Senin, 22 Desember 2008

HARI IBU DI BRUSEL

KBRI BRUSEL PERINGATI HARI IBU

London, 23/12 (ANTARA) - Lagu Kasih Ibu kepada Beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia, sebait syair lagu yang bermakna amat dalam disampaikan Dubes RI untuk Belgia, Luksemburg dan Uni Eropa, Nadjib Riphat Kesoema, dalam sambutan pada upacara peringatan Hari Ibu ke-80 di KBRI Brussels-Belgia, Senin.

Upacara peringatan Hari Ibu dihadiri seluruh staf KBRI Brussels, tokoh masyarakat Indonesia dan mahasiswa anggota PPI Brussels ini berlangsung meriah, demikian Pensosbud/Diplomatik publik KBRI Brussel Counsellor PLE , Priatna, kepada koresponden Antara London, Senin.

Dubes Nadjib Riphat Kesoema mengatakan jika Amerika Serikat, Australia, Belanda, Belgia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Malaysia dan Singapura merayakan Hari Ibu (Mother's Day) pada minggu kedua bulan Mei, maka Indonesia merayakan Hari Ibu setiap tanggal 22 Desember, tiga hari menjelang perayaan Natal.

Menurut Dubes, wanita dan kaum ibu memiliki kedudukan istimewa dalam sejarah perjuangan bangsa, yang amat berbeda dengan negara lain. Tanggal 22 Desember adalah tonggak sejarah perjuangan wanita Indonesia.

Pada tanggal 22 s/d 25 Desember 1928 atas prakarsa kaum perempuan Indonesia telah dilaksanakan Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogjakarta.

Dikatakannya simbol dari perhimpunan pergerakan perjuangan kaum perempuan sebagai Ibu Bangsa dengan semangat dan pengorbanan yang sama, dengan kaum pria Indonesia merebut kemerdekaan bangsa.

Dubes Nadjib Riphat mengatakan generasi muda, remaja dan anak-anak Indonesia masa kini, perlu mengingat kembali, mengapa Hari Ibu dilaksanakan pada tanggal 22 Desember tidak seperti lazimnya dilakukan di negara lain.

Generasi muda tidak boleh melupakan sejarah bahwa orang tua, tidaklah hanya seorang ibu yang membesarkan anak-anaknya dengan segala pengorbanan tapi lebih dari itu, adalah seorang pejuang bangsa, yang ikut merebut kemerdekaan..

Pesan ini menjadi sangat relevan saat dalam memperingati Hari Ibu, di tengah dunia global yang penuh perubahan, Kesadaran mengenai peran kaum perempuan Indonesia, harus kembali diajarkan sejak dini, ujarnya.

Dikatakannya , satu pesan penting dari tema satu abad kebangkitan nasional ini adalah karakter dan pekerti bangsa. Budi pekerti dan ahlak yang baik menjadi elemen penting yang akan mendorong majunya sebuah bangsa. Peran kaum Ibu dan perempuan Indonesia semakin relevan.

Counsellor PLE Priatna mengatakan peringatan Hari Ibu di Brussel dilaksanakan bersamaan dengan peringatan ulang tahun Dharma Wanita Persatuan (DWP) yang ke-9 dengan berbagai kegiatan unik, antara lain lomba baca puisi.

Puisi bertema Ibu menjadi pilihan untuk dilombakan dan bahan perenungan, yang ternyata masih memberi rasa keharuan tersendiri bagi peserta dan hadirin. Sajak dan puisi dari para penyair Indonesia mengundang decak kagum dan keharuan kedalaman ungkapan kasih Ibu kepada anaknya demikian PLE Priatna. ***7***

ZG/B/A011)

(T.H-ZG/B/A011/A011) 23-12-2008 08:16:13

Tidak ada komentar: