Jumat, 09 November 2018

KEMLU

DUA INOVASI PELAYANAN PUBLIK KEMENLU RAIH PENGHARGAAN
Zeynita Gibbons
London,7/11 (Antara) - Dua inovasi pelayanan publik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berhasil menyabet penghargaan Top 40 pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik se Indonesia yang diadakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Penghargaan tersebut dimenangkan setelah bersaing dengan 2.824 peserta dari berbagai Kementerian/Lembaga Pusat maupun Pemerintah Daerah serta BUMN/BUMD.

Direktur Diplomasi Publik Kemlu yang membawahi MKAA, Azis Nurwahyudi, kepada Antara, Rabu mengatakan dua inovasi pelayanan publik yang dimenangkan Kemenlu tersebut yaitu program Menikum (Menikah Untuk Melindungi) yang dibangun dan dilakukan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu.

Program lainnya yakni Jarum Pentul (Jadi Relawan museum itu Penting dan Gaul) yang dibangun dan dilakukan oleh Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung dibawah penanganan Direktorat Diplomasi Publik, pada Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu.

Penyerahan Penghargaan dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla, kepada Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, DR. A.M. Fachir, di Jakarta, Rabu, bersama penerima penghargaan dari berbagai Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah se Indonesia.

Program Menikum yang dibangun dan diterapkan KJRI di Kota Kinabalu merupakan program inovasi pelayanan publik untuk proses pengesahan pernikahan bagi WNI di wilayah kerja KJRI Kota Kinabalu yaitu wilayah negara bagian Sabah, Malaysia.

Program Menikum merupakan implementasi dari Nawacita untuk menghadirkan peran negara di hadapan seluruh WNI, serta selaras dengan kebijakan Menteri Luar Negeri RI untuk memberikan pelindungan "Beyond Protection".

Konjen Kota Kinabalu, Malaysia, Khrisna Djelani, menjelaskan program tersebut telah dimulai sejak tahun 2011 dan telah dimanfaatkan oleh 2.600 orang.

Dikatakan program ini secara nyata telah memberikan perlindungan kepada anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut, yang tidak hanya dari segi terpenuhi hak-hak dasar serta kejelasan status hukum seorang anak, namun juga kemudahan untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak dan pengurusan dokumen resmi seperti Akte Kelahiran maupun Paspor.

Program Jarum Pentul
yang dibangun dan dikembangkan Museum KAA dibawah Direktorat Diplomasi Publik, Ditjen IDP Kemenlu tersebut merupakan program kerelawanan yang mempromosikan kebiasaan baru bahwa tanggung jawab pengembangan museum tidak melulu oleh museum tetapi juga oleh masyarakat, terutama generasi muda.

Azis Nurwahyudi, mengatakan diplomasi publik yang membuka kesempatan berbagai elemen masyarakat untuk turut serta dalam diplomasi mengubah partisipasi publik melalui program Jarum Pentul di Museum KAA.

Program tersebut menjadi kontribusi aktif terhadap upaya promosi strategi diplomasi publik berbasis nilai-nilai unggul Indonesia.

"Salah satu keberhasilan Jarum Pentul adalah mampu melibatkan lebih dari 700 generasi milenials di Bandung sebagai bagian dari Sahabat Museum KAA (SMKAA) yang secara aktif berkegiatan di Museum," katanya.

Para relawan ini banyak membantu menyebarkan nilai-nilai Konferensi Asia Afrika dalam berbagai kegiatan.

Dia mengatakan terdapat 13 Klab dan lima komunitas di SMKAA yang secara rutin menggunakan Museum KAA untuk beraktivitas.

Kedua inovasi dari Kementerian Luar Negeri RI ini memenangkan kategori Top 40 setelah pada September 2018 lalu masuk dalam Kategori Top 99.***2***
(T.H-ZG/B/Adha/Adha) 07-11-2018 16:09:23


Tidak ada komentar: