KBRI MEXICO DUKUNG TIM INDONESIA KE WORLD CUP HOMELESS
Zeynita Gibbons
London, 16/11 (Antara) - KBRI Mexico City mendukung penuh tim Indonesia ke World Cup Homeless 2018, meskipun sempat kalah adu penalti di partai pertama melawan Polandia, akhirnya Indonesia menjuarai group F World Cup Homeless ke-16 di di Mexico City tanggal 13 - 18 November 2018.
World Cup Homeless merupakan kejuaraan piala dunia yang dikhususkan bagi tuna wisma atau juga dikenal sebagai sepak bola jalanan (street football).
Penerangan, Sosial, dan Budaya (Pensosbud) KBRI Meksiko City, Aris Heru Utomo kepada Antara London, Jumat mengatakan sebagai juara group, Indonesia lolos ke babak 16 besar bersama Polandia yang harus puas di peringkat kedua. Hingga tulisan ini dibuat belum diketahui siapa lawan Indonesia di babak 16 besar.
Manajer tim Indonesia Yana mengatakan keberhasilan Indonesia menjadi juara group dan lolos ke babak 16 besar patut dibanggakan karena lawan-lawannya di group F datang dari Polandia, Kroasia, Prancis dan Denmark. Bukan hanya itu, oksigen di Mexico City yang tipis dan udara dingin sekitar 12 derajat Celcius membuat tim sulit untuk segera beradaptasi.
Namun dengan teknik yang baik dan semangat pantang menyerah serta dukungan penuh dari KBRI Mexico City dan masyarakat Indonesia di negeri sombrero ini, tim Indonesia berhasil menyingkirkan para pesaingnya.
Disebut juga tim Indonesia berhasil mengalahkan tim Perancis dengan skor telak 9-2.
Di partai pertama para pemain masih demam panggung dan beberapa di antaranya masih jetlag setelah penerbangan panjang dari Jakarta, sehingga sempat tertinggal 0 - 5 dari Polandia. Beruntung kembali pulih di babak kedua sehingga bisa berbalik unggul 6 - 5, walau akhirnya tersusul di 20 detik terakhir dan akhirnya kalah adu penalti, ujar Yana pemain asal Bandung.
Aris, mengatakan dukungan penuh dari KBRI Mexico City diberikan sejak kedatangan tim di bandara dan selama tim berada di Mexico City dengan antara lain memberi bantuan logistik berupa makanan Indonesia setiap harinya, sesuatu yang sulit didapat di Mexico City.
Bukan hanya itu, di tengah kesibukannya, Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Yusra Khan, ikut hadir dan menunjukkan dukungan sebagai suporter, berbaur bersama anggota masyarakat Indonesia lainnya.
Para suporter memberikan semangat sambil menyanyikan lagu ¿yo ayo Indonesia kuingin kita harus menang¿ dan ¿garuda di dadaku.¿
Dubes Yusra Khan menyambut positif keikutsertaan Indonesia dalam kejuaraan sepakbola World Cup Homeless yang sudah digelar sejak 2003. Keikutsertaan dalam turnamen sepakbola ini menunjukkan bahwa tim pesepakbola jalanan Indonesia bisa unjuk prestasi di dunia internasional dan tidak minder dalam pergaulan serta dapat saling berbagi, berkomunikasi dan bekerjasama sama satu sama lain.
Menurut Dubes Yusra ketika seseorang yang dipandang sebagai tuna wisma ikut serta dalam kegiatan sepakbola, maka sesungguhnya mereka tengah membangun persahabatan, menjadi anggota tim dan belajar untuk percaya satu sama lain.
Mereka menunjukkan tanggung jawabnya saat datang ke sesi latihan dan pertandingan, dating tepat waktu dan merasa bahwa mereka bagian dari sesuatu yang lebih besar, ujarnya.
Homeless World Cup 2018 diikuti lebih dari 450 orang pemain dari 40 negara. Mereka datang untuk memperebutkan Piala Dunia Sepakbola Tuna Wisma kategori tim putra/campuran dan wanita.
Untuk kategori tim putra/campuran, sebanyak 40 negara peserta dibagi ke dalam delapan group. Masing-masing peringkat pertama dan kedua di setiap group lolos ke babak 16 besar dan akan bertanding dengan sistim gugur hingga babak final.
Sedangkan kategori tim wanita yang hanya diikuti 16 negara dibagi menjadi dua group (Indonesia tidak ikut serta), peringkat pertama hingga keempat dari setiap group lolos ke babak 16 besar dan kemudian saling bertanding dengan sistim gugur hingga babak final.
Berbeda dengan sepakbola biasa yang setiap timnya terdiri dari 11 orang pemain atau fustal dengan 6 orang pemain, maka sebuah tim sepakbola jalanan terdiri dari 4 orang pemain saja. Waktu bermainnya pun bukan 2 x 45 menit dengan jeda istirahat 15 menit, tetapi hanya 2 x 7 menit dengan jeda 1 menit.
Selain memperebutkan Piala Dunia, pada kejuaraan ini diperebutkan pula piala Walikota Mexico City untuk tim yang menduduki peringkat 9-16 dan piala hiburan bagi tim berperingkat 17-40.
Dengan demikian, selama kejuaraan para pemain dari seluruh tim berkesempatan untuk terus bertanding dan berinteraksi dari awal hingga akhir kegiatan. Tidak ada istilah berhenti bertanding karena sudah tersisih di babak group.
Guna memberikan kesempatan yang lebih luas bagi keikutsertaan para pesepakbola tuna wisma di seluruh dunia, panitia penyelenggara yaitu World Homeless Foundation membuat ketentuan bahwa setiap pemain hanya bisa turut serta dalam kejuaraan World Cup Homeless sekali seumur hidup.
Tidak hanya itu, para pemainnya pun diperluas, bukan hanya tuna wisma tetapi juga mantan pecandu narkoba dan pengidap AIDS/HIV. Akibatnya, pada setiap kejuaraan yang digelar, tidak ada tim yang benar-benar favorit karena setiap tahunnya tim-tim yang ikut serta berganti pemain dan baru diketahui kekuatannya saat pertandingan dilaksanakan. **4***
T.H-ZG/B/G. Dirgantara/B.S. Hadi) 16-11-2018 18:12:1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar