Kamis, 26 September 2013

PAPUA

KBRI BERLIN DORONG PENGUSAHA JERMAN KE PAPUA

London, 22/9 (ANTARA) - Duta Besar Dr. Eddy Pratomo mengharapkan pengusaha Jerman melihat potensi bisnis dan peluang usaha yang ada di Papua dan tidak melihat Papua hanya dari kaca mata politik.

Hal itu diungkapkan Dubes Eddy Pratomo pada seminar dan temu bisnis ¿Up-Date From the Region: Papua in Focus¿ yang diselenggarakan KBRI Berlin, demikian Sekretaris I Pensosbud KBRI Berlin Juviano Ribeiro kepada ANTARA London, Minggu.

"Papua jangan hanya dilihat dari kaca mata politik saja," ujar dubes Eddy Pratomo

Acara up-date from the region tersebut diselenggarakan setiap tahun, dengan membahas peluang investasi di berbagai provinsi di Indonesia diminati oleh para pengusaha Jerman, karena mereka mendapatkan informasi langsung dari pejabat-pejabat daerah. Kali ini, yang menjadi primadona acara up-date adalah Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua.

Seperti pada acara up-date sebelumnya, perhatian utama para pengusaha Jerman tertumpu pada masalah perijinan dalam berinvestasi, insentif bagi investor, aspek keamanan, dan juga tersedianya infrastruktur.


Staff Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah dan Otonomi Daerah, Velix Wanggai, MPA menjelaskan pendekatan baru ¿membangun Papua dengan hati¿. Presiden SBYselalu menekankan bahwa pendekatan kesejahteraan adalah solusi yang paling tepat untuk rakyat Papua.

Karena itulah, menurut Wanggai, Pemerintah membangun Papua dengan memperhatikan hak dasar rakyat Papua dan menghormati identitas lokal mereka. Pembangunan di Papua dipacu melalui kebijakan ekonomi dan politik yang terpadu.

Wanggai menjelaskan, kebijakan sosial-ekonomi menekankan pada pengurangan kemiskinan, peningkatan pendidikan dan kesehatan, pengembangan infrastruktur dasar dan transportasi, serta pembangunan pertanian yang akhirnya memperkuat ekonomi lokal.

Lebih lanjut, menurut Wanggai, kebijakan politik dan budaya menekankan pada pengembangan dialog konstruktif dengan seluruh kelompok dan tokoh-tokoh masyarakat Papua. Pembentukan MRP dan rancangan konsep Otonomi Khusus diharapkan akan lebih memajukan pembangunan di tanah Papua.

Sementara itu Drs. Purnama, Kepala BKPM Provinsi Papua, memaparkan Papua semakin diminati investor dari Amerika Serikat, Australia, China, Belanda, Korea Selatan, dan Jerman. Mereka menanam modal di berbagai bidang seperti pertambangan, energi, perikanan dan lain-lain.

Dari sisi infrastruktur, menurut Purnama, Papua sudah banyak berbenah. Pembangunan pelabuhan, jalan raya, jembatan maupun pengembangan bandara dilakukan secara intensif. Saat ini, hubungan udara dari Jakarta ke Jayapura setiap hari sudah dilayani dengan 14 penerbangan dan 2 penerbangan langsung. Konektivitas udara ini sangat penting untuk memajukan hubungan ekonomi dan perdagangan.

Bahkan, tambah Purnama, untuk mendorong investasi, Provinsi Papua sejak tahun 2010 sudah mengoperasikan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Jadi, para calon investor Jerman tidak perlu ragu berinvestasi di Papua.

Sektor unggulan

Laut di Papua kaya dengan ikan tuna, skipjack, barramundi, mackerel, kakap, lobster dan rumput laut. Tanah di Papua juga sangat kaya, sehingga cocok untuk pengembangan industri pangan. Papua memiliki jutaan hektar lahan yang dapat ditanami padi, jagung, umbi-umbian, kelapa sawit, kakao dan kopi. Karena itulah, pengembangan MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate) menjadi sangat penting dan strategis bagi perekonomian Papua. Tanah Papua juga kaya akan tambang. Berbagai perusahaan asing telah berinvestasi di sektor tersebut.

Selain industri pertanian dan pertambangan, Purnama menambahkan, sektor pariwisata di Papua sangat menjanjikan bagi investor Jerman. Papua ingin memajukan eco, agro, and sport tourism. Papua punya pegunungan Carstenz setinggi 5000 meter, Taman Nasional Lorentz seluas 2,5 juta hektar, dan wisata bahari di Biak dan Teluk Cendrawasih. Sudah mulai banyak pengusaha asing yang berhasil membangun bisnis Hotel dan Resort Pariwisata di Papua. Salah-satunya adalah Dr. Weiglein.

Dalam acara seminar dan temu bisnis tersebut, Dr. Weiglein, pengusaha Jerman yang melakukan usaha perhotelan dan resort di Papua, bersedia berbagi pengalaman dengan para pengusaha yang hadir. Weiglein terhitung sukses dalam mengelola resortnya di Wamena dan Manopteropo karena berhasil melibatkan penduduk setempat dalam bisnis eco-tourism-nya. Kunci sukses usahanya adalah komitmen untuk melestarikan keasrian lingkungan dan keragaman budaya lokal. Bisnis yang sukses, tanpa ekses.

Pola kerja seperti itu sangat didukung oleh Bayus Bagre, salah satu Ketua Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP), yang juga menjadi pembicara pada acara ini. Bagre mengingatkan para calon investor untuk selalu bekerjasama dengan masyarakat adat di Papua, sehingga bisnis bisa berjalan mulus. Intinya, pengusaha untung, masyarakat juga harus untung. KAPP dan masyarakat adat akan membantu menjamin keamanan investasi asing di Papua.

Pusat Unggulan

Acara up-date ini tidak hanya berkutet pada masalah bisnis, melainkan juga menyoroti kualitas tenaga kerja. Professor Dr. Agus Rubiyanto, Atase Pendidikan dan Kebudayaan, menekankan pada pembentukan sumber daya manusia yang tangguh untuk menopang pembangunan di Papua.

Saat ini, KBRI Berlin tengah mendorong kerjasama Indonesia-Jerman untuk membentuk tujuh Pusat Unggulan (Center of Excellence) di bidang Water Management, Renewable Energy, Transport System and Logistic, Health, Food Security and Technology, Ocean and Climate Change, dan Community of Practice in Engineering.

Untuk mewujudkan tujuh Pusat Unggulan tersebut, telah dirintis kerja sama antara berbagai lembaga pendidikan dan riset di Indonesia dan Jerman.

Kawasan Timur Indonesia, khususnya Maluku dan Papua, akan dilibatkan dalam pembentukan Pusat Unggulan tersebut. Berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi di Jerman akan bekerjasama dengan Universitas Cendrawasih, Universitas Negeri Papua, Universitas Musamus, Universitas Khairun dan Universitas Pattimura. Kerjasama Pusat Unggulan di kawasan Timur tersebut akan menekankan pada pengembangan ocean wave electric power generator, turbin pelton dan wind energy.

Rubiyanto menjelaskan kepada para pengusaha Jerman, bahwa semua pemangku kepentingan sedang bahu membahu membangun sumber daya manusia Papua. Kemdikbud, Unit Percepatan Pembangunan Pronvinsi Papua dan Papua Barat (UP4B) dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri, telah membuat program afirmatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di provinsi paling Timur itu.

Pemda Provinsi Papua dan Papua Barat juga telah mengirim putra-putri terbaik Papua untuk menuntut ilmu di Jerman. Hal ini akan lebih meningkatkan lagi kualitas sumber daya manusia Papua. Di tangan para pelajar Papua tersebut, terletak kunci keberhasilan pembangunan Papua di masa depan.


Pada akhir acara, dilakukan tatap muka antara Velix Wanggai beserta delegasi Pemprov Papua, dengan para mahasiswa Papua yang sedang menuntut ilmu di Jerman.

Acara dengan judul Inspirational Dialogue tersebut direka sebagai dialog interaktif, dari hati ke hati. Dialog antara anak dan orang tuanya. Dalam kesempatan itu, para mahasiswa menyampaikan berbagai permasalahan studi mereka, dan juga cita-cita mereka dalam membangun Papua nanti. Delegasi Pemprov Papua menyampaikan berbagai nasihat dan harapan kepada para generasi penerus mereka tersebut.

KBRI Berlin mengundang pelajar Papua untuk berpartisipasi dalam acara seminar dan temu bisnis. Dengan demikian, para calon investor Jerman akan semakin yakin untuk berinvestasi di Papua, karena kehadiran para pelajar tersebut merupakan bukti nyata akan keseriusan Pemerintah dalam membangun angkatan kerja yang handal di Papua.

Dari pihak pelajar Papua, pertemuan dengan para pengusaha Jerman juga akan memotivasi mereka untuk belajar lebih keras lagi, karena mereka bisa melihat prospek pekerjaan di masa mendatang, ketika mereka kembali ke Tanah Papua.(ZG)
(T.H-ZG/B/M. Taufik/M. Taufik) 22-09-2013 12:07:57

Tidak ada komentar: