08/12/08 07:31
Sidang Komisi Bersama RI-Rusia Harapkan Penerbangan Langsung
London (ANTARA News) - Guna menjaring lebih banyak lagi wisatawan Rusia ke Indonesia, penerbangan langsung antara kedua negara diharapkan akan dapat terlaksana tahun depan.
Hal itu menjadi harapan delegasi Indonesia pada Sidang Komisi Bersama (SKB) Indonesia-Rusia yang dipimpin Dirjen Amerika dan Eropa, Departemen Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi yang berlangsung selama dua hari, Senin dan Selasa (8/9) Desember, di Moskow.
Negosiasi akhir menuju ke arah tersebut relatif matang dan diharapkan dapat rampung dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) di Moskow yang dimulai Senin usai shalat Idul Adha, ujar M. Aji Surya, Counsellor KBRI Moskow kepada koresponden Antara London, Minggu malam.
Menurut M Aji Surya, sekitar 40 delegasi dari berbagai instansi di Indonesia siap melakukan negosiasi bilateral selama dua hari penuh di kota termahal di dunia tersebut.
Dubes RI, Hamid Awaludin menyebut Sidang Komisi Bersama sebagai "kran" yang mengalirkan berbagai hal-hal selama ini tersumbat.
Menurut Direktur Angkutan Udara, Tri S. Sunoko, baik Air Service Agreement maupun MoU mengenai Angkutan Udara yang telah menjadi bahasan kedua belah pihak beberapa tahun terakhir mengalami kemajuan sangat pesat.
Hanya tersisa beberapa hal yang bersifat minor dan akan menjadi agenda perbincangan di Moskow. "Apabila semua berjalan mulus, maka penerbangan langsung dari Rusia ke Indonesia PP dapat terlaksana pada pertengahan tahun depan," ujarnya.
Menurut catatan Departemen Perhubungan, maskapai penerbangan Rusia yang selama ini melakukan charter flight ke Bali, telah mengajukan izin untuk penerbangan langsung manakala terjadi kesepakatan antara kedua pemerintahan.
Bila Sidang Komisi Bersama Moskow membawa hasil positif, maka penandatanganan akan dilakukan awal tahun di Jakarta dan setelah itu dilakukan pendaftaran dan administrasi maskapai penerbangan yang memerlukan waktu selama tiga bulan.
"Maskapai penerbangan Rusia sudah relatif siap, tinggal kita menunggu apakah ada maskapai dari Indonesia siap mengimbangi," tambahnya.
Sementara itu, Sekjen Departemen Budaya dan Pariwisata, Wardiyatmo menyambut dengan antusias.
Sangat diharapkan bahwa penerbangan itu bisa langsung dari Moskow atau St. Petersburg ke Jakarta atau Denpasar, sehingga penumpang pesawat tidak ada yang turun di tengah jalan, ujarnya.
Dengan penerbangan langsung, maka turis Rusia akan meningkat menjadi lebih dari 100 ribu orang.
Untuk mensinergikan antara penerbangan langsung dan upaya menarik wisman Rusia, Wardiyatmo mengusulkan adanya promosi tiga bulan pra inagurasi serta pertemuan intens antara berbagai tour operators baik di Rusia maupun di Indonesia.
"Dengan demikian, maka sarana di tempat tujuan dan wisatawan (pasar) akan memiliki kesiapan yang optimal. Jangan hari ini launching, pasar baru tahu," katanya.
Menurut M. Aji Surya, Duta Besar Hamid Awaluddin memberikan catatan, bahwa sudah saatnya Departemen Kebudayan dan Pariwisata lebih mempersiapkan tujuan wisata selain Bali.
Promosi besar-besaran tentang 10 tujuan wisata "Beyond Bali" di Rusia harus dilaksanakan pada 2009 mendatang, apalagi saingan tujuan wisata Indonesia saat ini sedang mengalami masalah.
"Kesempatan emas ini harus cepat kita ambil dengan melakukan promosi yang terintegrasi. Brosur 10 tujuan wisata berbahasa Rusia dengan bahasa yang provokatif. Kita di KBRI siap peningkatan wisatawan Rusia ke Indonesia," ujarnya.
Meskipun jatuh hari libur Iedul Adha, Sidang Komisi Bersama Indonesia-Rusia tetap berlangsung, sesaat setelah shalat Ied di Aula KBRI Moskow. Selain membahas perhubungan udara, sidang akan membahas masalah lain seperti perdagangan, investasi serta pendidikan, demikian M. Aji Surya. (*)
COPYRIGHT © 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar