Jumat, 22 Mei 2009

PENGHARGAAN KING BAUDOUIN

RI RAIH PENGHARGAAN KING BAUDOUIN DARI BELGIA

London, 23/5 (ANTARA) - Kantor Berita Radio 68H (KBR68H) Utan Kayu menerima hadiah King Baudouin International Development Prize 2008-2009 yang diserahkan Baron Piot, Ketua King Baudouin Foundation di Istana Kerajaan Belgia di Brussel.

Penghargaan bergengsi berkaliber internasional dengan hadiah senilai 150 ribu Euro ini, diterima Isaac Santoso, Direktur KBR68H Utan Kayu-Jakarta, demikian PLE Priatna, Koorfungsi Pensosbud/Diplik KBRI Brussel kepada koresponden Antara London, Sabtu.

Pemberian penghargaan kepada KBR68H dilakukan dihadapan Raja Belgia, Albert II yang didampingi Ratu Paola, Pangeran Phillipe beserta Puteri Mathilde, anggota kerajaan lainnya.

Dalam acara itu juga hadir Perdana Menteri Belgia Herman Van Rompuy dan Wakil Perdana Menteri Belgia Didier Reynders, seluruh anggota kabinet PM Van Rompuy dalam prosesi acara yang berlangsung selama satu jam.
Sebelumnya, Raja Albert II dan Ratu Paola, menjadi tuan rumah jamuan makan siang di Istana Kerajaan dalam rangka pemberian King Baudouin International Development Prize kepada KBR68H.

Dubes RI Brussel, Nadjib Riphat Kesoema, menyatakan pemberian penghargaan King Baudouin International Development Prize kepada Indonesia, bukti sekaligus pengakuan dari Pemerintah Belgia maupun masyarakat internasional atas kemajuan demokrasi yang bergulir pasca reformasi.

Selain meningkatnya peran masyarakat madani pasca reformasi dalam membangun iklim demokratis di tanah air.

Sementara itu Ketua KBF Baron Piot, mengatakan KBR 68H, bukan hanya semata kantor berita yang menjadi agen pembangunan, aktivis gerakan pembangunan tapi juga penggerak kekuatan masyarakat madani.
Dikatakannya KBR 68H sekelas dengan badan/individu penerima lainnya seperti Paulo Freire dari Brazil, Grameen Bank dari Bangladesh, Kagiso Trust dari Afrika Selatan, The International Foundation for Science di Swedia dan Fairtrade Labelling Organization di Jerman.

KBR68H menyisihkan 300 kandidat penerima penghargaan dari seluruh dunia ini dianggap sebagai kantor berita independen yang berhasil memberikan kontribusi terhadap berlangsungnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
Selain itu memilki dasar penguatan sendi demokrasi, toleransi, dan partisipasi masyarakat dengan menyediakan dan menyajikan informasi berkualitas melalui jaringan media radio pada berbagai stasiun radio lokal sekaligus mewujudkan etika profesionalisme di dunia media.

Hadiah prestisius tersebut tidak hanya pengakuan dari masyarakat internasional atas upaya yang dilakukan masyarakat pers Indonesia dalam mengembangkan pendidikan politik tapi juga pengakuan media menjadi pilar keempat proses demokratisasi di Indonesia, demikian PLE Priatna.***3***
(U.ZG)
(T.H-ZG/B/S016/S016) 23-05-2009 05:57:52

Tidak ada komentar: