KBRI MOSKOW GAGAS PERTEMUAN "ISLAM SEJUK"
London, 3/4 (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Rusia, Hamid Awaludin, menggagas pertemuan dengan mufti Rusia dan para duta besar negara-negara Muslim di Moskow untuk membantu meluruskan persepsi masyarakat negara itu tentang Islam.
Pejabat KBRI Moskow, M.Aji Surya, mengatakan kepada ANTARA London, Jumat, pertemuan itu dimaksudkan untuk mengajak berbagai pihak agar menyampaikan pesan Islam sebagai agama yang sejuk dan antikekerasan kepada publik Rusia.
Mufti Besar Rusia, Syeikh Ravil Gaynutdin, telah pun mendukung gagasan Dubes Hamid Awaludin untuk mengadakan pertemuan, katanya.
Bahkan, Gaynutdin bersedia menyediakan kantornya di Moskow sebagai tempat berlangsungnya pertemuan yang digagas Dubes RI itu pada 5 April, katanya.
Pada pertemuan tersebut, para tokoh masyarakat Islam Rusia, pejabat, jurnalis dan para duta besar dari negara-negara Islam diharapkan hadir.
"Untuk sementara, pertemuan itu akan mengambil tema 'Islam in Diversity: Tolerance, Peaceful and Anti-Violence' (Islam dalam Keberagaman: Toleran, Damai, dan Antikekerasan)," katanya.
Dalam pekan ini, Rusia mengalami dua kali serangan terorisme yang menewaskan puluhan orang.
Menurut Dubes Hamid Awaludin, serangan teroris di beberapa tempat di Rusia beberapa hari terakhir dapat memunculkan kesan bahwa Islam mengajarkan kekerasan dan menghalalkan pengrusakan jika tidak disikapi secara benar.
Konsep rahmatan lil alamin
Padahal, menurut dia, Islam justru memiliki konsep yang disebut "rahmatan lil alamin" atau kebaikan bagi semua yang ada di muka bumi.
"Islam adalah agama yang antikekerasan dan antipengrusakan serta memberikan perlindungan dan manfaat bagi semua," katanya.
Karena itu, Islam harus dibedakan dari gerakan sparatis terlepas dari apapun agama yang dianut mereka yang ingin memisahkan diri itu, katanya.
Sementara itu, Mufti Gaynutdin mengatakan, sejauh ini tidak ada seorang pejabat Rusia pun yang menyebut ajaran Islam berada di balik aksi teror di Moskow.
Menurutnya, aksi teror harus diteliti secara seksama agar diperoleh kejelasan.
"Meskipun begitu, dapat dipahami bila kemudian muncul kesan sesaat bahwa Islam membawa ajaran keras. Karenanya saya mendukung pertemuan yang diusulkan Dubes Indonesia," katanya.
Dukungan juga datang dari sejumlah duta besar. Mereka pun menggarisbawahi kemungkinan dampak dari persepsi publik yang salah tersebut.
Di antara dampaknya dapat berimbas dalam berbagai aktivitas masyarakat asing di Rusia dan memunculkan keengganan warga negara itu untuk melancong ke negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Duta besar Mesir dan Dubes Lebanon di Rusia sepakat dengan gagasan Dubes RI dan ia akan mengikuti pertemuan tersebut.
Hingga Jumat siang, sejumlah duta besar dari kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah sudah menyatakan kesediaan mereka untuk mengikuti pertemuan. Bahkan, usulan Dubes RI itu akan dibahas pada hari Sabtu oleh para Dubes dari kalangan Timur Tengah di Moskow.
Menurut M. Aji Surya, pihak kantor Mufti Rusia mempersiapkan kehadiran para tokoh masyarakat, kalangan jurnalis serta pihak-pihak terkait lainnya.
(U-ZG/B/ )
(T.H-ZG/B/R013/B/R013) 03-04-2010 03:10:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar