Kamis, 23 Juni 2011

MUSLIMAT DI INGGERIS

MUSLIMAT DI INGGERIS PRIHATINKAN TKW DI SAUDI

London, 24/6 (ANTARA) - Muslimat Nahdlatul Ulama di Inggeris sangat prihatin terhadap nasib tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab Saudi, apalagi dengan adanya kasus yang menimpa Ruyati yang harus mengorbankan nyawanya untuk menghidupi keluarganya.

Keprihatinan itu disampaikan Ketua Muslimat NU di Inggeris , Afrahul Fadhilah Ibrahim kepada Antara London, Jumat , sehubungan dengan dijatuhkannya hukuman pancung terhadap tenaga kerja wanita Ruyati di Arab baru pada hari Sabtu( 18/6).

Kejadian yang menimpa Ruyati, sangat memprihatinkan bangsa Indonesia, ujar istri D Effendi yang sempat bekerja menjadi dosen agama Islam di Politeknik Universitas Sumatra Utara selama tiga tahun sebelum mendapat tugas ke Inggris.

Menurut Bu Fadhilah , demikian Afrahul Fadhilah Ibrahim disapa, kejadian itu mungkin hanya sebahagian kecil saja dari yang dialami dan dirasakan TKW lain yang bekerja di Arab Saudi.

Menurut Fadhilah yang pernah masuk Pesantren Purba Baru di Tapanuli Selatan Sumatra Utara, yang menempanya menjadi seorang juru dakwah, mungkin masih banyak lagi TKW yang bernasib demikian yang diperlakukan kasar oleh majikannya di Arab.

Dikatakannya, berbeda dengan di Inggris TKW itu sangat dihargai dan hormati, di Inggris yang jelas-jelas bukan negara muslim, tetapi mereka sangat menghormati TKW.

Bahkan di Inggris, TKW itu mendapat libur satu atau satu setengah hari dalam seminggu . Ada juga yang kerja hanya lima hari seminggu, ujar ibu tiga putri yang berangkat dewasa dan bahkan ada yang lulus dokter.


TKW dipanggil darling
Menurut Fadhilah yang aktif di Mesjid Besar London seringkali majikan bertanya kepada dari TKW "are you all right(kamu baik-baik saja kan,, red)". Hampir sering keluar pertanyaan dari majikannya ''r u ok'' kadang2 sampai memanggil pembantu dengan sebutan darling (sayang) .

Tetapi sebaliknya TKW yang bekerja di Arab , boro-boro kalimat
"ddarling" malahan sering dipanggil baqarah (lembu). Subhanallah, ujar Fadhilah yang menyelesaikan pendidikannya di Universitas Islam Negeri Sumatra Utara dengan mengambil jurusan Syariah pada 1987.

Apalagi sampai ada yang bertanya ''r u ok''(kamu sehat kan, red) kalau mereka bisa mau bekerja selama 24 jam terus- menerus.

Tampak sekali perbedaan yang begitu jauh perlakuan tenaga kerja Indonesia yang bekerja sebagai TKW di Inggris dengan di Arab Saudi.

Begitupun dalam hal gaji, kadang-kadang sampai lima bulan tidak terima gaji kerja di Arab. Sedangkan di Inggris mereka menerima gaji setiap minggu dengan gaji yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan di Arab Saudi.

Rumah Fadhilah yang berlokasi di daerah Colindale juga menjadi tempat berbagi bagi anak-anak dan tenaga kerja domestik asal Indonesia yang jumlahnya puluhan bahkan mencapai ratusan di Inggris, baik yang menghadapi masalah maupun hanya sekedar bercerita dan berbuka puasa bersama.

Bahkan di rumahnya pernah diadakan pesta pernikahan seorang pekerja domestik wanita dengan sang kekasihnya dari negara lain. Rumah kontrakannya itu terbuka bagi siapa pun dan selalu disambut dengan hangat.

Berdasarkan pengamatannya ,ia bertanya masihkah Pemerintah Indonesia akan mengirim TKI ke Arab . Rasa sebaiknya menjalin hubungan dengan negara lain yang banyak membutuhkan pembantu termasuk Inggris, Jerman, Paris dan Negara Eropa lainnya.***6***
(ZG)/B/A011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 24-06-2011 07:19:32

Tidak ada komentar: