PENGURUS PONDOK PESANTREN INDONESIA BERKUNJUNG KE INGGRIS
London, 17/12 (ANTARA) - Sebanyak enam pengurus pesantren dari berbagai Pondok Pesantren di Indonesia kini berada di Inggris dalam rangka kunjungan program pertukaran Imam (Program Imam Exchange) salah satu rekomendasi dari Indonesia-UK Islamic Advisory Group 14-18 Desember.
Sekretaris Dua Pensosbud KBRI London Novan Ivanhoe Saleh kepada koresponden Antara, Rabu, mengatakan selama di Inggeris pengurus pondok pesantren mengadakan pertemuan dengan berbagai institusi Islam di Inggris yang dilakukan Dr. Musharraf Hussain, Direktur Karimia Institute, Nottingham.
Dikatakannya, para Imam dari berbagai pondok pesantre itu juga mengadakan kunjungan ke beberapa sekolah dan institusi Islam yang ada di kerajaan Inggeris diantaranya di Leicester, menghadiri dialog di Karimia Institute di Nottingham serta mengikuti Interfaith Conference yang diadakan di Birmingham.
Menurut Novan Ivanhoe Saleh, pengurus pondok pesantren juga akan berkunjung ke kementerian Luar Negeri Inggeris (Foreign and Commonwealth Office) di London yang difasilitasi oleh KBRI London.
Keenam pengurus pesantren itu adalah Jazilus Sakhok dari P.P. Sunan Pandanaran, Yogyakarta, Hilmy Muhammad dari P.P. Ali Maksum, Muhammad Kholid Arif Rozaq dari P.P. Al Muayyad, Surakarta.
Selain itu Subegjo Puji Waluyo dari P.P. Nurul Ummah, Arkanudin Budiyanto dari P.P. Moderen Islam As Salaam, Surakarta dan Drs. Muhammad Saiffudin Hadi dari Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, Yogyakarta.
Sebelumnya Imam Inggeris mengadakan kunjungan ke Indonesia diantaranya Dr Musharaf Hussain Direktur Karimia Institute, Nottingham dan Ketua the Christian Muslim Forum. Hafiz Asim, Imam senior di Leeds Makkah Masjid dan Shouaib Ahmed, lulusan Studi Islam (Islamic Studies) di Makkah yang aktif mengisi acara di Islam Channel.
Para pengurus pondok pesantren itu mengadakan dialog dengan anggota dan pengurus dari Saint Philip Centre, suatu organisasi kumpulan berbagai agama di Leicester yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman antara umat beragama.
Pembentukan Indonesia "United Kingdom Islamic Advisory Group" tersebut merupakan implementasi dari hasil kunjungan Perdana Menteri Inggris Tony Blair ke Indonesia pada bulan Maret 2007.
Pertemuan-pertemuan IAG berupaya untuk merumuskan rekomendasi kepada kedua pemerintah dengan tujuan untuk mencapai tiga tujuan yaitu mencegah ekstrimisme keagamaan, mempromosikan Islam sebagai agama damai, welas asih dan toleran, serta untuk mempromosikan saling pengertian antara Islam dan Barat.
Dalam pertemuan terakhir tanggal 31 Januari 2007, IAG telah menyerahkan preliminary recommendations kepada kedua Menteri Luar Negeri kedua negara untuk dapat ditindaklanjuti secara kongkrit.
Pokok-pokok dari rekomendasi antara lain perlunya dilakukan pertukaran Imam dan ilmuan keagamaan diatara kedua negara, penterjemahan bahan literature Indonesia ke bahasa Inggris yang berhubungan dengan masalah keagamaan dan demokrasi, program twinning antar sekolah-sekolah agama, dan pertukaran pemuda. ***1***
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/S016/S016) 17-12-2008 07:05:54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar