DUBES RI DI BRUSEL
MENARI DI ISTANA RAJA BELGIA
London, 12/9
(Antara) - Tarian topeng Keras khas Bali yang dibawakan Dubes RI
untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif
Havas Oegroseno berhasil memukau keluarga kerajaan di Istana Raja
Belgia di Brussel.
Dalam acara
resepsi pembukaan pameran alat-alat musik Asia berjudul "Heavy
Metal: Traditional Sounds from Asia," juga hadir pejabat
pemerintah Belgia, korps diplomatik, dan pecinta dan penggiat seni
dan budaya.
Dubes Arif
Havas Oegroseno kepada Antara London, Kamis mengatakan upaya promosi
Indonesia perlu dilakukan secara kreatif dan tidak setengah-setengah.
Oleh karena itu, ia tidak segan-segan untuk terjun langsung dalam
kegiatan promosi tersebut.
Pujian atas
keterlibatan langsung Dubes RI Arif Havas Oegroseno dalam pementasan
kesenian tersebut juga disampaikan 'Secretary of State for Social
Affairs, Families, Handicapped and Science Policy', Philippe Courard
dalam sambutannya dihadapan para tamu.
Tepuk tangan lebih
dari 200 orang tamu menggemuruh ketika sang penari Topeng Keras
menyelesaikan tariannya diiringi tabuhan gamelan kelompok gamelan
Saling Asah pada acara resepsi Selasa lalu.
Tepuk tangan
kembali bergema ketika sang penari membuka topeng yang menutupi
wajahnya dan pembaca acara memperkenalkan sang penari yaitu Dubes RI
untuk Kerajaan Belgia, Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Arif
Havas Oegroseno kepada para tamu undangan tersebut.
Selain
tarian Topeng Keras yang ditampilkan Dubes Oegroseno, juga
ditampilkan Tari Pendet dan Tari Legong Keraton, dengan iringan
kelompok gamelan Saling Asah yang anggotanya selain orang Indonesia
juga Belgia pecinta seni Indonesia.
Dubes
mengatakan Indonesia satu-satunya negara yang mendapat kehormatan
menampilkan keseniannya. Penampilan kelompok gamelan Saling Asah di
istana raja Belgia adalah penampilan yang pertama kalinya bagi
kelompok seni tradisional Indonesia di dalam istana raja Belgia.
Hal ini
menjadi penghormatan tersendiri bagi kelompok gamelan Saling Asah
dengan pelatih I Made Wardana, seniman Bali yang menetap di Belgia
sejak 17 tahun yang lalu. Selain alat musik dari Indonesia yaitu
gamelan Jawa dan drum dari Alor, pameran ini juga menampilkan
alat-alat musik dari negara Asia lainnya.
Alat-alat
musik Asia tersebut adalah koleksi Musical Instrument Museum (MIM)
Belgia dan pameran ini menjadi bagian dari peringatan 20 tahun
bertahtanya Raja Albert II sebagai raja di Belgia. Raja Albert II
digantikan putranya, Raja Philippe pada tanggal 22 Juli 2013.
MIM adalah
salah satu museum alat musik terkemuka di Eropa yang sejak Januari
1992 menjadi bagian dari Royal Museums of Art and History walau
sejarah pembentukannya dimulai Februari 1877, yakni sebagai bagian
dari Brussels Royal Music Conservatory.
Pameran
alat-alat musik Asia berjudul "Heavy Metal: Traditional Sounds
from Asia" berlangsung sejak 1 Agustus hingga 8 September 2013
diselenggarakan di Throne Room (ruang singgasana), Marble Room, dan
Long Gallery di istana raja Belgia di Brussel dan menghadirkan empat
tema, yakni drum perunggu, gamelan Jawa, gong, dan lonceng.
Sejak 1984,
istana dibuka untuk umum pada awal Agustus September dan dikunjungi
kurang lebih 150.000 orang setiap tahunnya. ***4***
(ZG)
(T.H-ZG/B/E.S.
Syafei/E.S. Syafei) 12-09-2013 08:49:46
Tidak ada komentar:
Posting Komentar