DELAPAN PEMDA IKUT KAJIAN LH DI BELANDA
London, 15/4 (ANTARA) - Sebanyak 13 utusan dari delapan provinsi dan dosen bidang lingkungan dari universitas di Indonesia mengikuti pendalaman penerapan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) selama tiga minggu di Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation (ITC), University of Twente, Enschede Belanda.
Jurubicara Nuffic Neso Indonesia, Ariono Hadipuro, kepada koresponden ANTARA London, Kamis mengatakan kunjungan staf Pemda ke Belanda itu adalah dalam mendukung peningkatan desentralisasi tata kelola lingkungan.
Dia mengatakan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam mengarusutamakan lingkungan hidup dalam penyusunan rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah.
Kedelapan provinsi tersebut adalah Kalimantan Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bangka Belitung, Banten, dan DKI Jakarta.
Selain itu, juga turut serta empat wakil universitas yaitu UI, ITB, Unand, serta Unibraw yang mendampingi Pemda dalam mengimplementasikan kegiatan paska pelatihan.
Menurut Ariono Hadipuro, para peserta dilepas secara resmi Direktur Nuffic- Neso Indonesia Marrik Bellen dan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda), Kementerian Dalam Negeri, Dr. H. Syamsul Arief Rivai, di kantor Ditjen Bangda, Kementerian Dalam Negeri, Jakarta.
Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Dr. H. Syamsul Arief Rivai mengatakan institusi lingkungan hidup di daerah diharapkan memiliki peran yang strategis serta dapat bersinergi dalam kapasitas mengarusutamakan pertimbangan lingkungan hidup dalam proses pembangunan di daerahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Nuffic Neso Indonesia, Marrik Bellen menyatakan, pihaknya bangga Kementerian Dalam Negeri menaruh kepercayaan kepada Belanda untuk mendalami bagaimana mengarusutamakan lingkungan hidup dalam pembangunan.
Sebelumnya, Beasiswa StuNed diberikan kepada Kementerian Lingkungan Hidup untuk mendalami KLHS di Belanda.
Namun pelatihan kali ini berbeda karena ditujukan kepada pemerintah daerah, khususnya terkait dengan tugas pokok dalam tata kelola lingkungan hidup.
Melalui pelatihan ini, KLHS diharapkan menjadi bagian dalam penyusunan dokumen penataan ruang dan perencanaan pembangunan di daerah (RPJMD, RPJPD dan RTRW Provinsi, Kabupaten/Kota).
"Para peserta yang berasal dari luar Jawa, sebelumnya mengikuti kegiatan pre-training selama seminggu di Universitas Indonesia," ujarnya.
Sekembalinya dari Belanda peserta diwajibkan untuk menyusun petunjuk operasional pelaksanaan KLHS yang akan diujicobakan di lima provinsi percontohan serta melaksanakan pelatihan KLHS di daerahnya masing-masing.
Menurut Ariono Hadipuro, StuNed (Studeren in Nederland) atau studi di Belanda, program beasiswa yang merupakan bagian dari kebijakan kerja sama pembangunan pemerintah Belanda bertujuan mendukung pencapaian "UN Millenium Development Goals" pada tahun 2015.
Kerangka kerja sama bilateral dengan Indonesia tercantum dalam Multi-Annual Strategic Plan 2008-2011 (MASP) yang bertujuan meningkatkan kerja sama bilateral dan memberikan dukungan kepada Indonesia dalam rangka mewujudkan target pembangunan jangka menengah.
Sementara itu Nuffic Neso Indonesia adalah organisasi non-profit yang ditunjuk resmi dan didanai pemerintah Belanda untuk menangani berbagai hal yang berkaitan dengan pendidikan tinggi Belanda.
Neso Indonesia adalah perwakilan Nuffic, organisasi Belanda yang menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan tinggi. Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 1.450 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris.
Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda.
Bersama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di Indonesia, setiap tahun Neso Indonesia menawarkan program beasiswa bagi sekitar 300 warga negara Indonesia dalam bentuk program master dan pelatihan, demikian Ariono Hadipuro.
(U-ZG)
(T.H-ZG/B/A033/A033) 15-04-2010 17:55:41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar