Senin, 17 Maret 2014

BERLIN


INDONESIA MASUK PESERTA TERBAIK PAMERAN PARIWISATA BERLIN

     Oleh Zeynita G
   London, 10/3 (Antara) -  Indonesia masuk dalam delapan penerima penghargaan terbaik untuk peserta paling mengesankan dalam Bursa Pariwisata Internasional (ITB) Berlin 2014 dari 11.000 stan yang ikut dalam pameran tersebut.

        Deputi Direktur Promosi Internasional untuk Eropa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Agustini Rahayu kepada Antara London, Senin, mengatakan  kriteria yang dinilai antara lain adalah kreativitas, orisinalitas, kualitas layanan, keberlanjutan dan efek khusus.

        Ia mengatakan tahun 2013 Indonesia berperan besar sebagai negara mitra resmi pada penyelenggaraan ITB Berlin tahun 2013.

        Internationale Tourismus Bourse (ITB) merupakan pameran pariwisata terbesar di dunia untuk kawasan Asia, Australia, Oceania.

        Agustini mengatakan Indonesia untuk ke-48 kalinya kembali tampil dalam ITB 2014 di Berlin yang berlangsung 5 hingga 9 Maret dengan mengusung Kapal Phinisi  dalam upaya menjaga konsistensi branding yang ditampilkan tahun 2013.

        Wamenparekraf, Sapta Nirwandar didampingi Dubes RI di Berlin Fauzi Bowo dan Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kemparekraf, Esthy Reko Astuty memberikan informasi kepada lebih dari 80 jurnalis internasional dalam Indonesia Press Conference yang diadakan pada hari pertama ITB Berlin.

        Disampaikan selain 16 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Indonesia memperkenalkan lebih banyak lagi destinasi yang dapat dikunjungi wisatawan terutama jenis wisata adventure atau petualangan dan "niche market".

        Kemenparekraf memfasilitasi 88 industri pariwisata yang terdiri dari kalangan perhotelan, biro perjalanan dan asosiasi bidang pariwasata lain menjual berbagai obyek wisata.

        Selain itu sejumlah pemerintah daerah (pemda) juga mempromosikan Indonesia di ITB Berlin pemda dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Papua.

        Menurut Agustini Rahayu, pada 2014, disain paviliun dibuat lebih terbuka dan bernuansa serba putih berkesan terbuka dan pengunjung lebih nyaman untuk datang.

        Kapasitas lahan utama pavilion Indonesia sebesar total sebesar 476 m2 di lantai bawah dengan tambahan 90 m2 di lantai atas dan komposisi 410 m2 untuk aktivitas bisnis di lantai bawah dan 90 m2 pada lantai atas. Sementara 66 m2 yang letaknya di seberang pavilion utama digunakan untuk area kuliner, Spa dan meja informasi umum untuk pemda.

        Ia mengatakan untuk mengundang pengunjung ke pavilion Indonesia, Barista Kopi Gayo menyuguhkan kopi yang beraroma khasm, selain itu  ditampilkan Putri Batik serta musik Sasando dan penari tradisional Indonesia. 
   ITB Berlin 2O14 diikuti sekitar 11.000 peserta dari 188 negara dan dikunjungi lebih dari 170.000 pengunjung, yang terdiri dari sekitar 110.000 trade visitors (43 persen dari luar Jerman) dan 60.000 consumers.

        Agustini Rahayu mengatakan terjadi peningkatan jumlah pembeli dari Amerika dan Timur Tengah. Jumlah kunjungan wisman Jerman pada Januari 2014 sebanyak 10.121 orang, naik 14,13persen atau bertambah  1.253 orang.

        Kinerja Januari 2014 jauh lebih baik dibandingkan  performance Januari 2013 yang naik 6,41 persen. Kenaikan diperkirakan sebagai dampak dari Indonesia sebagai Official Partner Country pada ITB Berlin 2013 dan membaiknya kondisi perekonomian Eropa.

        Indonesia memiliki lebih dari 100 surga tersembunyi yang belum banyak tersentuh karena aksesibilitas yang terbatas, namun sangat layak dikunjungi.  Bekerjasama dengan Grup Tempo, Indonesia  menginformasikan 100 hidden paradise itu.

        Tren dalam pilihan wisata masyarakat Eropa adalah "tailor made tour package" sehingga dengan informasi 100 hidden paaradise ini, diharapkan industri juga dapat mengupayakan diversifikasi paket yang lebih beragam untuk jenis wisatawan yang dari hari ke hari berkembang minatnya.***2***(ZG) 
(T.H-ZG/B/A. Salim/A. Salim) 10-03-2014 09:51:19

Tidak ada komentar: