Sabtu, 06 Desember 2008

DEWAN RUSIA-INDONESIA

PENDIRIAN DEWAN RUSIA-INDONESIA TINGKATKAN HUBUNGAN BISNIS

London, 6/12 (ANTARA) - Wacana pendirian Dewan Rusia-Indonesia dinilai akan berperan signifikan dalam peningkatan hubungan kedua negara seiring dengan meningkatnya animo pebisnis Rusia ke Indonesia.

Hal itu terungkap dalam pertemuan bisnis informal akhir tahun yang diselenggarakan KBRI Moskow dengan dihadiri 31 pengusaha Rusia beserta Dubes Rusia untuk Indonesia, Alexander A. Ivanov, kata Penanggung Jawab Fungsi Ekonomi KBRI Suprianda Ruru kepada koresponden Antara London, Sabtu.

Suprianda mengatakan, diskusi tersebut sebagai ajang evaluasi kerjasama ekonomi Indonesia dan Rusia.

Menurut Mikael Kuritsin, seorang pengusaha bidang perminyakan, pengusaha Rusia pada dasarnya baru mulai mengenal pasar Indonesia setelah kunjungan resmi Presiden Yudhoyono ke Rusia dan Presiden Putin ke Indonesia dua tahun yang lalu.

Dikatakannya, sejak itu Investasi maupun perdagangan kedua negara terus melambung.

"Perdagangan tahun 2008 misalnya, mencapai target satu miliar dolar AS," ujar Mikael Kuritsin.

Dalam bidang investasi, banyak pengusaha Rusia mengucurkan rubelnya ke Indonesia. Perusahaan Rusal telah menggandeng Aneka Tambang akan pendirian berbagai perusahaan dalam kurun waktu dekat.
Bahkan, wisatawan Rusia yang datang ke Bali tahun ini mencapai 50 ribuan orang. "Itu pun suatu catatan dari sumber terbuka. Mungkin masih banyak lagi yang tidak terdeteksi," ujar Kuritsin.

Adapun kerjasama yang masih mungkin dikembangkan di masa datang adalah sektor teknologi tinggi seperti bidang perminyakan, turbin dan peluncuran satelit.

Kedua pemerintah terus membicarakan rencana peluncuran satelit Rusia dari Biak, Papua, yang dikerjasamakan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Meskipun begitu, hubungan kedua belah pihak bukan tanpa kendala, karena masih banyak perdagangan harus melalui negara ketiga dan dukungan perbankan masih kurang.

Sementara itu Dubes Ivanov, melihat banyak pebisnis Rusia tidak mengenal kesempatan usaha di Indonesia, sedangkan pebisnis Indonesia sering melirik sebelah mata usaha di Rusia.

"Padahal kedua pemerintah terus memperbaiki iklim bisnis menjadi lebih kondusif. Selain itu, pengamanan investasi juga perlu ditingkatkan," kata Kuritsin.

Menurut Counsellor Penerangan KBRI Moskow, M. Aji Surya, untuk lebih meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, Duta Besar Hamid Awaludin menyatakan telah membuka pintu KBRI Moskow lebar-lebar untuk membicarakan dan menyelesaikan berbagai kendala yang ada di lapangan.

Hubungannya yang sangat erat dengan Dubes Rusia di Jakarta dinilainya memiliki peran penting dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

Selain itu, terdapat wacana untuk segera mendirikan Dewan Bisnis Indonesia-Rusia yang akan berfungsi menjadi mediator dalam kegiatan bisnis kedua belah pihak.

Selama ini, selain Lembaga Persahabatan Indonesia-Rusia yang didirikan tahun tahun 1956 dan Sidang Komisi Bersama, pebisnis kedua negara sangat terbantu peran yang dimainkan KBRI Moskow dan Kedubes Rusia di Jakarta, demikian M Aji Surya. ***2***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/Z004/Z004) 06-12-2008 08:55:53

Tidak ada komentar: