BKPM: INDONESIA SAMBUT INVESTOR DENGAN "KARPET MERAH"
London, 22/5 (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bertekad memperbaiki iklim investasi dengan merubah "red tape" menjadi "red carpet" bagi investor yang akan masuk.
Hal itu disampaikan Kepala BKPM, Muhamad Lutfi, pada kesempatan promosi terpadu BKPM bekerja sama dengan KBRI Roma dan ITPC Milan di Milan, Italia, ujar Counselor Pensosbud KBRI Roma, Musurifun Lajawa kepada koresponden ANTARA London, Jumat.
Dalam paparannya, Kepala BKPM menggarisbawahi mengenai keterkaitan antara demokrasi dengan pertumbuhan ekonomi serta pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan masyarakat, yang ketiganya saling mendukung satu sama lainnya.
Secara singkat namun padat, Kepala BKPM menjelaskan mengenai "comparative advantage" yang dimiliki Indonesia, terutama terkait sumber daya alam seperti minyak bumi, mineral dan hasil laut.
Selain itu, juga kekuatan perekonomian yang tercermin dari data-data makro ekonomi Indonesia yang cukup sehat (resilient) selama tahun 2008 dan kwartal pertama 2009 atau pada saat negara-negara maju mengalami krisis keuangan.
Dubes RI untuk Italia, Mohamad Oemar, memaparkan situasi hubungan ekonomi Italia dan Indonesia yang masih berpotensi untuk lebih dikembangkan, terutama dalam mengupayakan agar neraca perdagangan kedua negara lebih seimbang.
Dikatakannya, selama lima tahun terakhir Italia banyak mengimpor dibandingkan mengekspor ke Indonesia. Italia sebagai salah satu negara G-8 menduduki peringkat ke-23 dalam daftar asal FDI negara tahun 2008.
Selain Kepala BKPM dan Dubes RI, pada sesi yang sama juga memberikan sambutan Anacleto Felicani, Penanggung Jawab Urusan ASEAN Kemlu Italia serta Dr Roberto Ronza, Wakil Presiden Wilayah Lombardia.
Dalam sambutannya kedua pejabat Italia itu menyampaikan pentingnya Indonesia bagi Italia, dan menyatakan kesediaan kedua lembaga yang mereka wakili untuk memfasilitasi pengusaha Italia yang ingin mengembangkan usaha ke Indonesia.
Pada Sesi diskusi mejabundar ikut memberikan dukungan serta kesediaan memfasilitasi pengusaha Italia untuk berbisnis dengan pengusaha Indonesia wakil-wakil dari The Italian Institute for Foreign Trade (ICE), The Italian State-owned Export Credit Insurance Company (SACE) dan The Development Finance Institution Dedicated to Supporting and Promoting the Activities of Italian Companies Abroad (SIMEST).
Selain ketiga wakil dari lembaga tersebut, dua pengusaha Italia, Dr Sandalj dan Bardoli, memaparkan pengalaman mereka dalam berbisnis dengan pengusaha Indonesia. Kedua pengusaha ini adalah importir produk kopi dan mebel Indonesia.
Seminar itu mendapatkan sambutan dari pengusaha setempat yang tidak kurang dari 90 pengusaha yang bergerak antara lain di bidang perdagangan, konsultan, perbankan, penerbangan dan pariwisata.
Seminar ditutup dengan acara gala dinner yang menampilkan sejumlah tarian daerah yang disuguhkan Sanggar Jendela Budaya, diantaranya Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, Lenso dari Sulawesi Utara, Bajidor Kahot dari Jawa Barat dan Rampai Aceh dari Nanggroe Aceh Darussalam.
Dalam acara gala dinner juga ditampilkan pagelaran busana yang mengetengahkan batik Danar Hadi hasil rancangan Priyo Oktaviano dan Tri Handoko serta gaun dari Citra Tenun Indonesia hasil rancangan Oscar Lawalata, Denny Wiryawan dan Sebastian Gunawan.
Pagelaran budaya pada gala dinner tersebut mencapai puncaknya dengan penampilan grup angklung dari Saung Angklung Mang Udjo, Bandung, yang dikemas dalam bentuk pertunjukkan interaktif yang melibatkan para undangan, demikian Musurifun Lajawa. ***3***
(T.H-ZG/B/R014/R014) 22-05-2009 07:39:08
1 komentar:
artikel bagus
Posting Komentar