Jumat, 22 Mei 2009

CEKO KAGUMI LASKAR PELANGI

MASYARAKAT CEKO KAGUMI FILM LASKAR PELANGI

Praha, 20/5 (ANTARA) - Lebih dari 300 warga Kota Praha, termasuk Jiri Menzel, sutradara pemenang Oscar dari Ceko, mengagumi film Indonesia "Laskar Pelangi".

Fil karya sutradara muda Indonesia Riri Riza ini menceritakan perjuangan guru dan 10 siswa di Belitung untuk memperoleh pendidikan.

Film Laskar Pelangi menjadi film pembuka Festifal Film Indonesia 2009 di gedung di City Library Hall, di pusat kota Praha hingga 21 Mei mendatang.

Festifal film itu diawali dengan Tari Cendrawasih yang dibawakan Meitria dan Made, serta pemberian cenderamata oleh Dutabesar RI di Praha, Salim Said, kepada Riri Reza dan Jiri Menzel.
Salim Said berharap pihaknya bisa menggelar festifal film Ceko di Jakarta, bekerjasama dengan Kedutaan Ceko di Indonesia, khususnya dalam menampilkan film Jiri Menzel.

"Saya harap Indonesia juga bisa melaksanakan festival serupa di tanah air dengan menampilkan film film Jiri Menzel," ujarnya.

Begitu menerima cenderamata berupa Wayang Shinta dari Dubes Salim Said, Jiri Menzel mengatakan bahwa dia sangat senang mendapat hadiah tersebut.

"Wayang ini mengingatkan saya kepada boneka mariot yang saya mainkan semasa masih anak-anak," ujarnya.

Jiri Menzel menilai, film Riri Riza mengingatkan dirinya kepada film-film Ceko yang diputar di masa lalu, yakni film yang menggambarkan kehidupan yang sebenarnya dengan menampilkan hal-hal yang menyentuh perasaan penontonnya.

Sementara itu Riri Riza juga menyatakan kekagumannya akan sutradara Ceko yang meraih Academy Award for Best Foreign Language Film untuk film Closely Watched Trains yang berdasarkan novel karya Hrabal.

Film Larks on a String yang dibuat Menzel pada tahun 1969, sempat dilarang oleh pemerintahan Ceko, dan akhirnya diputar tahun 1990, setelah regim komunis jatuh.

Menzel, kelahiran 23 February 1938 di Praha, juga dinominasi untuk meraih Academy Award for Best Foreign Language Film tahun 1986 dalam film komedinya My Sweet Little Village.

Usai pemutaran film yang dilanjutkan dengan diskusi itu banyak peserta yang bertanya mengenai proses pembuatan film tersebut dan juga ide cerita serta masalah pendidikan agama yang ada di Indonesia dan biaya pembuatannya.

Riri Riza mengatakan film Laskar Pelangi merupakan film yang dibuat berdasarkan novel, memakan waktu shooting selama 35 hari, dengan biaya dari sponsor dan mereka yang peduli akan pendidikan.

"Saya tidak memperoleh dana dari pemerintah," ujar Riri, menjawab pertanyaan peserta, apakah juga ada dukungan dana dari pemerintah dalam pembuatan film tersebut.

Sementara seorang peserta bertanya mengenai pendidikan agama yang diakui oleh Riri bahwa kehidupan umat Islam di Indonesia tidaklah seperti apa yang selama ini diberitakan oleh dunia Barat.

Dikatakannya pendidikan perguruan seperti Muhammdiyah yang ada dalam filmnya itu sudah ada sejak lama, dan lebih banyak berkecimpung di kalangan masyarakat bawah.

Riri Riza mengatakan bahwa film Laskar Pelanggi yang telah ditonton lebih dari empat setengah juta orang itu berkisah mengenai mimpi dan perjuangan melawan nasib.

Michal Bron, seorang pemuda Ceko yang pernah ke Indonesia mengatakan ia sangat suka dengan film Laskar Pelanggi, dan ingin teman temannya juga bisa menontonnya.

"Di manakah saya dapat memperoleh VCD-nya, karena saya juga ingin ibu saya bisa menyaksikan film tersebut," ujar Michal Born yang fasih berbahasa Indonesia.

Film Laskar Pelangi juga akan diputar di Sekolah Film Zlin, yang setiap tahun menyelenggarakan Festival Film Internasional untuk film cerita anak-anak dan remaja. (U-ZG) ***5***
(T.H-ZG/B/H-KWR/H-KWR) 20-05-2009 22:24:00

Tidak ada komentar: