Senin, 17 Maret 2014

INDIA


MAHASISWA INDONESIA JUARA LOMBA SAIN DI INDIA

          London, 13/3 (Antara) - Mahasiswa Indonesia di India, Constantinus Satrio, berhasil menyabet juara pertama dalam ajang lomba bergengsi Annual Science, Technology and Management Festival of IIT Delhi (TRYST), baru baru ini.

         Karya Constantinus Satrio, mahasiswa Indonesia, tahun ketiga program studi Bachelor of Computer Application di Universitas Agra,  ini bertemakan  "Manual Automatic Transmission Controller", demikian Humas PPI India, Taufiq Ari Kusuma kepada Antara London, Kamis.

         Satrio dalam presentasinya, mengatakan sistem pengendalian transmisi sepeda motor yang bisa dikendalikan dengan dual mode yaitu mode manual yang sewaktu-waktu bisa diubah ke mode otomatis atau sebaliknya sangat bermanfaat.

         Dalam kejuaraan yang digelar Indian Institue of Technology Delhi, New Delhi India, ia mengatakan ketika orang yang lebih cenderung suka menggunakan mode manual mengalami gangguan otot, atau ada anggota keluarga lain yang sudah tua, yang sewaktu-waktu ingin menggunakan motor dalam mode otomatis.

         Ia mengatakan motor menjadi lebih fleksibel, efisien, karena ada saat-saat tertentu ketika motor lebih nyaman dalam mode manual dan ada kalanya dalam mode otomatis.

         Inovasi mahasiswa yang hobi memasak, balap motor, angkat besi, dan mengutak atik alat-alat elektro ini juga dinilai dari segi efisiensi, ekonomis, dan tentu memenuhi kerealistisan untuk di aplikasikan atau merupakan teknologi tepat guna.

         Satrio menjawab dengan lugas semua keraguan dewan juri pada saat sesi tanya jawab setelah  mempresentasikan karyanya seperti yang ditampilkan di video rekaman presentasinya tersebut.

         Ada dua alasan teknis  yang dijelaskan Satrio yaitu "1 Murah dan applicable : Karena desain yang disederhanakan, serta kontrol kopling dan karburator yang menggunakan 'solenoid' meminimalkan jumlah komponen yang dipakai, karena tidak perlu 'throttle position sensor'. Jumlah transistor penggerak daun karburator juga berkurang dari empat menjadi satu.

         Solenoid juga memungkinkan pemasangan transmisi ini tanpa merubah mesin, karburator, ataupun gearbox, hanya tinggal potong kabel gas, kopling, dan merubah sistem pengungkit transmisi dari luar gearbox.

         2. Peningkatan efisiensi hingga 20 persen : Transmisi sepeda motor berbasis CVT mengalami rugi daya hingga 20 persen, sebab gesekan yang terjadi saat perpindahan rasio transmisi di karet penggerak. CVT juga rentan mengalami kerusakan mendadak jika dipergunakan untuk beban berat.

         Transmisi otomatis tidak mengalami rugi-rugi daya karena menggunakan gearbox manual yang dikontrol oleh motor listrik, serta kopling yang dikontrol solenoid, sehingga daya yang dipergunakan untuk perpindahan gigi hanya listrik dari alternator motor.

         Ketahanan dan reliabilitas transmisi otomatis juga meningkat, diserahkan karet CVT harus diganti secara berkala, sementara transmisi tidak memerlukan overhaul berkala jika tidak ada kerusakan pada sistem kontrol elektroniknya.

         Meskipun tidak mendapatkan bantuan finansial dari pihak yang seharusnya diharapkan bisa membantu, Satrio secara mandiri mampu membuktikan sekaligus mencuri perhatian yang seharusnya mendapat perhatian khusus dari negara dengan menjuarai lomba .

         Di dalam  negeri  juga terdapat   Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) oleh DIKTI. Namun menurut Atase Pendidikan KBRI New Delhi menyatakan mahasiswa  yang ada di LN belum termasuk dalam program PKM.

         Meskipun demikian, kemenangan pria kelahiran Jakarta tahun 1989 ini menjadi  kemenangan bagi  mahasiswa Indonesia terutama di India.  Ucapan selamat  menghujani akun sosial media milik Satrio, mulai dari sahabat, alumni, pelajar, akademisi dan juga para  pejabat.

         IIT Delhi  merupakan universitas top tidak  hanya di India, tetapi juga di dunia  bersama dengan IIT Bombay yang masuknya lebih susah dari pada masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .

         Setelah melalui beberapa babak, Constantinus berhasil lolos hingga ke final dan akhirnya menumbangkan seluruh lawan lawannya yang mayoritas mahasiswa IIT Delhi .

         Selain mendapat serifikat dan penghargaan, Satrio juga mendapatkan uang sebesar INR 75000 atau sekitar Rp14 juta yang ingin digunakannya untuk  mengembangkan karyanya. Satrio berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya ke jenjang lebih tinggi untuk menjadi seorang Profesor. ***3*** 
(ZG)
(T.H-ZG/B/R. Chaidir/R. Chaidir) 13-03-2014 07:42:50


Tidak ada komentar: