Jumat, 01 Mei 2009

FESTIVAL FILM UDINE

ENAM FILM INDONESIA IKUT FESTIVAL FILM UDINE

London, 2/5 (ANTARA) - Enam film Indonesia terpilih untuk ditayangkan dalam 'Udine Far East Film' (Festival Film Timur Jauh- FFTJ) yang diselenggarakan Centro Espressioni Cinematografiche (CEC) di kota Udine, bagian utara Italia dari tanggal 24 April hingga 2 Mei.

Counsellor KBRI Roma, Siti Nugraha Mauludiah dalam keterangannya kepada koresponden Antara di London, Sabtu mengatakan bahwa keenam film Indonesia tersebut diputar bersama dengan 50 film lainnya yang berasal dari China, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Thailand, Taiwan, dan Singapora.

Dikatakannya selama FFTJ berlangsung untuk yang ke 11 kali ini, tidak kurang dari 50 ribu penonton yang menyaksikan selama festival film tersebut berlangsung. Menurut Siti Nugraha Mauludiah, festival film yang dilaksanakan dengan pendekatan baru dimana film yang ditayangkan berasal dari sembilan tipe cinematografi dengan tema The Cinema of Extreme Orient.
Dikatakannya festival yang disebut sebagai "the world's largest showcase of popular cinema" ini memfokuskan pilihan pada film-film `box-office' di negaranya masing-masing.

Sejumlah kalangan perfilman Eropa menilai FFTJ dianggap sebagai semacam 'launching pad' bagi sejumlah sutradara dan aktor film dari Asia yang menjadi terkenal sesudah filmnya mengikuti Festival ini.

Keikutsertaan keenam film Indonesia mendapat sorotan tersendiri dari media massa setempat yang menilai telah menjadikan festival ini sebagai satu-satunya festival film yang menggunakan label 'Asia' karena benar menampilkan keragaman serta kekayaan film produksi Asia.
Menurut pelaksana Festival ini, keikutsertaan Indonesia untuk kedua kalinya dalam Festival ini pertama tahun 2008, dengan film Quicky Express memiliki keunikan tersendiri.

Dikatakannya dua dari enam film yang dipilih merupakan film horor, yang disebutnya sangat mewakili Indonesia sebagai 'country specializing in horror movies'.

Selain itu juga digarisbawahi bahwa sutradara perempuan dinilai cukup menonjol di kancah perfilman Indonesia. Untuk itulah tiga dari film yang terpilih untuk ditayangkan dalam festival ini disutradari oleh wanita, yaitu Nia Dinata, Upi Avianto dan Mouly Surya.


Laskar pelangi

Keenam film tersebut adalah 'Perempuan Punya Cerita' karya bersama Nia Dinata Upi, Lasja F. Susatyo, Fatimah T. Rony, film 'Laskar Pelangi' karya Riri Riza, film 'Radit & Jani' karya Upi dan film 'Takut: Faces of Fear' karya bersama Rako Prijanto, Riri Riza, Ray Nayoan, Robby Ertanto, Raditya Sidharta.

Film Indonesia lainnya yang diputar selama festival film itu adalah "The Mo Brothers" karya Kimo Stamboel & Timothy Tjahjanto dan 'The forbidden Door' karya Joko Anwar, serta film 'Fiksi' karya Mouly Surya.

Menurut Siti Nugraha Mauludiah, sepuluh insan perfilman Indonesia juga hadir dan menjadi 'host' pada saat penayangan, masing-masing mewakili enam film yang berpartisipasi.

Mereka terdiri dari sutradara Joko Anwar, Upi Avianto dan Mouly Surya, produser Achmad Zawawi, Mimin Aminah Zawawi, Rama Wirasmo, dan Sapto Soetarjo, produser musik Kharis Khaseli dan aktor dan aktris yaitu Fachry Akbar dan Marsha Timothy. (U-ZG)


(T.H-ZG/B/J006/B/J006) 02-05-2009 01:08:28

Tidak ada komentar: