JURNALIS BELANDA TERTARIK ISU-ISU HANGAT DI INDONESIA
Oleh Zeynita Gibbons
London, 17/3 (Antara) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, I Gusti Agung Wesaka Puja mengemukakan tantangan terbesar sebagai Dubes RI di Belanda adalah menjaga dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara yang selama ini sudah berjalan sangat baik.
Hal itu disampaikan I Gusti Agung Wesaka Puja di depan para wartawan yang diundang makan siang bersama di Wisma Duta, demikian Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag, Belanda, Azis Nurwahyudi kepada Antara London, Kamis.
Para wartawan yang hadir pada acara makan siang bersama tersebut dari berbagai media cetak dan elektronik yang berada di Belanda, seperti De Telegraaf, Algemeene Dagblad, Elsevier, Diplomatic Magazine, Geassocieerde Pers Diensten, Jurjenz Production, Wassenaarse Krant, Indo Radio, termasuk jurnalis media online dari Indonesia.
Selain menjelaskan tantangan terbesar dalam menjalankan hubungan bilateral, tantangan besar lain adalah isu ekonomi yakni bagaimana dapat terus meningkatkan nilai investasi dan perdagangan. Selama ini Belanda merupakan mitra dagang Indonesia yang besar dan merupakan pintu gerbang masuknya ekspor Indonesia ke Eropa.
Dubes I Gusti Agung Wesaka Puja juga menyinggung kerja sama dengan pihak swasta Belanda yang menyangkut water management.
Kepada para jurnalis, dubes menyampaikan hubungan kedua negara semakin dekat dengan disepakatinya "Joint Declaration on Comprehensive Partnership" yang ditandatangani kedua kepala pemerintahan tahun 2013 lalu.
Selain itu Dubes menjelaskan bagaimana pemerintah menangani masalah narkoba dengan banyaknya korban narkoba di Indonesia. Dia juga menyampaikan data angka korban narkoba yang meninggal setiap hari dan jumlah pemakai narkoba yang direhabilitasi di Indonesia.
Kondisi ini menyebabkan pemerintah memutuskan hukuman yang berat terhadap pembawa, pengedar dan pembuat narkoba di Indonesia.
Sementara Isu LGBT ditanyakan Wouter de Winther, wartawan De Telegraaf. Dubes Puja menjawab hal tersebut merupakan isu global yang juga dihadapi negara lain dan belum selesai dibahas di forum internasional termasuk di PBB.
Di Indonesia terdapat kelompok LGBT yang berhasil membuat Yogyakarta Declaration yang dicontoh oleh organisasi serupa di negara lain.
Untuk masalah pariwisata, disampaikan angka kunjungan wisatawan dari Belanda terus meningkat. Tahun 2015 lalu hampir mencapai 170 ribu orang.
Namun demikian Indonesia perlu menyasar lebih banyak generasi muda Belanda sebagai wisatawan yang potensial. Pelarangan mengenai penjualan alkohol juga disampaikan dan dijelaskan bahwa pemerintah daerah telah mengatur penjualan alkohol di wilayahnya, seperti di Bali.
Sementara itu Maaike Kraaijeveld (Algemeen Dagblad) menanyakan tentang penyelenggaraan Pasar Malam Indonesia, disampaikan bahwa kemungkinan PMI sebagai salah satu sarana promosi Indonesia di Belanda akan diselenggarakan kembali pada tahun-tahun mendatang, bekerjasama dengan pihak swasta.
Jamuan makan siang Kepala Perwakilan RI ini merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan KBRI Den Haag untuk membuat jejaring dengan media guna mempromosikan dan menjelaskan tentang Indonesia terkini kepada publik Belanda.
Pada jamuan makan siang kali ini disajikan makanan tradisional Indonesia berupa Laksa Betawi, Nasi Rendang, Kue Pandan dan Brownies Ketan Hitam oleh kumpulan Chef Indonesia di Belanda yang tergabung dalam organisasi Indonesia Satu. ***2***
(T.H-ZG/C/S. Muryono/S. Muryono) 17-03-2016 12:01:13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar