangat atraktif sekali dari sisi model dan warnanya. Saya kira mata penonton baru sekali ini menyaksikan busana Muslim yang demikian," kata Ramil Garipov, seorang penonton yang juga "executive official" dari Idel Hajj, perusahaan ONH Kazan.

Menurut Toto, berbagai keunggulan corak dan model yang terus berkembang di Indonesia sangat layak untuk diperkenalkan kepada masyarakat Muslim di dunia.

"Kekuatan kita ada di sana, dan karenanya pula kita datang jauh-jauh dari Indonesia ke tengah-tengah negara Rusia," ujarnya.

Hal sama juga disampaikan peragawati busana Muslim, Andi K. Dewi, mahasiswi semester akhir Hubungan Internasional Unhas yang sudah menekuni dunia mode sejak SMP.

"Saya sangat 'pede' (percaya diri) mengenakan busana Muslim di depan khalayak Rusia. Sebab saya sadar, dalam waktu yang sama secara tidak langsung saya mempromosikan negeriku," tuturnya.

Sementara itu, bagi Dubes Hamid Awaludin, peragaan busana Muslim Indonesia tidak hanya bernuansa promosi budaya, namun juga memiliki matra ekonomi atau dagang.

Dengan jumlah Muslim Rusia yang lebih 20 juta, diharapkan akan menjadi pangsa pasar yang empuk bagi penjualan busana Muslim Indonesia yang model dan motifnya terus berkembang cepat dari waktu ke waktu, ucapnya menegaskan.

Kazan adalah ibu kota negara bagian Tatastan dengan penduduk mayoritas Muslim. Di sini suasana hidup masyarakat setempat sangat mirip di Indonesia, dimana hampir setiap pojokan jalan terdapat masjid dan kemandang azan bisa terdengar di mana-mana.

Bahkan, tiga calon dosen Univesitas Islam Rusia Kazan, saat ini sedang mendalami Islam di UIN Malang atas beasiswa Kementerian Agama RI.

Selama di Kazan, tim seni Sulsel yang dipimpin Andi Pancawati Baso Mappa, mempersembahkan aneka tarian khas daerahnya yang berirama rancak dengan tabuhan kendang, puik-puik dan suling. Peragaan busana Muslim kali ini memang disiapkan sedemikian rupa agar mendekati selera masyarakat setempat. ***4*** (ZG)
(T.H-ZG/B/C004/C004) 28-10-2010 08:48:57

Tidak ada komentar: