MUSIK TRADISIONAL INDONESIA BERGEMA DI GUA AGGTELEK
London, 28/4 (ANTARA) - Musik tradisional yang mengiringi tari-tarian Indonesia bergema di Gua Aggtelek Hungaria, dan mendapat sambutan dari pejabat dan tokoh masyarakat setempat serta pengunjung dari mancanegara.
Pementasan tunggal kesenian Indonesia di Gua Aggtelek yang berada di perbatasan Hungaria dan Slovakia digelar untuk kali ketiga oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Budapest, kata Sekertaris II KBRI Budapest, Annie Puspa Rosita kepada koresponden ANTARA London, Rabu.
Menurut Annie Puspa Rosita, bertindak sebagai tuan rumah kegiatan yang dihadir Wali Kota Rudabanya, Lajosz Csaba, dan para petinggi setempat adalah Direktur Jenderal Taman Nasional Aggtelek, Dr. Salamon Nagyed.
Gua Aggtelek memiliki banyak kelebihan dari gua yang ada di dunia karena keindahannya dengan stalagmit, stalagtat, dan stalagtit berwarna-warni itu panjangnya mencapai 27 km, sedangkan satu cabangnya sepanjang 5 km berada di wilayah Slovakia.
Gua Aggtelek yang berada di kawasan Aggtelek National Park yang diakui sebagai warisan alam dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization/UNESCO) setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu pengunjung.
Sebelum pagelaran kesenian juga diadakan pameran kerajinan dan komoditas Indonesia.
Menurut Annie Puspa Rosita, para penabuh musik dan penari tampil dengan kondisi prima sekalipun suhu dalam gua 10 derajat Celsius. "Mereka tampil lebih dari satu jam," ujarnya.
Duta Besar Indonesia Mangasi Sihombing dalam sambutannya mengatakan Gua Aggtelek sebagai salah satu contoh yang baik dalam memelihara kelestarian alam sekalipun harus menelan biaya yang besar.
Ia menekankan bahwa wisata alam tidak semata-mata hanya untuk menikmati keindahannya, tetapi juga sebagai bagian pendidikan dalam menanamkan disiplin yang baik dan iman kepercayaan kepada sang pencipta.
Para penabuh musik KBRI yang ambil bagian dalam pagelaran ini, di antaranya Gabor Nemeth, Yudhi Gunawan, Agus Rohman, Jarot Raharjo, dan Peter Szilagyi. Mereka memainkan alat musik Gondang dari Sumatra Utara, Degung Sunda dari Jawa Barat.
Sementara para penari terdiri atas Alexander Riyanto, Pratiwi A.P., Yanti Marton, Kharisma Milad, Neo Akbar, Szibila Urban, Renata Permadi, Bianka Permadi, dan Nikolet Agonac.
Para penari membawakan tari Tor-tor Siutte Manis, Manduda, dan Tor-tor Tandok dari dari Sumut; tari Menak Koncar dan Gambyong Pareanom dari Jawa Tengah; Jejer Jaran Dawuk dari Jawa Timur; dan Ngarojeng dari Jakarta, demikian Annie Puspa Rosita. (U-ZG/B/D007)
(T.H-ZG/B/D007/D007) 28-04-2010 03:32:19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar