BELANDA APRESIASI
KEBERHASILAN INDONESIA TURUNKAN ANGKA KEMISKINAN
Oleh Zeynita
Gibbons
London, 16/9
(Antara) - Belanda mengapresiasi keberhasilan Indonesia dalam
menurunkan angka kemiskinan, demokratisasi dan masuknya Indonesia
sebagai negara G-20, kata Menteri Pembangunan dan Kerjasama
Internasional Belanda Lilianne Ploumen.
Lilianne
Ploumen mengatakan hal itu saat memberi sambutan pada acara "The
1st International Conference on Indonesian Development" (ICID)
di Kampus Institute of Social Studies (ISS), Den Haag, Belanda,
demikianSekretaris Ketiga, Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI
Denhaag R.R. Dewi Avilia dalam keterangannya yang diterima Antara
London, Senin.
Ia menyebutkan
ICID yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belanda
bekerja sama dengan BNI dan Kedutaan Besar RI Den Haag selama tiga
hari, 13-14 September, itu bertemakan "Innovation - Driven
Economy as the Fundamental of Indonesian Economic".
Lebih lanjut
Ploumen menyampaikan tawaran pemerintah Belanda kepada Indonesia
sebagai mitra sejajar untuk melakukan kerjasama pembangunan dan
berharap Indonesia dapat menciptakan "Sustainable and Inclusive
Growth".
Selain Lilianne
Ploumen, Wakil Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), Dr. Lukito Tuwo juga menyampaikan pidatonya yang
mengugkapkan kinerja dan capaian perekonomian Indonesia serta
"masterplan" pembangunan Indonesia.
Dikatakannya
beberapa tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
pembangunan infrastruktur transportasi dan energi, percepatan
pertumbuhan ekonomi dan pendidikan. Untuk itu Dr. Lukita Towo
berharap dengan penyebaran pusat pembangunan melalui enam koridor
MP3EI, Indonesia dapat menciptakan pertumbuhan inklusif yang
berkelanjutan serta meningkatkan daya saing agar Indonesia tidak
masuk dalam kategori "Middle-income countries" (MICs),
yakni satu dari 86 negara yang dinilai gagal dalam pencapain
penghasilan kelas menengah menurut indikator yang ditetapkan Bank
Pembangunan Dunia.
Pada acara
penutupan Dubes RI Den Haag Retno L.P Marsudi menyoroti pentingnya
pendidikan sebagai lokomotif pembangunan dan berharap generasi muda
Indonesia bangga menjadi bangsa Indonesia dan siap memberikan
kontribusi kepada Indonesia dan dunia.
Para
pembicara pada The 1st ICID 2013 adalah Felia Salim (Wakil Presiden
Direktur BNI), Dr. Faisal Basri (UI), Dr. Warsito P Taruno (Ketua
Masyarakat Ilmuan dan Teknologi Indonesia). Selain itu juga tampil
sebagai pembicara Dr. Dessy Irawati, FeRSA (President of the
International Association of Indonesian Scientist) .Prof. Ben White
(ISS), Dr. Howard Nicholas (ISS), Dr. Paul Benneworth (University of
Twente), Dr. Roel Rutten (Tilburg University), Jan Fransen (Institute
for Housing and Urban Development), (President of the International
Association of Indonesian Scientist), Prof. Greg Barton (Monash
University).
Sementara
itu, Sekjen PPI Belanda Ridwansyah Yusuf Achmad mengatakan ICID
bertujuan untuk mempertemukan dan membangun hubungan antara
cendikiawan, pembuat keputusan, profesional dan masyarakat umum.
Dikatakannya
selain menyelenggarakan diskusi, kegiatan ini juga menyelenggarakan
kompetisi essay, kompetisi video klip dan Jinggle BNI. Pemenang
kompetisi essay pada The 1st ICID adalah Agung Yoga Sembada (Juara
I), I Made Andi Arsana (Juara II) dan Tanita Dhiyaan (Juara III).
Sementara
untuk kategori "jinggle" keluar sebagai juara pertama,
Jefry Albari Tribowo, kedua Sindy Ernawati dan ketiga, Erwin
Suryajaya dan untuk kategori video klip juara pertama Ryvo Octaviano
dan juara dua Hanif Ibadurrahman & Meivi Indira .
ICID dihadiri
kurang lebih 300 peserta yang berasal dari kalangan pemerintah,
akademisi,mahasiswa, profesional Indonesia dari beberapa negara
antara lain dari Australia, Belanda, Belgia, Indonesia, Italia,
Inggris, Jepang dan Jerman. ***4***
(T.H-ZG/B/Farochah/Farochah)
16-09-2013 06:42:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar