Rabu, 07 April 2010

HUBUNGAN RI-RUSIA SEMAKIN KENTAL

HUBUNGAN RI-RUSIA SEMAKIN KENTAL

London , 7/4 (ANTARA) - Setelah sempat mengalami kerenggangan selama masa perang dingin, hubungan Indonesia-Rusia kini ditengarai semakin kental serta menunjukkan kemajuan di semua aspek dan bahkan saling mengisi demi kemakmuran kedua bangsa.

Semakin kental dan akrabnya hubungan kedua negara itu terungkap dalam rangkaian kegiatan ulang tahun diplomatik Indonesia dan Rusia ke-60 yang digelar di Akademi Diplomatik Moskow, ujar Counsellor/KBRI Moskow M Aji Surya kepada koresponden ANTARA London, Rabu.

Dikatakannya, di bawah sinar matahari yang temaram, peringatan ulang tahun hubungan RI dan Rusia itu dihadiri Wakil Menlu Rusia Alexey N Borodavkin, Rektor Akademi Diplomatik Prof AN Panov, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu Andri Hadi, mantan Mendag Luhut Panjaitan, kalangan swasta, akademisi dan budayawan dari kedua negara.

Ketika membuka kegiatan itu, Wakil Menlu Rusia dengan tegas menyatakan, perkembangan positif RI-Rusia dalam beberapa waktu belakangan ini terkait dengan basis sejarah yang tidak bisa dibantah.

Hubungan kedua negara sesungguhnya telah dimulai sejak abad ke-17 di masa Raja Peter I, di mana Indonesia dikenal peneliti Rusia sebagai negeri kepulauan.

Tahun 1806, Ivan Kruzernter dan Yuri Lisyansky sempat singgah di Selat Malaka dalam pelayarannya keliling dunia. Bahkan karena perdagangan kedua negara makin maju, maka tahun 1894 didirikan konsulat Rusia di Batavia.

Hubungan keduanya menghangat pada masa Orde Lama (1950-1965), di mana Indonesia dan Rusia berangkulan dalam kepentingan ideologi yang antara lain dimanifestasikan dalam kerja sama pertahanan dan pendidikan.

Sayangnya, kedua negara menjadi "terbelah" oleh kemelut perang dingin dan sempat menjauh selama Orde Baru yang menggemborkan sentimen antikomunis.

Setelah itu, seiring dengan reformasi proses dan perestroika, hubungan keduanya kembali membaik.

Borodavkin mencatat, kerja sama di masa kini semakin kental dan dimanifestasikan dalam banyak bidang seperti di PBB, G-20, APEC dan organisasi internasional lainnya.

"Dalam hal ini saya mengucapkan terima kasih kepada Indonesia, sehingga Rusia dapat aktif dalam forum ASEM," katanya dengan menambahkan, "Sebaliknya, saya jamin bahwa kami juga akan membantu Indonesia khususnya di bidang tanggap darurat bencana."
Sementara itu Dubes Hamid Awaludin menggarisbawahi, hubungan "mesra" tersebut juga direalisasikan dengan makin banyaknya turis dari Rusia ke Indonesia yang mencapai 70 ribu orang (2009).

Selain itu juga lewat kerja sama pendidikan yang berujung dengan banyaknya mahasiswa Rusia yang tertarik mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.

Di bidang ekonomi, yakni kerja sama bidang perdagangan terbukti meningkat signifikan pada kisaran satu miliar dalam dua tahun berakhir. "You will be forgotten, no way," ujar Hamid di hadapan 100-an hadirin pada kegiatan itu.

Uniknya, kedua bangsa memiliki kesamaan masalah yang dihadapi dalam pembangunan "modern civilization", yakni varian suku, bangsa, agama dan bahasa. Tanpa penanganan yang tepat, aneka perbedaan itu dapat menimbulkan hambatan pembangunan cukup serius.

Untuk itu, A Dugov, profesor dari Institut Oriental Studies, Moskow, menyarankan, kedua negara mempelajari asal muasal permasalahan (root causes) yang sempat timbul.

Sejalan dengan itu, Andri Hadi mengusulkan ditingkatkannya dialog budaya dan agama untuk menurunkan tingkat ketegangan. "Itu bisa dilakukan melalui pemberdayaan kaum moderat, pendidikan, toleransi dan kesadaran globalisasi," katanya.

Sementara itu, Luhut Panjaitan menyarankan kedua bangsa mulai melakukan kagiatan yang kongkret dalam banyak bidang. "Tidak lagi hanya sebatas wacana, melainkan perlu dilakukan evaluasi atas berbagai kegiatan yang pernah diupayakan agar hasilnya menjadi terukur," ucapnya.

Kedua belah pihak, lanjut dia, harus aktif mengisi kesempatan yang ada tanpa harus menunggu dan menunda.

"Kalau hubungan Indonesia dan Rusia bisa diibaratkan ritme kehidupan, maka kini kita sedang dalam posisi yang menanjak," kata Wakil Dubes RI Moskow Agus Sriyono, menambahkan. (U-ZG)
(T.H-ZG/B/P004/P004) 07-04-2010 07:43:37

Tidak ada komentar: