INDONESIA CULTURAL
NIGHT "HIPNOTIS" PUBLIK YUNANI
Oleh Zeynita
Gibons
London, 5/9
(Antara) - "Indonesian Cultural Night, A journey to Witness
Indonesia Rich and Diverse Culture", pertunjukan yang
diselenggarakan KBRI Athena yang merupakan bagian perayaan HUT ke-68
Kemerdekaan RI berhasil, berhasil "menghipnotis" masyarakat
Yunani.
Teater terbuka
Dora Stratou yang setiap malamnya menjadi tempat pertunjukan tarian
tradisional Yunani, berubah menjadi panggung pementasan tarian dan
musik tradisional Indonesia yang dibawakan oelh sebuah tim tari dari
"London School Public Relations" (LSPR) Jakarta, demikian
sekretaris pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada Antara
London, Kamis.
Pementasan
tujuh tarian tradisional Indonesia dibuka dengan penampilan Tari Neng
Centhil dan selanjutkan dengan Tari Pakarena dengan beragam gerakan
dengan kipas yang menawan, mendapat tepuk tangan meriah dari 700
penonton yang hadir. Sementara tarian muda mudi Japin Marindu Kasih
menutup segmen pertama pertunjukan.
Selain itu,
pada acara yang sama, Grup Angklung KBRI Athena yang terdiri dari
staf KBRI dan masyarakat Indonesia juga tampil membawakan lagu Burung
Kaka Tua dan Ta Pedia Tou Pirea, ujar Jani Mediawati Sasanti.
Menurut Jani
Mediawati Sasanti, begitu menyadari bahwa lagu kedua adalah lagu khas
Yunani, penonton yang hadir langsung bertepuk tangan dan tanpa
dikomando menyanyikan bersama lirik lagu tersebut sampai selesai.
Tim angklung
yang terbentuk awal tahun 2013 berhasil menghibur penonton, sehingga
ketika pembawa acara mengadakan kuis dengan hadiah instrumen
angklung, para penonton sangat bersemangat mengacungkan tangan untuk
menjawab dan mendapatkan hadiah. "Pertanyaan-pertanyaan umum
sekitar Indonesia berhasil dijawab dengan baik dan benar oleh
penonton masyarakat Yunani," katanya.
Sesi kedua
diawali dengan penampilan tari pergaulan Maluku, Gaba-gaba yang
menggunakan bambu sebagai properti tarian. Kekompakan para penari
Gaba-gaba disusul dengan gemulainya gerakan para penari Putri
Enggang.
Diiringi
secara lansung petikan alat musik khas Kalimantan, Sampek, para
penari kembali membuat penonton terpana dengan keragaman budaya
Indonesia.
Tarian Piring
Cupak dan instrumentalia lagu-lagu Indonesia berupa Manuk Dadali,
Ondel-ondel dan Indonesia Pusaka merupakan rangkaian selanjutnya dari
penampilan apik 28 penari dan pemusik LSPR.
Sebagai puncak dan
penutup acara ditampilkan tari Saman yang berhasil menghipnotis
penonton. Setiap akhir rangkaian gerakan tari Saman mendapat tepuk
tangan yang hangat dan pujian "bravo" dari para penonton
yang tak beranjak sama sekali selama satu setengah jam pertunjukan.
Para penonton
yang menyaksikan pementasan Budaya Indonesia mengagumi keragaman
tarian yang ditampilkan, sudah kembali menanyakan jadwal kegiatan
budaya yang akan dipentaskan selanjutnya.
Dari tahun ke
tahun KBRI mencatat kecenderungan peningkatan antusiasme masyarakat
Yunani untuk menghadiri acara budaya yang diadakan Indonesia.
Kantor Wali
Kota Agia Varvara yang terletak di barat Kota Athena harus menyewa
bus untuk membawa 75 warganya yang sangat antusias ingin menyaksikan
pementasan tari dan musik Indonesia.
Selain warga
Yunani, para wisatawan yang sedang berlibur musim panas di Athenajuga
menyaksikan pentas tersebut, mengingat lokasi teater yang terletak di
kaki bukit Philopappou, berseberangan dengan Acropolis, lokasi
pariwisata yang paling terkenal dan banyak dikunjungi.
Penampilan Grup
LSPR merupakan penampilan terakhir di Yunani dalam rangkaian lawatan
dua minggu.
Sebelumnya
grup ini mengikuti "51st Lefkas International Folklore Festival"
di pulau Lefkada dan berhasil mendapatkan juara umum ketiga. Grup
LSPR juga berpartisipasi pada "3rd Earthdancers Festival"
yang diadakan di Athena pada 26 Agustus sampai 2 September 2013.
Keikutsertaan
grup LSPR ke Yunani mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan RI dan "The International Organization of Folk
Art (IOV) Youth Section Indonesia". ***4***
(T.H-ZG/B/Farochah/Farochah)
05-09-2013 06:34:23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar