MENLU: FLEGT BERI KEUNGGULAN PRODUK KAYU INDONESIA
Oleh Zeynita Gibbons London, 1/12 (Antara) - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Marsudi mengatakan Indonesia harus memanfaatkan keunggulan komparatif bagi produk kayu asal Indonesia untuk meraih pasar yang lebih besar di Uni Eropa dengan diterimanya lisensi sertifikat Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT).
Hal itu diungkapkan Menlu saat peresmian FLEGT bersama High Representative Uni Eropa untuk Luar Negeri dan Keamanan, Federica Mogherini dan Komisioner UE untuk urursan lingkungan hidup, kelautan dan perikanan Karmenu Vella di Burssel, demikian Fungsi Pensosbud KBRI Brusel Ance Maylany kepada Antara London, Kamis.
FLEGT - VPA merupakan perjanjian yang dibuat oleh Uni Eropa (UE) dengan negara mitra yang bertujuan untuk menjamin agar kayu yang diekspor dari negara mitra tersebut berasal dari sumber yang legal dan dihasilkan secara berkelanjutan dan sesuai dengan prinsip melindungi lingkungan hidup. Perjanjian FLEGT - VPA juga bertujuan untuk membantu negara mitra UE dalam memberantas illegal logging melalui perbaikan tata kelola dan regulasi hutan.
Dengan adanya lisensi FLEGT ini, produk kayu asal Indonesia yang diekspor ke Uni Eropa akan dapat masuk ke pasar Eropa melalui jalur hijau.
Peresmian lisensi FLEGT merupakan momentum penting bagi hubungan Indonesia - Uni Eropa, sekaligus merefleksikan komitmen kuat Indonesia bagi sustainable timber products.
Sebagai Negara pertama yang mendapat lisensi FLEGT, produk kayu Indonesia kini memiliki keunggulan komparatif di pasar UE.
"Daya saing dan akses pasar lebih luas yang dimiliki produk kayu Indonesia saat ini harus segera dimanfaatkan sebelum disusul oleh produk kayu dari Negara lain," ujar Menlu. Pada kesempatan peresmian ini, Menlu Retno menerima lisensi FLGT dari, High Representative UE Federica Mogherini dan Komissioner Karmenu Vella.
Menlu juga menyerahkan contoh produk kayu Indonesia yang diproduksi sesuai dengan lisensi FLEGT kepada High Representative UE Federica Mogherini dan Komissioner Karmenu Vella High Representative UE Mogherini mengapresiasi upaya Indonesia dalam menerapkan standar yang tinggi dalam perlindungan pembangunan yang berkelanjutan. Komisioner Vella menambahkan bahwa lisensi ini dapat meningkatkan competitive edge serta akses pasar ke Eropa.
Indonesia merupakan salah satu pengekspor produk kayu terbesar ke UE dengan nilai total sekitar 485 juta Euro pada tahun 2015. Sesuai dengan data dari European Timber Trade Federation, terdapat 23 juta hektar hutan yang telah mendapat sertifikasi SVLK, 2700 pabrik kayu menerima sertifikat SVLK, dan 1800 eksporter kayu yang menerima sertifikat SVLK di Indonesia.(ZG)***3*** (T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo) 01-12-2016 19:44:10
end
Oleh Zeynita Gibbons London, 1/12 (Antara) - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Marsudi mengatakan Indonesia harus memanfaatkan keunggulan komparatif bagi produk kayu asal Indonesia untuk meraih pasar yang lebih besar di Uni Eropa dengan diterimanya lisensi sertifikat Forest Law Enforcement Governance and Trade Voluntary Partnership Agreement (FLEGT).
Hal itu diungkapkan Menlu saat peresmian FLEGT bersama High Representative Uni Eropa untuk Luar Negeri dan Keamanan, Federica Mogherini dan Komisioner UE untuk urursan lingkungan hidup, kelautan dan perikanan Karmenu Vella di Burssel, demikian Fungsi Pensosbud KBRI Brusel Ance Maylany kepada Antara London, Kamis.
FLEGT - VPA merupakan perjanjian yang dibuat oleh Uni Eropa (UE) dengan negara mitra yang bertujuan untuk menjamin agar kayu yang diekspor dari negara mitra tersebut berasal dari sumber yang legal dan dihasilkan secara berkelanjutan dan sesuai dengan prinsip melindungi lingkungan hidup. Perjanjian FLEGT - VPA juga bertujuan untuk membantu negara mitra UE dalam memberantas illegal logging melalui perbaikan tata kelola dan regulasi hutan.
Dengan adanya lisensi FLEGT ini, produk kayu asal Indonesia yang diekspor ke Uni Eropa akan dapat masuk ke pasar Eropa melalui jalur hijau.
Peresmian lisensi FLEGT merupakan momentum penting bagi hubungan Indonesia - Uni Eropa, sekaligus merefleksikan komitmen kuat Indonesia bagi sustainable timber products.
Sebagai Negara pertama yang mendapat lisensi FLEGT, produk kayu Indonesia kini memiliki keunggulan komparatif di pasar UE.
"Daya saing dan akses pasar lebih luas yang dimiliki produk kayu Indonesia saat ini harus segera dimanfaatkan sebelum disusul oleh produk kayu dari Negara lain," ujar Menlu. Pada kesempatan peresmian ini, Menlu Retno menerima lisensi FLGT dari, High Representative UE Federica Mogherini dan Komissioner Karmenu Vella.
Menlu juga menyerahkan contoh produk kayu Indonesia yang diproduksi sesuai dengan lisensi FLEGT kepada High Representative UE Federica Mogherini dan Komissioner Karmenu Vella High Representative UE Mogherini mengapresiasi upaya Indonesia dalam menerapkan standar yang tinggi dalam perlindungan pembangunan yang berkelanjutan. Komisioner Vella menambahkan bahwa lisensi ini dapat meningkatkan competitive edge serta akses pasar ke Eropa.
Indonesia merupakan salah satu pengekspor produk kayu terbesar ke UE dengan nilai total sekitar 485 juta Euro pada tahun 2015. Sesuai dengan data dari European Timber Trade Federation, terdapat 23 juta hektar hutan yang telah mendapat sertifikasi SVLK, 2700 pabrik kayu menerima sertifikat SVLK, dan 1800 eksporter kayu yang menerima sertifikat SVLK di Indonesia.(ZG)***3*** (T.H-ZG/B/Subagyo/C/Subagyo) 01-12-2016 19:44:10
end
Tidak ada komentar:
Posting Komentar