Rabu, 29 September 2010

MENLU BELGIA BUKA PERTEMUAN ASEP

MENLU BELGIA BUKA PERTEMUAN ASEP

London, 29/9 (ANTARA) - Presiden Uni Eropa, Herman Van Rompuy, dan Steven Vanackere, Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Belgia, membuka secara resmi pertemuan Asia-Europe Parliamentary Partnership (Asep) VI di Brussel.

"Selamat Datang," kata Steven Vanackere, Menteri Luar Negeri Belgia, ketika mengawali pembuka pidato menyambut peresmian sidang anggota parlemen Asia dan Eropa itu dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam siaran persnya, Rabu, Korfungsi Pensosbud Diplik KBRI Brussel P.L.E. Priatna menjelaskan kalimat pembuka itu tidak hanya menyapa Hidayat Nur Wahid, Ketua BKSAP DPR RI, beserta rombongannya, tetapi juga sekitar 60 wakil dari 15 negara Asia dan 27 negara Eropa yang hadir pada pertemuan itu.

Selain Hidayat Nur Wahid, terlihat pula delegasi anggota BKSAP Tantowi Yahya (Komisi I Partai Golkar), Arisatrya Suryo Susilo (PDIP-Komisi VI), Ma'mur Hasanuddin Adma (PKS-Komisi IV), Tatang Sutharsa (Sekretaris Delegasi BKSAP), Dian Wirengjurit-Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Kemlu dan Staf KBRI Brussel.

Presiden Uni Eropa (President of European Council) Herman Van Rompuy dalam sambutannya menandaskan perlu mengubah perspektif kerja sama Asia-Eropa dalam kemitraan yang lebih konkrit.

Kepercayaan satu sama lain adalah modal dasar untuk bekerja sama dan saling membantu mengatasi krisis global serta dampak perubahan iklim sebagai sumbangan berharga bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat di kedua kawasan, ujarnya.

Terkait dengan KTT VIII ASEM yang akan berlangsung di Brussel, 4-5 Oktober 2010, Vanackere, Menlu Belgia, menegaskan kerja sama ASEM lebih dari sekadar menghadirkan para kepala negara/pemerintahan negara Asia-Eropa.

Akan tetapi, lanjut dia, kerja sama itu juga bagi masyarakat sipil, "people to people contact", yang merapatkan pengusaha, lembaga swadaya, dan pemangku kepentingan yang ada ke arah terciptanya kualitas kehidupan yang lebih baik di kedua kawasan.


Deklarasi

Sidang Kemitraan Parlemen Asia-Eropa di Brussel, 26-27 September ini, bertemakan "Tantangan Ekonomi sebagai Peluang Global Meningkatkan Kualitas Hidup" ini menyiapkan deklarasi (Declaration of the 6th Asia-Europe Parliamentary Meeting).

Adapun isinya, anggota parlemen Asia-Eropa bertekad meningkatkan kemajuan kualitas hidup masyarakat, baik melalui pembangunan yang berkelanjutan, perlindungan lingkungan hidup, maupun pertumbuhan ekonomi yang baik.

Selain itu melalui perubahan struktur kekuangan dan ekonomi global (financial and economic World Governance Structure), "people to people contact", pengelolaan perompakan di laut (piracy at sea), serta langkah penguatan dan perluasan kemitraan Asia-Eropa.

Tantowi Yahya dalam subpanel diskusi pembangunan yang berkelanjutan menegaskan bahwa parlemen adalah mitra strategis pemerintah untuk mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat, khususnya menyangkut pengentasan kemiskinan, pemerataan pendidikan, dan kesejahteraan.

Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat RI sejak 7 September lalu melalui pokja khusus, mungkin satu-satunya di lembaga parlemen di dunia, yang secara tegas mendeklarasikan dukungannya pada tujuan pembangunan millennium.

Keterlibatan masyarakat Asia-Eropa berupa pandangan kritis sekalipun dalam menatap makna peningkatan kualitas hidup, yang diwakili melalui forum parlemen ASEM ini pantas untuk disambut.

Upaya melibatkan para pemangku kepentingan secara luas, dalam proses pemaknaan dan langkah yang harus ditempuh adalah semangat kemitraan yang diperlukan.

Dia menjelaskan bahwa ASEM adalah forum dialog yang memiliki outreach strategis, tidak hanya komitmen tapi langkah bersama yang nyata, guna meningkatkan kualitas hidup pada masa depan. ***2***
(Tz.ZG/C/D007)
(T.H-ZG/C/D007/D007) 29-09-2010 09:01:14

Tidak ada komentar: