Kamis, 11 Desember 2008

HASIL SKB RI RUSIA

DUBES HAMID: PENTING, PELAKSANAAN HASIL SKB RI RUSIA

London, 11/12 (ANTARA) - Dubes RI untuk Rusia, Hamid Awaludin mengatakan Sidang Komisi Bersama (SKB) RI-Rusia memang telah berakhir sehingga yang kini tinggal menjadi persoalan adalah bagaimana melaksanakansecara konkret seluruh kesepakatan itu .

"Setelah SKB, baik Indonesia maupun Rusia harus menggunakan bahasa yang sama, yakni bahasa implementasi," ujar Dubes seperti disampaikan Counsellor KBRI Moskow M. Aji Surya, kepada koresponden Antara London, Kamis.

Dubes mengatakan bahwa tujuan Sidang Komisi Bersama atau SKB itu adalah pelaksaan secara konkret dan bukannya sekedar pembuatan program.

Menurut Cousellor M. Aji Surya, sebanyak 51 anggota delegasi Sidang Komisi Bersama RI-Rusia (SKB) mulai meninggalkan kota Moskow yang membeku.

Suasana hangatnya perundingan bilateral tersebut tidak terasa lagi di KBRI yang berada di jantung kota termahal di dunia. Sisa-sisa dokumen yang tidak terpakai mulai dibenahi. Kini, semua kembali ke situasi normal, ujarnya.

Menghadapi paska SKB, Dubes RI Hamid Awaluddin memiliki catatan penting.

"Saya sering sampaikan SKB adalah kran yang mengalirkan masalah yang tersumbat dan tidak lancar," kata mantan Menteri Hukum dan HAM tetsebut .

Menurut Dubes, dari SKB ke-5 di Moskow ini ia melihat banyak kegiatan memiliki prospek bagi hubungan bilateral kedua negara di tahun medatang.

"Kini kita punya modal bergerak maju, tidak stagnan( mandeg, red) ," ujar Dubes.

Diakuinya , berbagai sumbatan yang berhasil diatasi dalam SKB antara lain dalam perdagangan, pariwisata dan transportasi.

"Semua itu merupakan mata rantai yang saling mengait," katanya.

Dengan target penerbangan langsung dari Rusia ke Indonesia tahun depan maka arus wisatawan diharapkan menjadi lancar. Diharapkanya tahun depan wisatawan Rusia ke Indonesia lebih dari 100.000 orang .

Sementara itu, perdagangan yang telah mencapai target satu miliar dolar AS juga dapat ditingkatkan melalui kerja sama kedua kadin dan dewan bisnis atau business council yang segera berdiri.

Diharapkan , Rusia lebih banyak membeli produk dan menanamkan modalnya di Indonesia dan dengan penerbangan langsung tidak hanya membawa penumpang, tapi juga kargo/barang .


Spektakuler
hamid Awaluddin mengakui kesepakatan yang paling spektakuler adalah kerja sama budaya dalam bentuk peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara.

Dalam SKB itu, disepakati peringatan besar-besaran dalam bentuk pameran budaya baik di kota-kota besar di Indonesia maupun Rusia.

Hal ini sangat penting dalam rangka peningkatan pemahaman kedua masyarakat, "people-to-people contact." Dampak dari kegiatan semacam ini tentunya akan menguntungkan kedua bangsa. Dalam tataran praktis, kedua negara sepakat memperkuat kerja sama di bidang perbankan dan wisatawan .

Saat ini, Alfa Bank Rusia telah bermitra dengan Bank Mandiri. Namun disayangkan, wakil dari perbankan Indonesia tidak hadir dalam SKB padahal mitarnya dari Rusia datang, ujar Dubes.

Dubes mengharapkan wisatawan Rusia akan melonjak atau membludak jumlahnya di tahun depan asal semua pihak konsisten.

Dalam protokol / naskah kesepakatan disebutkan akan ada promosi bersama pariwisata atau "joint promotion on tourism," pelatihan bahasa Rusia bagi pemandu wisata Indonesia hingga kunjungan media Rusia ke tempat-tempat wisata di Nusantara.

Bahkan Pemerintah Rusia juga akan mendorong masyarakatnya untuk berkunjung ke 10 daerah tujuan wisata di luar Bali.Untuk itu, di awal tahun depan, KBRI dan Depbudpar sepakat mengundang dan memfasilitasi operator tur Rusia datang ke Indonesia.

"Kerja sama investasi juga akan terus didorong meskipun investasi adalah kegiatan yang sering dinilai berisiko," ujarnya.

Dubes mengatakan ia mendesak Rusia agar segera melaksanakan rencananya untuk investasi di bidang teknologi, energi, minyak dan gas, komunikasi hingga perkebunan.

Diakuinya secara rutin ia akan mengadakan pertemuan dengan pebisnis Rusia dan pebisnis Indonesia karena investasi tidak datang begitu saja.

Diakuinya , kendala utama dari berbagai kesepakatan yang ada berada dalam diri sendiri.

"Adakah kesadaran untuk melaksanakan ataukan cukup puas berhenti pada kertas yang tak bermakna," kata Hamid .

Dubes mengatakan KBRI berusaha untuk mengamati ke 62 butir kesepakatan selanjutnya dapat melaksanakannya secara maksimal.

Bila ada masalah di "tengah jalan" , maka dirinya bersama Dubes Rusia di Jakarta Ivanov akan berusaha untuk menyelesaikan, demikian Dubes Hamid Awaludin.***3***

ZG/B/A011)
(T.H-ZG/B/A011/A011) 11-12-2008 08:38:19

Tidak ada komentar: