Rabu, 11 Mei 2011

INDONESIA BERPENGALAMAN TANGANI BENCANA

KEPALA BNPB: INDONESIA BERPENGALAMAN TANGANI BENCANA

Jenewa, 10/5 (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan, Indonesia sangat berpengalaman dalam mengatasi bencana karena seringnya bencana melanda seperti tsunami di Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta dan Sumatera Barat.

Hal itu disampaikan Dr Syamsul Maarif dalam pidatonya pada "Roundtable Discussion World Reconstruction Conference" yang diadakan oleh World Bank di Jenewa, Swiss, Selasa pagi.

Konferensi bertema "Berinvestasi Untuk Hari Esok yang Lebih Aman: Meningkatkan Investasi Dalam Tindakan Lokal" itu diikuti lebih dari 2.500 wakil dari pemerintah, organisasi non-pemerintah (LSM), masyarakat sipil dan sektor swasta dari berbagai negara. Acara tersebut berlangsung pada 10-13 Mei mendatang.

Dalam "Keynote Speech at the Roundtable Discussion" yang bertajuk "Strengthening Local Recovery as a Key to Building-Back-Better" dalam World Reconstruction Conference, lebih lanjut Syamsul Maarif mengatakan, salah satu fakta yang dapat dipelajari adalah bahwa penduduk yang terkena bencana dapat mekanisme bertahan hidup memang ada dan merupakan bagian dari kearifan lokal mereka mewarisi dari nenek moyang mereka.

Kearifan lokal yang mereka proses telah memungkinkan mereka untuk memahami lebih baik tentang lingkungan dan bahaya alam yang dihadapi, ujarnya.

Selanjutnya Dr Syamsul Maarif juga mengungkapkan pentingnya penggunaan pendekatan "people-centered" dalam penanggulangan bencana.

"Pendekatan "people-centered" yang dimaksud di antaranya adalah cara pengambilan keputusan dalam penanggulangan bencana harus melibatkan komunitas lokal yang memiliki kearifan dalam mengatasi problem yang dihadapi.

Menurutnya, ketika bencana terjadi memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Di sinilah peran komunitas di tingkat bawah yang tahu betul kondisi di lapangan, katanya.

Ia mengingatkan bahwa pengambilan keputusan pascabencana jangan birokratis, yang kemudian dapat menghambat penanggulangannya. "Inilah yang disebut dengan pendekatan 'people-centered' yang harus diterapkan," katanya lagi.

Pada bagian lain Dr Syamsul juga mengungkapkan bahwa ada kecenderungan sektor swasta yang belakangan ini mulai tergerak untuk membiayai sejumlah program kemanusiaan.

Keuntungan mereka dalam bisnis tampaknya ingin diimbangi dengan cara berbagi kepada sesama manusia yang kurang beruntung, utamanya karena bencana.

Ia memberi contoh membangun perumahan, rumah sakit, sekolah dan sebagainya. "Sektor swasta kini menjadi mitra strategis untuk ikut terlibat dalam memberdayakan pemulihan masyarakat yang terkena bencana," kata Dr Syamsul.
Ia juga mengungkapkan keterlibatan sejumlah BUMN di Indonesia dalam pemulihan pasca bencana. "Mereka (BUMN) adalah mitra potensial. Keterlibatan BUMN di Indonesia masih bisa ditingkatkan lagi keterlibatannya dalam penanggulangan bencana alam," ujarnya.

***4***
(H-ZG/B/A041)

(T.H-ZG/B/A041/A041) 11-05-2011 09:47:07

Tidak ada komentar: