KBRI BERLIN DORONG
PENGUSAHA JERMAN KE PAPUA
London, 22/9
(ANTARA) - Duta Besar Dr. Eddy Pratomo mengharapkan pengusaha
Jerman melihat potensi bisnis dan peluang usaha yang ada di Papua
dan tidak melihat Papua hanya dari kaca mata politik.
Hal itu
diungkapkan Dubes Eddy Pratomo pada seminar dan temu bisnis ¿Up-Date
From the Region: Papua in Focus¿ yang diselenggarakan KBRI Berlin,
demikian Sekretaris I Pensosbud KBRI Berlin Juviano Ribeiro kepada
ANTARA London, Minggu.
"Papua jangan
hanya dilihat dari kaca mata politik saja," ujar dubes Eddy
Pratomo
Acara up-date from the
region tersebut diselenggarakan setiap tahun, dengan membahas peluang
investasi di berbagai provinsi di Indonesia diminati oleh para
pengusaha Jerman, karena mereka mendapatkan informasi langsung dari
pejabat-pejabat daerah. Kali ini, yang menjadi primadona acara
up-date adalah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.
Seperti pada acara
up-date sebelumnya, perhatian utama para pengusaha Jerman tertumpu
pada masalah perijinan dalam berinvestasi, insentif bagi investor,
aspek keamanan, dan juga tersedianya infrastruktur.
Staff Khusus Presiden
Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, MPA
menjelaskan pendekatan baru ¿membangun Papua dengan hati¿. Presiden
SBYselalu menekankan bahwa pendekatan kesejahteraan adalah solusi
yang paling tepat untuk rakyat Papua.
Karena itulah, menurut
Wanggai, Pemerintah membangun Papua dengan memperhatikan hak dasar
rakyat Papua dan menghormati identitas lokal mereka. Pembangunan di
Papua dipacu melalui kebijakan ekonomi dan politik yang terpadu.
Wanggai menjelaskan,
kebijakan sosial-ekonomi menekankan pada pengurangan kemiskinan,
peningkatan pendidikan dan kesehatan, pengembangan infrastruktur
dasar dan transportasi, serta pembangunan pertanian yang akhirnya
memperkuat ekonomi lokal.
Lebih lanjut, menurut
Wanggai, kebijakan politik dan budaya menekankan pada pengembangan
dialog konstruktif dengan seluruh kelompok dan tokoh-tokoh masyarakat
Papua. Pembentukan MRP dan rancangan konsep Otonomi Khusus diharapkan
akan lebih memajukan pembangunan di tanah Papua.
Sementara itu Drs.
Purnama, Kepala BKPM Provinsi Papua, memaparkan Papua semakin
diminati investor dari Amerika Serikat, Australia, China, Belanda,
Korea Selatan, dan Jerman. Mereka menanam modal di berbagai bidang
seperti pertambangan, energi, perikanan dan lain-lain.
Dari sisi
infrastruktur, menurut Purnama, Papua sudah banyak berbenah.
Pembangunan pelabuhan, jalan raya, jembatan maupun pengembangan
bandara dilakukan secara intensif. Saat ini, hubungan udara dari
Jakarta ke Jayapura setiap hari sudah dilayani dengan 14 penerbangan
dan 2 penerbangan langsung. Konektivitas udara ini sangat penting
untuk memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan.
Bahkan, tambah Purnama,
untuk mendorong investasi, Provinsi Papua sejak tahun 2010 sudah
mengoperasikan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Jadi, para calon
investor Jerman tidak perlu ragu berinvestasi di Papua.
Sektor
unggulan
Laut di Papua kaya
dengan ikan tuna, skipjack, barramundi, mackerel, kakap, lobster dan
rumput laut. Tanah di Papua juga sangat kaya, sehingga cocok untuk
pengembangan industri pangan. Papua memiliki jutaan hektar lahan
yang dapat ditanami padi, jagung, umbi-umbian, kelapa sawit, kakao
dan kopi. Karena itulah, pengembangan MIFEE (Merauke Integrated Food
and Energy Estate) menjadi sangat penting dan strategis bagi
perekonomian Papua. Tanah Papua juga kaya akan tambang. Berbagai
perusahaan asing telah berinvestasi di sektor tersebut.
Selain industri
pertanian dan pertambangan, Purnama menambahkan, sektor pariwisata di
Papua sangat menjanjikan bagi investor Jerman. Papua ingin memajukan
eco, agro, and sport tourism. Papua punya pegunungan Carstenz
setinggi 5000 meter, Taman Nasional Lorentz seluas 2,5 juta hektar,
dan wisata bahari di Biak dan Teluk Cendrawasih. Sudah mulai banyak
pengusaha asing yang berhasil membangun bisnis Hotel dan Resort
Pariwisata di Papua. Salah-satunya adalah Dr. Weiglein.
Dalam acara seminar dan
temu bisnis tersebut, Dr. Weiglein, pengusaha Jerman yang melakukan
usaha perhotelan dan resort di Papua, bersedia berbagi pengalaman
dengan para pengusaha yang hadir. Weiglein terhitung sukses dalam
mengelola resortnya di Wamena dan Manopteropo karena berhasil
melibatkan penduduk setempat dalam bisnis eco-tourism-nya. Kunci
sukses usahanya adalah komitmen untuk melestarikan keasrian
lingkungan dan keragaman budaya lokal. Bisnis yang sukses, tanpa
ekses.
Pola kerja seperti itu
sangat didukung oleh Bayus Bagre, salah satu Ketua Kamar Adat
Pengusaha Papua (KAPP), yang juga menjadi pembicara pada acara ini.
Bagre mengingatkan para calon investor untuk selalu bekerjasama
dengan masyarakat adat di Papua, sehingga bisnis bisa berjalan mulus.
Intinya, pengusaha untung, masyarakat juga harus untung. KAPP dan
masyarakat adat akan membantu menjamin keamanan investasi asing di
Papua.
Pusat Unggulan
Acara up-date ini tidak
hanya berkutet pada masalah bisnis, melainkan juga menyoroti kualitas
tenaga kerja. Professor Dr. Agus Rubiyanto, Atase Pendidikan dan
Kebudayaan, menekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang
tangguh untuk menopang pembangunan di Papua.
Saat ini, KBRI Berlin
tengah mendorong kerjasama Indonesia-Jerman untuk membentuk tujuh
Pusat Unggulan (Center of Excellence) di bidang Water Management,
Renewable Energy, Transport System and Logistic, Health, Food
Security and Technology, Ocean and Climate Change, dan Community of
Practice in Engineering.
Untuk mewujudkan tujuh
Pusat Unggulan tersebut, telah dirintis kerja sama antara berbagai
lembaga pendidikan dan riset di Indonesia dan Jerman.
Kawasan Timur
Indonesia, khususnya Maluku dan Papua, akan dilibatkan dalam
pembentukan Pusat Unggulan tersebut. Berbagai lembaga riset dan
perguruan tinggi di Jerman akan bekerjasama dengan Universitas
Cendrawasih, Universitas Negeri Papua, Universitas Musamus,
Universitas Khairun dan Universitas Pattimura. Kerjasama Pusat
Unggulan di kawasan Timur tersebut akan menekankan pada pengembangan
ocean wave electric power generator, turbin pelton dan wind energy.
Rubiyanto menjelaskan
kepada para pengusaha Jerman, bahwa semua pemangku kepentingan sedang
bahu membahu membangun sumber daya manusia Papua. Kemdikbud, Unit
Percepatan Pembangunan Pronvinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dan
Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, telah membuat program
afirmatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi paling
Timur itu.
Pemda Provinsi Papua
dan Papua Barat juga telah mengirim putra-putri terbaik Papua untuk
menuntut ilmu di Jerman. Hal ini akan lebih meningkatkan lagi
kualitas sumber daya manusia Papua. Di tangan para pelajar Papua
tersebut, terletak kunci keberhasilan pembangunan Papua di masa
depan.
Pada akhir acara,
dilakukan tatap muka antara Velix Wanggai beserta delegasi Pemprov
Papua, dengan para mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di
Jerman.
Acara dengan judul
Inspirational Dialogue tersebut direka sebagai dialog interaktif,
dari hati ke hati. Dialog antara anak dan orang tuanya. Dalam
kesempatan itu, para mahasiswa menyampaikan berbagai permasalahan
studi mereka, dan juga cita-cita mereka dalam membangun Papua nanti.
Delegasi Pemprov Papua menyampaikan berbagai nasihat dan harapan
kepada para generasi penerus mereka tersebut.
KBRI Berlin mengundang
pelajar Papua untuk berpartisipasi dalam acara seminar dan temu
bisnis. Dengan demikian, para calon investor Jerman akan semakin
yakin untuk berinvestasi di Papua, karena kehadiran para pelajar
tersebut merupakan bukti nyata akan keseriusan Pemerintah dalam
membangun angkatan kerja yang handal di Papua.
Dari pihak pelajar
Papua, pertemuan dengan para pengusaha Jerman juga akan memotivasi
mereka untuk belajar lebih keras lagi, karena mereka bisa melihat
prospek pekerjaan di masa mendatang, ketika mereka kembali ke Tanah
Papua.(ZG)
(T.H-ZG/B/M. Taufik/M.
Taufik) 22-09-2013 12:07:57
Tidak ada komentar:
Posting Komentar